CHAPTER 21

27 12 33
                                    

Track

"Jawaban."
__________________

"Akan aku cari tahu jawabanya."

][

》Bjorkya; Chapter 21《

"Memalukan sekali. Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu lancang sekali, Rayhan? " Dia adalah Rayhan, yang beberapa jam lalu mengambil ciuman pertama seorang gadis yang tak tau apapun. Dia merutuki kebodohan dan kelancangannya melalukan itu. Ia tak tau bagaimana bisa dia berbuat seberani itu. Bahkan Bjorkya tak memberikan jawaban apapun atas pernyataannya sebelum kejadian itu terjadi.

"Bagaimana jika dia jijik padaku? Bagaimana jika dia menjauhiku? Bagaimana jika dia marah padaku? Dasar bodoh. Bodoh. Bodoh."

"Siapa yang bodoh?" Seseorang datang, muncul di ambang pintu seraya tersenyum simpul melihat tingkah Rayhan. Melipat kedua tangannya di depan dada, seraya mengedipkan mata kirinya sesekali.

"Siapa yang kamu maksud dengan 'dia'?" Orang itu mendekat ke arah Rayhan. Membuat Rayhan tersipu malu. Pipinya memerah bersama dengan telinganya.

"Sejak kapan kamu pulang?" Rayhan mengalihkan pembicaraan. Menghindari wajahnya yang akan semakin memerah jika tetap membahas hal itu.

"Apa seorang ibu tidak boleh menemui anaknya?" Dia adalah Ibu Rayhan. Anastasia Darmahendra. Dia baru saja kembali setelah 2 bulan tidak bertemu dengan Rayhan dan Gladis. Dia pergi bekerja di Prancis bersama suaminya yang tak lain adalah Ayah Rayhan.

"Ibu!" ucapnya dengan sedikit terkekeh. "Aku merindukanmu, Ibu." Rayhan menghampiri Ibunya. Memeluknya sebentar.

"Kamu belum menjawab pertanyaan Ibu, Rayhan." Rayhan menyipitkan matanya. "Apa?" Ibunya justru tersenyum. "Siapa yang kamu maksud dengan 'dia' itu?" Rayhan tersipu malu. Ibunya masih saja membahas tentang 'dia'.

"Ah, bukan siapa-siapa. Tidak usah dipikirkan." Rayhan menyengir kuda. Kemudian berbalik memunggungi ibunya. Menghindari bertatapan muka dengannya.

"Ibu tidak akan memaksamu berbicara. Nanti ibu juga akan tau sendiri. Atau mungkin ibu akan bertanya pada adikmu yang sepertinya sudah tahu." Rayhan berbalik. Menatap ibunya dengan mata membelalak. "Tidak."

Ibunya menaikan sebelah alisnya. Menatap heran seraya tersenyum melihat tingkah putranya.

"Apanya yang tidak?"

"Ibu, jangan meggodaku." Anastasia menggelengkan kepalanya, "ibu tidak sedang menggodamu, Rayhan."

"Sudah-sudah. Aku ingin bertemu seseorang."

"Kau ini!"

》Bjorkya《

Seorang gadis duduk di tepi ranjangnya seraya memegang bibirnya. Dia nampak gelisah. Tangan kanan yang ia gunakan untuk menyentuh bibirnya, dan tangan kiri yang ia gunakan untuk meremat dress yang ia kenakan.

"Kenapa kau diam saja, Bjorkya. Itu ciuman pertamamu!" Dia menghentikan kegiatan menyentuh bibirnya. Berganti dengan mengigit-gigit kecil kukunya.

Gadis itu merutuki kebodohannya yang diam saja saat seorang pria mengambil ciuman pertamanya tanpa permisi. Bagaimana jika Rayhan menganggapnya gadis murahan? Oh Tuhan, dia bukan gadis seperti itu!

Bjorkya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang