CHAPTER 20

21 11 34
                                    

Track

"Terwujud."
_________________________

"Aku lebih menyukaimu."

][

》Bjorkya; Chapter 20《

Seorang pria berjalan gontai menuju ruang kelasnya. Berjalan dengan kepala menunduk, dan tak lupa tangan kanan yang mengepal erat. Bukan amarah, hanya rasa kecewa akan kebodohannya yang membuatnya seperti itu.

Bukan tentang orang lain, akan tetapi dirnya sendiri. Lebih mudah menyelesaikan masalah orang lain daripada menyelesaikan masalah pada dirinya sendiri.

"Apa gadis itu benar-benar tidak tau malu? Berani-beraninya dia masih bisa menunjukan wajahnya di depanku setelah apa yang dia lakukan." Tak terima dengan apa yang dilakukan Elitha, Rayhan terus saja memikirkannya sampai sekarang.

"Rayhan!" Seseorang berteriak memanggil namanya, membuat Rayhan menoleh. Dia nampak menyipitkan matanya untuk melihat sosok yang memanggilnya lebih jelas.

Setelah mampu melihatnya, raut wajah Rayhan berubah datar. Rasa muak dan marah masih saja ada dalam hati dan pikirannya.

Dia hendak pergi, mengabaikan sosok itu. Akan tetapi, orans itu terlebih dahulu menghalangi jalannya.

"Tunggu dulu."

Rayhan membuang muka, menatap ke arah lain agar tidak bertatapan langsung dengan seseorang di depannya.

"Aku ingin bicara denganmu sebentar saja." Tanpa menjawab, Rayhan melangkahkan kakinya. Akan tetapi, lagi-lagi orang itu menghalanginya. Membuat dirinya dengan terpaksa menatapnya.

"Apa?" Orang itu tersenyum karena Rayhan mau mendengarkannya.

"Jangan di sini." Dia menyentuh pergelangan Rayhan guna mengandengnya ke tempat yang dia inginkan. Namun Rayhan menepisnya kasar.

Sadar jika perlakuannya ditolak, orang itu menunjukan jalan dengan tanganya menyuruh Rayhan untuk berjalan lebih dahulu.

》Bjorkya《

Di sinilah mereka berdua. Sebuah taman belakang kampus yang sepi. Hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang di sana.

"Katakan. Jangan membuang waktuku."

"Ini masalah masa lalu kita. Maafkan aku." Rayhan menatap sekilas dan kemudian terkekeh. "Maaf? Semudah itu? Lalu kenapa kamu meminta maaf padaku? Kenapa tidak dengan Grizell?"

Orang itu mengigit bibir bawahya. Rasa gugup menghampirinya karena kalimat sarkas yang dilontarkan Rayhan.

"Dia sudah tiada Rayhan. Setiap hari aku menyesalinya. Aku tau aku salah. Aku bersalah padamu, Grizell, dan semuanya. Bahkan pada diriku sendiri."

"Kamu memang bersalah, Elitha."

"Aku tau. Maafkan aku."

Rayhan membenarkan ranselnya, pergi meninggalkan Elitha.

"Rayhan. Aku masih mencintaimu." Ucapan yang Elitha katakan membuat Rayhan menghentikan langkahnya.

"Cinta?"

Elitha mengangguk. Menatap Rayhan dengan kerlingan mata yang begitu tulus.

"Tapi aku tidak pernah mencintaimu."

Bjorkya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang