15;Psychopath

1.3K 102 2
                                    

"Kamu beli barang online?" tanya reine padaku.

"Tidak" ucapku.

"Lalu barang ini ditujukan untukmu" kata reine sambil menunjuk kotak yang cukup besar.

"Wah sudah sampai ternyata" kataku sambil menghampiri kotak itu.

"Apa isinya?" tanya reine.

"Lihat aja sendiri" ucapku sambil membuka kotak itu.

"Astaga! Itu berbahaya irina!" kata reine yang terkejut.

"Ya memang, virus ini sangat mematikan untuk membunuh para bajingan yang ada dirumah gibrel" kataku.

"Tapi tetap saja itu berbahaya bahkan itu bisa membahayakan dirimu sendiri" kata reine.

"Aku sedang malas menyiksa orang jadi aku ingin mereka langsung mati saja" ucapku.

"Walaupun jika dirimu menjadi korbannya?" kata reine.

"Ya begitulah" ucapku sambil memegang suntikan yang berisi virus itu.

"Hm kamu mau mencoba virus ini?" ucapku sambil menyeringai.

"Kamu gila ya?!" kata reine yang tersentak.

"Aku bercanda tidak usah sampai terkejut dong" kataku.

"Sekarang tujuanmu itu apa irina?" tanya reine.

"Membalas atas semua perbuatan gibrel padaku, semuanya" ucapku.

"Adrian?" tanya reine lagi.

"Ckk sudahlah aku ingin istirahat" kataku sambil berjalan ke kasur reine lalu berbaring disana.

Sakit memang ya harus berpura pura seakan akan kita benar benar baik baik saja tanpa ada masalah sedikit pun. Berpura pura tidak mencintai orang yang kita cintai juga sama sakitnya dengan hal itu.

Antara kamu harus memilih keselamatan seseorang yang kamu cintai atau melenyapkan orang yamg kamu benci bahkan sangat kamu benci. Memang pilihan yang sulit bukan. Posisiku saat ini memang menyulitkan. Tidak semua orang bisa bertahan dalam posisiku saat ini.

Apa kamu rela jika selalu ditinggalkan terus? Yang pertama kamu ditinggalkan oleh orang tuamu lalu adikmu dan terakhir orang yang kamu cintai, apa kamu rela jika hal itu terjadi? Tidak kan, ini cukup sulit. Antara aku harus memikirkan kebahagiaanku atau kebencianku.

Aku irina, memang sebenarnya tidak pantas disebut sebagai psikopat. Sebutan itu terlalu tinggi untukku yang masih sangat rendah.

Aku benci menjadi psikopat, tapi terkadang aku merasa senang saat menyiksa orang lain tanpa harus memperdulikan apa yang ia rasakan. Bisa dibilang dengan egois, ya egois. Aku memang terkadang egois bahkan sangat egois.

Egois memang tidak membawakanku keuntungan tapi setidaknya aku bisa bahagia tanpa harus memperdulikan sekitarku, aku tidak perduli mau mereka suka atau tidak suka padaku. Lagi pula aku hidup bukan untuk membuat mereka senang atau suka padaku.

Kalo soal peduli? Maaf aku tidak minat, terakhir aku perduli pada seseorang itu waktu aku kecil dan saat aku lupa ingatan. Aku benci dengan kata kata peduli.

***

"Irina bagaimana dengan rencanamu?" kata reine.

"Sejauh ini mungkin baik baik saja" ucapku.

"Baik baik saja? Apa yang kau maksud?" tanya reine.

"Maaf ya rein" ucapku sambil menatap ke atas.

"Maaf untuk?" kata reine sambik menggangkat sebelah alisnya.

"Aku akan mundur menjadi psikopat" ucapku.

"Silahkan" kata reine.

"Tapi aku akan mundur juga menjadi irina" ucapku.

"Apa maksudnya?" kata reine bingung.

"Jika aku berhasil menghancurkan gibrel dan menyelamatkan adrian--" kataku.

"Ya itu bagus kan" sela reine.

"Tolong jaga adrian, dan jika aku gagal maaf" kataku.

"Hah? Apa sih?" kata reine yang semakin bingung dengan perkataanku.

"Aku harus mengorbankan diriku jika misiku kali ini gagal, serum itu juga bisa melenyapkanku dalam waktu singkat walaupun aku hanya terkena tetesannya" ucapku.

"Tidak! Apa apaan ini?! Irina yang kukenal bukan seperti ini! Dia tidak pernah menyerah! Tak pernah menyesal atas semua perbuatannya dan apa pun itu! Dia tak mudah giyah dan pantang mundur! Kemana kau yang dulu? Mana irina yang kejam, mana the devil of psychopath  yang hampir membunuhku? Mana?!" kata reine sambil memegang bahuku.

"Lenyap" ucapku sambil menyeringai.

"Ckk sadarlah irina" ucap reine.

"Jika aku mati aku minta kamu untuk menjaga barang barang berhargaku dan jangan sampai disentuh oleh orang lain" ucapku.

Plakkk

"Apa sih?! Jangan berbicara yang macam macam!!" tegas reine.

"Ckk kau tidak akan mengerti" ucapku sambil memegang pipi ku yang merah akibat ditampar oleh reine.

"Jangan suka berpikir egois rina" ucap reine.

Egois apanya? Aku hanya ingin yang terbaik untuk adrian, walaupun dia tidak mengingatku sekarang tapi apa salahnya?

"Cinta itu memang dapat mengubah kan segala hal.
Termasuk pola pikirmu"

- Irina Ar

To be continued

Hae gaesss
Apa kabar klean???
Mana ni suara nyaaa?? Mana vote nya gaes?? Pdhl ini dh mau tamat lhooooo

Bnrn dh

































Bnrn boong mwehehehe

My brain buntu gaes
Jadi di chapter ini aq ngetiknya 600 word hehehe, bajing.

Readers : sia sia gue nunggu lama tau tau nya pas update cuma 600 word. Musnah ae lu nyed.

Ohh tidak saia di gaz:( klean tau kan saia ini org sibux pake x. Jdi saia tida bisa main hp lama lama.
Jadi maap keun ya. Maybe chapter selanjutnya saia perbanyak wordnya woke woke.

Buabayyy

I Am Psychopath 2 : Am I Psychopath? [Complete] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang