12;Psychopath

1.3K 85 1
                                    

"Aku? Aku dikurung!" ucapku saat bangun dari pingsan.

"Ah sial! Reine! Reine! Jawab aku hei!" ucapku sambil memanggil reine.

"Shit! Mereka telah mengambil micku" ucapku.

"Bagaimana caranya untuk keluar dari tempat ini? Bahkan jendela saja tidak punya, lubang udara itu? Besar sih tapi itu sangat tinggi dan ada palang palang besinya" ucapku sambil memperhatikan lubang udara yang ada diatasku.

"Lagi pula tanganku juga diikat dan ahhhh lemas sekali tubuhku ini" ucapku.

"Pasti diruangan ini ada cctv aku tidak boleh asal berbicara aku harus cari ide untuk keluar dari sini" gumanku.

Aku langsung menengok kesetiap sudut ruangan untuk mencari cctv tersebutnya tapi hasilnya nihil. Aku tidak menemuka cctv diruangan ini.

Krieeetttt...........

"Hai irina" sapa gibrel sambil tersenyum licik.

"Cih" decihku.

"Bagaimana keadaanmu? Tambah parah ya? Hahaha" kata gibrel sambil tertawa.

"Kamu masukan obat apa kedalam tubuhku?" ucapku dengan dingin.

"Hanya obat agar tubuhmu senantiasa lemas ahahaha" kata gibrel sambil tertawa lepas.

"Cih licik" ucapku.

"Untuk menang kita terkadang memang harus licik kan haha" kata gibrel.

"Tidak nanya!" ucapku dengan dingin.

"Haha selamat beristirahat selamanya diruangan ini" kata gibrel lalu keliar dari ruangan ini.

"Aku harus mencari cara untuk keluar dari rumah ini" ucapku sambil berpikir.

Sial! Sulit sekali untuk memikirkannya. Aku yakin lasti gibrel telah memberikan obat lain pada diriku.

"Hughhh"
"Kenapa tiba tiba aku mual?" ucapku ketika perutku tiba tiba mual.

"Huekkkkk" aku muntah. Tapi kali ini berbeda. Aku muntah darah. Darah yang sangat segar.

"Huekkk huekkkkk uhukk uhukk apa ini" ucapku.

"Obat apa yang telah gibrel berikan padaku!" kataku dengan geram.

"Aku tidak akan mengampunimu gibrel" ucapku.

Brakk..........

Aku pun jatuh pingsan dan semuanya langsung menjadi gelap.

***

"Hei cepat bangun!"

"Shh akh" rintihku saat kurasakan seluruh tubuhku sakit.

"Irina" panggil gibrel.

"Kamu tahu kan aku itu baik jadi aku tidak bisa menyiksa gadis kecil sepertimu dan aku ingin sekali melepaskanmu" ucap gibrel. Ckk drama lagi.

"Aku hanya minta 1 darimu irina dan jika kamu memberikan hal itu aku akan melepaskanmu sekarang" kata gibrel.

"Lalu?" ucapku sambil menaikkan sebelah alisku.

"Cepat beri tau dimana kamu sembunyikan berkas berkas kepemilikan seluruh hartamu, kamu tidak mau kan tubuh selalu disuntik oleh bahan kimia" ucap gibrel sambil tersenyum.

"Tidak akan pernah kuserahkan padamu" Ucapku.

"Ayolah kamu tidak mau kan tubuhmu penuh dengan zat zat kimia" kata gibrel.

"Aku tidak peduli walaupun tubuhku penuh dengan zat kimia yang berikan sampai kapan pun aku tidak akan pernah menyerahkam berkas itu" kataku.

"Oh ya hmm foto ini adalah foto satu satu nya yang kutemukan dirumahmu, dan pastinya ini adalah keluargamu kan?" ucap gibrel sambil menunjukan foto aku berserta keluargaku.

"Aku yakin kamu pasti tidak punya salinan dari foto ini" kata gibrel sambil tersenyum.

"Dan pasti jika foto ini rusak aku yakin hatimu akan sedikit hancur karena lama kelamaan pasti kamu akan lupa dengan wajah keluargamu itu haha" ucap gibrel sambil tertawa.

"Lalu kamu mau apakan foto itu?" ucapku sambil menatapnya dengan tajam.

"Cepat kamu serahkan berkasnya atau akan kuhancurkan foto ini? Foto irina berserta keluarga tercintanya" ucap gibrel.

"Walaupun kamu psikopat aku yakin pasti kamu pasti sangat menyayangi keluargamu benar kan" kata gibrel.

"Ckk tidak usah memanipulasi pikiranku dengan kata katamu itu" ucapku.

"Ckk dasar bocah keras kepala, ambilkan serumnya!" kata gibrel.

Bodyguardnya langsung mengambilkannya sebuah suntikan yang isi nya entah lah cairan apa itu dan aku yakin pasti dia akan menyiksaku dengan cairan itu.

"Kamu tau tidak ini serum apa irina?" ucap gibrel sambil memegang suntikan yang tadi diberikan oleh bodyguardnya.

"Ini adalah suntikan kejujuran hahaha jadi kamu tidak akan bisa berbohong dan jika kamu berbohong kamu akan merasakan sakit yang luar biasa ditubuhmu itu" ucap gibrel.

"Cih aku tidak akan pernah menyerahkan berkas berkas itu kepadamu" kataku.

"Baiklah biarkan serum ini bekerja" ucap gibrel sambil menyuntikan serumnya.

"AAAARRRGGGHHHHH!!!!!!!!!!!!" tubuhku sakit. Sakit sekali, kalian tidak akan pernah bisa membayangkannya, karena rasa sakit ini lebih sakit dari pada tangan dan kakimu dipotong tanpa obat bius.

"Bagaimana irina? Sakit kan? Makanya cepat serahkan berkas berkas itu" kata gibrel sambil tersenyum.

"Ti... Tidak akan ARRGGGHHHHH......" ini sakit sekali, serum itu benar benar menyiksaku kali ini. Aku harus menghentikan efek samping dari serum ini.

"Masih mau melawan?" ucap gibrel.

"ARGHHHHH sa..... Sakit hnghh" semakin lama tubuh semakin sakit. Apa aku akan berakhir disini? Tubuhku sungguh lemas. Bahkan untuk berpikir bagaimana cara untuk keluar saja aku tidak bisa.

Adrian. Bantu aku. Tolong.












To be continued

Kembali lagi dengan aq author cwantiq nan mwaniz muachhh:* baru aja kmaren aq update dan skarang aq update lagi untuk klean unchhh:* dan ini adalah chapter haram ke 2 yang aq bkin buat klean smuahhhhhh:v

Jadi perjuangan aq diwattpad itu tydack sia sia:v so klean hargai la perjuangan aq:/ vote sadja cerita ini tak ape lah kalo klean gamao komen aq ikhas qo:/

Salam author mwaniz muachhh

I Am Psychopath 2 : Am I Psychopath? [Complete] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang