CHAPTER 8

41 25 13
                                    

Sebelumnya aku mau ngucapin 'Minal aidzin wal faidzin' besok udah mau lebaran, author minta maaf jika ada kesalah yang tidak disengaja ataupun yang di sengaja:))

Happy to reading

______________________

Track

"A weakness"
____________________________

"Tuhan, apakah aku lemah?"

》Bjorkya; Chapter 8《

Kata-kata itu terdengar lagi, kata-kata yang tersusun menjadi sebuah kalimat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kata-kata itu terdengar lagi, kata-kata yang tersusun menjadi sebuah kalimat. Hanya kalimat biasa bagi orang lainmemang, namun sangat berarti bagiku. Menyakitkan.

Tidak sengaja ataupun sengaja mereka mengatakannya, itu tetap saja membuat hatiku terasa ngilu. Aku memang tidak bisa menerima kekuranganku, karena aku benci menjadi seseorang yang kekurangan, namun aku berusaha menutupi itu. Setidaknya walaupun aku sedih, orang-orang di sekitarku tidak. Terutama ibuku.

Aku membenci diriku yang lemah seperti ini. Hanya karena sebuah kalimat, pertahanan yang lama kubangun kembali runtuh.

Bjorkya memang lemah kan? Kenapa harus ditutup-tutupi?

Aku membenci diriku, kenapa aku harus ada? Kenapa aku tidak mati saja saat dilahirkan? Kenapa aku tidak bisa melihat?

"Aku membenci diriku, arghh!" Aku meluruh kelantai, aku memeluk kedua lututku. Setidaknya itu yang bisa kulakukan. Menyemangati diriku sendiri, walaupun ku tahu itu tidak ada gunannya bagiku.

Harapan yang dulu pernah ku inginkan, semuanya lenyap. Kegelapan ini membuatku mati. Aku memang hidup tapi sebenarnya aku sudah lenyap bersama cahaya yang bahkan tidak ingin menampakan sinarnya sejak aku dilahirkan hingga sekarang.

Cahaya boleh ku minta satu permintaan saja? Jika boleh, tampakan sinarmu sebentar saja walau hanya satu detik, setidaknya hidupku tidak segelap ini.

"Tuhan, aku tidak lemah kan? setelah menjalani hidupku yang gelap ini aku bahkan masih bisa bertahan hidup. Aku sangat kuat kan? Sangat." Aku menangis. Meratapi kehidupanku yang sangat gelap ini.

"Kya?" Ada seseorang yang datang. Dan aku yakin itu adalah ibuku. Siapa lagi? Bahkan ayahku tidak akan mendatangiku. Ayahku membenciku sama seperti aku membenci diriku.

"... kamu kenapa nak?" Ibu menyentuh tanganku. Hangat. Kehangatan seperti ini hanya kudapatkan dari ibuku, bukan yang lain.

"Aku begitu menyedihkan kan bu? Sudah buta, bodoh, tidak berguna, selalu membuat ibu sedih, bahkan ayah tidak menginginkanku."

"Apa yang kamu katakan, kamu putri ibu. Ayah juga tidak membencimu Kya." Ibuku menghapus air mataku. Aku tidak suka seperti ini, aku lemah sekali menanggis di depan ibu.

Bjorkya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang