***
Namaku Irina Arnovea Angelica Arventa, biasa dipanggil irina. Umurku 17 tahun, dan aku sangat membenci darah semenjak aku tahu kedua orang tuaku dan adikku meninggal secara kejam. Ya kejam, mereka meninggal karena sudah direncanakan oleh seseorang yang membenci keluargaku. Aku tidak ingat siapa pelakunya tetapi kata polisi penyebab kecelakaanku sampai menyebabkan aku hilang ingatan itu adalah ulah sipembunuh keluargaku. Karena hal itu menyebabkanku membenci hal hal yang berbau dengan pembunuhan dan hal hal yg bersangkutan dengan itu.
Yah mungkin aku belum mengingat semuanya tapi aku akan berusaha mengingat asal usulku karena aku ingin orang yang membunuh keluargaku itu bertanggung jawab atas perbuatannya.
***
Pagi cerah berlalu kali ini adalah hari kelulusan kekasihku yaitu adrian. Jadi aku sudah bersiap siap diri sejak pagi agar tampil sempurna untuk adrian.
To : Irina
From : AdrianHey aku sudah didepan rumahmu
Aku langsung keluar rumah untuk menemui adrian dan tidak lupa aku mengunci pintu rumahku.
"Hei sudah siap?" tanya adrian.
"Ya ayo berangkat" kataku sambil naik kemobilnya.
"Telah ditemukan mayat seorang pelajar laki laki yang meninggal secara mengenaskan"
"Organ tubuhnya hancur dan dibagian jantungnya terdapat bekas gigitan"
"Seram sekali hal itu" ucapku sambil mematikan radio mobil adrian.
"Pasti sipembunuh benci sekali dengan korban oleh karena itu pembunuhannya kejam" kata adrian.
"Darimana kau tahu itu? Kau menebaknya lagi? " kataku yang heran, pasalnya setiap ada berita pembunuhan pasti adrian pasti menyimpulkan bahwa sipembunuh ini lah itu lah seolah olah dia tau alasan pembunuh membunuh korban.
"Ya aku menebaknya lagi" kata adrian sambil tersenyum menampakan gigi putih dan rapinya.
"Tebakanmu masuk akal tapi tetap saja itu seram sekali aku benar benar benci dengan hal hal yang berbau pembunuhan" ucapku yang tiba tuba membuat adrian terkejut sesaat.
"Ah sudahlah tidak usah dipikirkan lagi pula aku akan melindungimu setiap saat" ucap adrian yang menenangkanku.
"Ya" kataku.
Tanpa kusadari kami pun sudah sampai, aku dan adrian langsung masuk kedalan sekolah yang begitu ramainya. Dan jujur saja sih aku kurang suka dengan suasana yang ramai dan suara bising karena itu cukup mengganggu.
"Ramai sekali" ucapku yang mulai tidak nyaman.
"Tenang ini tidak akan membahayakanmu" ucap adrian sambil tersenyum.
"Tapi aku tidak nyaman" kataku.
"Nanti kita cari tempat yang tidak terlalu ramai ya" kata adrian.
"Baiklah" kataku.
Aku dan adrian pergi mencari temoat yang menurutku lebih baik daripada tempat sebelumnya. Karena sekarang aku berada ditaman sekolah, tempat yang biasa kugunakan untuk refreshing otakku.
"Jika aku lulus dari sekolah ini apa kamu mau berjanji agar tetap aman?" kata adrian, ya mungkin tanpa dia aku sudah meninggal karena pembullyan disekolah ini.
"Aku janji" ucapku.
"Nah bagus" ucap adrian sambil mengusap kepalaku dengan lembut.
"Aku ingin ketoilet sebentar"
"Jika aku tinggal sebentat gapapa kan" ucap adrian."Ya gapapa" kataku.
Adrian pun langsung pergi meninggalkan ku, sementara aku sedang duduk diayunan yang menurutku cukup nyaman untuk bersantai.
Brakk........
"Ahh" seseorang mendorongku hingga jatuh dari ayunan dan itu menyembabkan tangan kiriku luka.
"Rasakan itu" ucap seorang gadis yang mendorongku.
"Apa maumu?" tanyaku sambil berdiri.
"Mauku adalah kau menjauhi adrian" ucap gadis itu.
"Tapi aku dan adrian kan--" ucapanku terpotong olehnya.
"Tapi karena adanya dirimu hubunganku dan adrian hancur, karena adanya dirimu adrian menjadi cuek padaku, dia meninggalkanku hanya untuk perempuan murahan sepertimu. Apa salahku padamu sampai kau harus merebut adrian dariku? APA SALAHKU? HIKS HIKS aku sangat mencintainya bahkan lebih dari kau mencintai adrian TAPI KAU MALAH MEREBUTNYA DASAR PEREMPUAN MURAHAN hiks hiks" ucap gadis itu sambil menangis.
Aku hanya diam tidak mebgerti apa yang ia katakan. Merebut? Apa aku merebut adrian darinya? Padahal saat kukenal adrian yang jelas jelas ku tau adalah adrian pernah dekat dengan monic. Ya monic kakak kelas yang pernah menindasku. Banyak yang bilang mereka monic beserta teman temannya meninggal dengan tragis karena dibunuh. Begitupun dengan sepupuku reine yang meninggal karena hal yang cukup aneh kata adrian. Ya semua yang kutahu dari orang tuaku yang meninggal serta orang orang disekolah ini aku tahh dari adrian karena aku belum ingat semuanya.
"Kau tau betapa hancurnya diriku saat adrian memilihmu, MEMILIH JALANG SEPERTIMU hiks hiks" sambungnya.
"Aku ingin kau merasakan kan sakit yang kurasakan juga irina" kata gadis itu sambil mengeluarkan cutter dari kantong roknya.
"I... Itu berbahaya" ucapku yang terkejut.
"Hal ini akan setara dengan sakit yang kurasakan saat kau merebut adrian dariku irina" ucapnya sambil mengarahkan pisau itu kearahku dengan wajah yang penuh dendam.
"Ti... Tidakkk" ucapku sambil memejamkan mataku.
"Hei hentikan"
To be continued
Hei Chapter 1 udah selesai😙 mikirnya ini harus dalem dalem biar terlalu garing:' nii chan juga sengaja judulnya nii chan jadiin nomor aja karena kalo kaya season 1 itu susah gaes:') harus mikir inti pokok dari Chapter itu. Pokoknya susah deh, ini jga nii chan kalo buat sampul per chapter juga jarang jarang tiap nii chan punya foto anime yang bagus doang:D kalo gada yang bagus yaudah nii chan ga pakein gambar wkawka😂
Udah ya, nii chan tjintah kalian semua readers😘
Love to readers💙
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Psychopath 2 : Am I Psychopath? [Complete]
Mystery / Thriller°°° "Kenapa harus aku" "Yang memiliki takdir seperti ini?" "Ada banyak orang diluar sana" "Tapi kenapa aku?" "I hate all" °°° Sequel dari I Am Psychopath - Am I Psychopath ? - Baca dulu kawand smpe akhir:)