CHAPTER 7

62 25 39
                                    

Track

"Lihatlah."

_______________________

》Bjorkya; Chapter 7《

》Bjorkya; Chapter 7《

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini adalah hari kedua Kya mengajar Gladis. Hari ini adalah Hari Senin, bukan Hari Minggu. Karena Hari Minggu Kya libur.

Hari ini juga Ray mengatakan akan menjemputnya. Ray mengatakan akan datang pukul lima sore, tapi ini bahkan sudah pukul enam, dan dia belum juga datang. Kya merasa khawatir pada Ray.

"Apa dia sedang dalam masalah?" Dia merasa jika Ray sedang dalam masalah, tapi segera ia tepis perasaannya dan mencoba berpikiran positif.

][

Suasana di kampus mulai ramai, berbeda dari beberapa jam tadi, karena sudah banyak mahasiswa dan mahasiswi yang mulai berdatangan untuk kelas malam.

Ray sedikit terlambat pulang karena dia ada sedikit kendala saat bertemu dengan dosen pembimbingnya. Ray bergegas keluar kampus, ia menuruni tangga dengan sedikit tergesa-gesa karena dia sadar jika dia sudah terlambat. Terlambat menjemput Kya.

Namun saat di tengah jalan, ada seseorang yang berteriak cukup kencang dari arah belakang.

"Eh tengil!!" Ray menoleh ke kanan, ke kiri, bahkan ia sampai memutar badanya untuk mencari siapa yang dipanggil dengan sebutan 'tengil'.

"Lo budek ya?" Ada seseorang pria yang berjalan ke arah Ray, dan disusul tiga orang pria lainnya di belakang orang itu.

Ray merasa dirinya lah yang dipanggil tengil, pasalnya di sana hanya ada dirinya, dua orang mahasiwi dan seorang pak bon kampus yang sedang mengepel lantai.

"Ya, lo tengil!" Tengil? Ray tengil? Yang benar saja.

"Bukannya lo yang namanya Rayhan Vano Darmahendra, anak dari Fakultas Teknik sipil, juga anak pertama dari pengusaha modelling terkenal Johan Darmahendra?"

"Iya itu aku, memangnya kenapa?" Ray muak dengan orang yang membuang waktunya dengan percuma.

"Lo tu ya, jangan sok kalo jadi junior, wajah juga nggak seberapa berani-beraninya ngegodain cewek-cewek di kampus ini," ucap salah satu seniornya, Ray pernah melihat orang itu, rasanya tidak asing. Ray hampir mengingatnya.

Yak, Ray menginggatnya, dia Bayu Anggara, kakak senior yang memimpin ospek nya waktu itu. Ray masih tidak berniat membalas dia hendak berlalu namun Bayu menarik ranselnya membuat Ray sedikit terhuyung ke belakang.

Bjorkya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang