Sakura menguap bosan melihat gumpalan awan lewat kaca jendela pesawat. Perjalanan dari Jepang ke Amerika akan memakan waktu yang lama. Sakura bosan apalagi tak ada Ken disisinya. Biasanya Ken paling bisa menghiburnya dengan kepolosan dan tingkah mengemaskannya tapi Ken tengah bersama Mikoto dan Fugaku saat ini. Mikoto selalu senang memonopoli Ken.
Sakura melirik Sasuke, dia nampak tenang membaca lembaran kertas yang dipegangnya entah apa itu, Sakura tak peduli. Melihat lembaran kertas jauh lebih membosankan. Sakura ingin memainkan ponselnya untuk menghilangkan kejenuhan tapi Sakura ingat larangan untuk tidak bermain ponsel didalam pesawat.
"Apa kau bosan Sakura?" Tanya Sasuke membuat Sakura menatapnya.
"Sangat bosan" Ucap Sakura sambil menghebuskan nafasnya kasar.
"Tidurlah perjalanannya akan lama, nanti kubangunkan saat kita sudah sampai" Ucap Sasuke sambil menarik kepala Sakura hingga kini Sakura sudah bersandar pada bahu Sasuke. Sakura memejamkan matanya, bahu Sasuke benar-benar terasa sangat nyaman.
Beberapa jam kemudian akhirnya mereka sampai di Amerika dan dijemput oleh seseorang bernama Maduke. Mereka pun menaiki mobil yang telah disiapkan Maduke hingga akhirnya tiba disebuah rumah yang cukup megah dengan lambang klan Uchiha membuat Sakura menyakini bahwa rumah ini milik keluarga Uchiha.
Ketika sampai pintu terbuka para pelayan berjejer rapih membungkukan badan mereka hormat. Rumah ini benar-benar mewah, jauh lebih mewah dari rumah Sakura ataupun Sasuke. Mereka masuk lalu bertemu seorang pria berambut panjang yang sudah mulai keriput namun tak memudarkan ketampanannya.
"Senang mendapatkan kunjungan" Ucapnya ramah dibalas senyuman oleh semua orang.
"Hn bagaimana kabarmu ayah?" Tanya Fugaku membuat Sakura menyadari satu hal, pria dihadapannya itu adalah kakek Sasuke.
"Baik jadi apakah ini calon cucuku?" Tanya Madara sambil menatap Sakura dengan pandangan menilai membuat Sakura gugup.
"Yap, yang terbaik diantara yang terbaik" Ucap Mikoto antusias.
"Sejujurnya aku lebih suka jika ia menjadi istriku saja" Ucap Madara membuat Sasuke dan Fugaku memutar bola matanya sementara Mikoto melotot.
"Candaanmu semakin garing kakek" Ucap Sasuke membuat Madara tertawa.
"Apakah ada yang lucu?" Tanya Ken yang berada dibelakang Sasuke membuat Madara tak bisa melihatnya.
"Wah kau Ken bukan?" Tanya Madara menatap Ken membuat Ken memiringkan kepalanya.
"Papa siapa kakek berkeriput banyak ini?" Pertanyaan polos yang diajukan Ken untuk Sasuke berhasil menimbulkan perempatan siku dikening Madara namun berhasil membuat semua orang tertawa.
"Ck kau tak sopan anak kecil" Ucap Madara memajukan bibirnya merajuk.
"Ken dia kakek buyutmu" Ucap Sasuke membuat Ken menatap Madara.
"Kemarilah bocah" Ucap Madara hingga Ken menghampirinya tanpa rasa takut.
"Ada apa kakek berkeriput?" Tanya Ken dengan polosnya membuat Mikoto dan Sakura berusaha menahan tawa mereka.
"Oke berhenti memanggilku seperti itu. Panggil aku kakek besar. Bagaimana?" Tawar Madara. Ken menoleh kebelakang menatap kearah Sasuke.
"Apa aku harus memanggilnya seperti itu pa?" Tanya Ken meminta pendapat Sasuke.
"Papa pikir Ken harus menurutinya karena kakek itu suka menangis ketika kemauanya tidak dituruti" Jawab Sasuke sambil menatap Madara dengan tatapan mengejek membuat Madara mendengus kesal.
"Baiklah Kakek Besar, jangan menangis" Ucap Ken membuat Madara memutar bola matanya ketika Ken benar-benar mendengarkan perkataan Sasuke.
"Jadi bisakah kami istirahat sekarang ayah? Kami sangat lelah" Ucap Fugaku yang sendari tadi sudah sangat ingin untuk istirahat.
"Baiklah, pelayan ku akan mengantar kalian kekamar" Ucap Madara dibalas anggukan oleh semuannya.
.
.
.
Sarapan hari ini terasa sangat menyenangkan karena celotehan Ken. Madara nampak menyukai Ken karena menurut Madara ucapan tajam dan polos dari mulut Ken sangat mirip dengan Sasuke ketika masih kecil.
"Jadi kalian mau langsung kerumah sakit?" Tanya Madara dibalas anggukan oleh Fugaku.
"Em... Siapa yang sakit?" Tanya Ken yang memang tak tahu apa tujuannya kemari.
"Ah Bibi mu sakit Ken" Ucap Sakura membuat Ken berteriak dengan lucunya.
"Bibi Akane sakit? Apa karena Ken memukulnya dengan pedang?" Tanya Ken yang memang kemarin sempat tak sengaja memukul Akane dengan pedangnya saat hendak memukul Sai. membuat Sasuke dan Sakura tertawa.
"Apa kami lewatkan sebuah kisah lucu?" Tanya Mikoto yang tak mengerti dengan ucapan Ken membuat Sakura berinisiatif bercerita hingga membuat ketiga orang Uchiha dewasa itu tertawa.
"Ughh... Kalian mengabaikan Ken" Ucap Ken kesal sambil mengembungkan pipinya.
"Aa Ken, bukan Bibi Akane yang sakit tapi emm... Bibi Izumi yang sakit" Ucap Sakura membuat Ken memiringkan kepalanya.
"Bibi Izumi?" Tanya Ken penuh tanya hingga ia terlihat sangat mengemaskan.
"Hn nanti juga tahu" Ucap Sasuke sambil mengelus surai Ken.
Setelah selesai sarapan mereka pun berangkat dengan membawa 2 mobil. Fugaku, Mikoto, Ken, Madara dan Maduke satu mobil sedangkan mobil satunya lagi berisi Sasuke dan Sakura. Sakura memperhatikan Sasuke yang sedang menyetir mobil.
"Kenapa melihatku seperti itu?" Tanya Sasuke membuat Sakura bersemu merah karena ketahuan melihat Sasuke.
"Aa t-tidak" Ucap Sakura mengelak sambil mengelengkan kepalanya.
"Sakura.." Panggil Sasuke sambil melirik Sakura membuat Sakura menaikan alisnya.
"Ya Sasuke? Ada apa?" Tanya Sakura menatap Sasuke yang sepertinya ingin bicara serius.
"Apa kau ingat saat kau tengelam dan terbayang tentang orang tuamu?" Tanya Sasuke ragu-ragu.
Sejujurnya Sasuke bingung untuk memberi tahu masalah orang tua Sakura yang masih hidup karena mau bagaimanapun orang tua Sakura sudah banyak melukai Sakura tapi Sasuke pikir Sakura juga harus tahu tentang orang tuanya.
"Emm... Ya ada apa Sasuke?" Tanya Sakura penasaran membuat Sasuke mendesah pelan.
"Hari itu aku menyuruh Kakasih itu menyelidiki tentang pesawat orang tuamu" Ucap Sasuke menjeda sambil menarik nafas dalam-dalam.
"Pesawat orang tuamu jatuh dilaut itu, laut tempat kita syuting. Mungkin karena batin mu dan orang tuamu terhubung makanya kau teringat tentang itu" Lanjut Sasuke melirik Sakura yang terdiam.
"Aku tak mengerti, apa yang coba kau sampaikan Sasuke?" Tanya Sakura membuat Sasuke gelisah antara ingin menceritakan atau tidak.
Melihat reaksi Sasuke yang terlihat gelisah membuat Sakura semakin penasaran dan bertanya-tanya apa yang ingin Sasuke sampaikan sehingga ia nampak sangat gelisah.
"Sasuke" Panggil Sakura namun Sasuke masih diam.
Demi apa pun Sasuke tak ingin melukai perasaan Sakura tapi ia juga tak ingin merahasiakan masalah ini dari Sakura. Sasuke melirik Sakura dengan ragu-ragu.
"Sasuke bicaralah, apa yang ingin kau katakan? Jangan diam saja. Kau membuatku penasaran" Ucap Sakura sambil memegang pundak Sasuke.
"Sakura.." Sasuke menggantungkan kalimatnya membuat Sakura semakin penasaran.
"Sasuke ku mohon katakanlah. Jangan merahasiakan sesuatu dariku. Ku mohon! Aku tunanganmu kan? Jadi jangan merahasiakan sesuatu dariku" Ucap Sakura yang tak sabaran.
"Orang tuamu masih hidup Sakura" Ucap Sasuke pelan namun masih bisa didengar dengan baik oleh Sakura.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Charmer
FanfictionSebuah kerjasama akting yang epic antara Sasuke dan Sakura nyatanya membawa mereka pada perasaan yang tak menentu dan saling mengikat. Bukan untuk saling melepaskan namun untuk terus bersama selamanya.