CHAPTER 17

12 7 11
                                    

Track

"Jealous?"
_________________________

"Bukankah jika seseorang merasakan cemburu itu tandanya dia mencintaimu? Tapi bagaimana dengan obsesi, obsesi juga merasakan cemburu bukan?!"


》Bjorkya; Chapter 17《

"Aku mencintainya atau tidak ya?" Rayhan berbicara dengan dirinya sendiri di depan cermin. Ia berjalan mondar-mandir hanya untuk memahami perasaannya sendiri.

"Cinta atau tidak? Atau aku hanya kagum saja?"

"Ah, hanya kagum saja mungkin." Rayhan bertanya dan menjawab pertanyaannya sendiri.

"Tidak. Kakak mencintainya." Rayhan terlonjak. Gladis muncul secara tiba-tiba di ambang pintu. Rayhan memang pelupa dalam mengunci pintu.

"Kamu mengagetkanku. Bisakan untuk mengetuk pintu dulu? Jika seperti itukan kamu seperti jailangkung yang datang tak diundang." Gladis memutar matanyanya malas. Ia mendekat ke arah kakaknya.

"Kakaku jatuh cinta. Aku bahagia!"

Rayhan tersipu. Pipinya merona saat Gladis mengatak kalimat itu. "Sok tau kamu, aku tidak mencintai siapapun!" Ia mengendalikan ekspresinya agar tidak tersenyum.

"Ah, jangan berbohong. Lihatlah hidungmu melebar, Kak." Rayhan spontan memegang hidungnya. "Apa hubungannya?"

"Dasar bod... hehe maaf." Gladis hampir saja kelepasan mengumpati kakaknya. "Ada hubungannya. Kan kalau pinokio, hidungnya akan memanjang jika berbohong. Tapi khusus untuk Kakak, hidungnya melebar saja." Gladis menyengir.

"Enak saja."

"Ajaklah Kak Bjorkya berkencan lagi. Jangan ajak dia ke taman atau hanya makan siang. Monoton sekali."

"Lalu aku harus apa?"

"Dasar Kakakku ini! Kenapa lemot dan bodoh sekali hah?" Gladis kelepasan membuat Rayhan melotot. "Apa?! Lemot dan bodoh?" Gladis menggeleng.

"Tidak-tidak. Aku kelepasan." Gladis mengankat jari telunjuk dan tengahnya membentuk huruf V tanda damai.

Rayhan mendecih, "bagaimana jika ke taman bermain?" Gladis menatap Rayhan. "Bukan ide yang buruk, Kak."

"Tapi diakan tidak bisa melihat."

"Karena itulah kakak harus mengajaknya ke taman bermain. Biarkan dia bermain sesukanya. Ajak dia melupakan kekurangannya." Rayhan mengangguk-nganggukan kepalanya.

"Apa dia akan menyukai itu?" Gladis duduk di tepi ranjang Rayhan. "Suka itu relatif kan, tapi kurasa Kak Kya akan menyukainya begitupun denganmu."

][

"Apa aku sunguh akan mengajaknya berkencan sementara aku belum mengetahui perasaanku padanya?" Rayhan berbicara pada dirnya sendiri di dalam kamar mandi. Menatap pantulan cermin seraya menggosok giginya.

"Apa salahnya memastikan dengan mengajaknya berkencankan?" Ucapnya seraya membersihkan mulutnya. Dia mengelap sisa air yang ada di wajahnya. Kemudian bergegas keluar memilih pakaian yang akan ia kenakan.

Bjorkya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang