1 minggu berlalu. Izumi sudah dibolehkan pulang dan ia pun tinggal dirumah Madara. Izumi dan Sakura sangat cepat untuk akrab. Selama 1 minggu itu pula Itachi menghindari Sasuke, Sasuke sadar perilaku Itachi yang terus menghindarinya namun Sasuke tak terlalu ambil pusing. Sebelumnya Sakura sudah menceritakan apa yang Itachi bicarakan padanya. Sakura tak ingin merahasiakan apapun begitupula Sasuke.
Hari ini Itachi mengajak Sasuke keluar dan disinilah mereka disebuah caffe shop dan menjadi pusat perhatian. Wajar jika mereka menjadi pusat perhatian. Uchiha Itachi adalah seorang CEO Uchiha Crop. Kekuasaanya tidak hanya dijepang saja namun juga dibeberapa negara diasia maupun eropa sementara Uchiha Sasuke? Ohh ayolah, ia seorang bintang besar. Ia membintangi banyak film hingga namanya melambung tinggi.
"Sasuke apa kau pernah membenciku?" Tanya Itachi menatap Sasuke dengan perasaan yang tak karuan.
"Tidak" Jawaban Singkat dan datar dari Sasuke membuat Itachi melebarkan matanya.
"Sedikitpun tidak pernah? Bahkan disaat aku mengambil semua hal yang kau inginkan kau tak marah?" Tanya Itachi dengan perasaan tak percaya.
"Apa yang kau maksud sebagai hal yang paling aku inginkan?" Tanya Sasuke menaikan alisnya.
"Semuanya Sasuke. Kasih sayang ayah dan ibu, perusahaan, tahta dan harta" Ucap Itachi membuat Sasuke menatapnya datar.
"Aku tak butuh itu karena bagiku kau yang paling penting dihidupku. Kau teladanku" Ucap Sasuke membuat Itachi melebarkan matanya.
"Aku? Teladanmu? Aku tak pantas kau sebut seperti itu" Ucap Itachi lirih sambil menundukan kepalanya.
"Kau adalah kakak ku. Kau selalu menjagaku saat aku kecil" Ucap Sasuke datar.
"Dan melukaimu saat kau dewasa Sasuke. Aku tak pantas disebut sebagai seorang kakak." Ucap Itachi tak terima menatap sang adik dengan sengit.
"Tidak, bukan kau yang melukaiku tapi ayah yang melukaiku" Ucap Sasuke membuat Itachi menatap Sasuke dengan tak percaya.
"Tidak, aku yang meng-" "Kau hanya menerima apa yang ayah berikan. Kau tak mengambil apa pun tapi ayah yang memberikannya lalu apa alasanku untuk marah padamu? Kau tak bersalah" Ucap Sasuke memotong ucapan Itachi.
"Kau tak pernah mengambil apapun dariku. Ayah dan ibu yang memilih lebih menyayangimu, ayah yang mempercayaimu mengambil alih perusahaan lalu apa salahmu? Kau hanya menerima dan menjalankan apa yang harus kau jalankan" Lanjut Sasuke membuat Itachi menremas ujung bajunya.
"Tapi kau terluka karena itu" Ucap Itachi namun Sasuke hanya menunjukan ekspresi datarnya.
"Aku memang terluka, sangat terluka. Ingin rasanya aku mati, aku terlalu muak melihat dunia yang tak adil padaku" Ucap Sasuke datar namun pancaran matanya menunjukan luka yang sangat dalam membuat Itachi tersentak kaget.
"Sasuke.." Ucap Itachi yang tak bisa berkata-kata.
"Jika kau ingin mengambil Sakura dariku maka ambilah tapi kau akan melihatku mati. Sakura adalah nyawaku,jiwaku dan ragaku. Aku pernah kehilangan arah, hidup tanpa arah dan tujuan tapi Sakura memberiku arah, memberiku tujuan hingga aku memiliki tujuan. Membahagiakannya, menjaganya, mencintainya, menghormatinya, dan berada disisinya" Ucap Sasuke datar namun matanya menunjukan ketulusan.
"Kau jauh lebih dewasa dariku Sasuke, aku merasa gagal menjadi seorang kakak" Ucap Itachi lirih.
"Kedewasaan seseorang tidak tergantung pada umur tapi kedewasaan tergantung pada pengalaman. Kau hanya meneruskan apa yang ayah berikan tapi aku memulai semuanya dari awal dan menghargai prosesnya" Ucap Sasuke membuat Itachi dalam hati membenarkan perkataan Sasuke.
"Kau benar Sasuke. Aku hanya meneruskan bukan memulai. Aku tak pernah melihat keluar hingga aku tak memiliki pengalaman apapun bahkan pertunanganku dengan Izumi diatur oleh ayah" Ucap Itachi pelan.
"Sudahlah kakak. Untuk apa membahas ini" Ucap Sasuke mendesah.
"Aku merasa harus membahas ini Sasuke, aku tak pantas menjadi kakakmu" Ucap Itachi agak meninggikan suaranya.
"Lalu kau mau apa? Ini sudah takdir. Tuhan yang menakdirkanmu menjadi kakakmu dan aku menjadi adikmu lantas apakah kau menolak takdir itu?" Tanya Sasuke membuat Itachi terteguh.
"Lagu-lagi kau benar Sasuke" Ucap Itachi lirih.
"Aku pulang jika kau hanya mengajakku kemarin untuk mendengarkan kau yang terus menyalahkan dirimu sendiru" Ucap Sasuke datar.
"Karena aku memang salah Sasuke" Ucap Itachi meninggikan suaranya.
BRAKKKK
Sasuke memukul meja membuat ia dan Itachi menjadi pusat perhatian. Itachi tersentak kaget menatap Sasuke yang kini telah berdiri. Menatapnya dengan tajam lalu pergi begitu saja. Itachi terdiam.
Sasuke keluar dari caffe shop tersebut memasuki mobilnya dan memukul stir mobilnya kesal. Sasuke tak mengerti mengapa kakaknya sangat keras kepala dan tak bisa mendengarkan ucapannya. Apa kakaknya itu sudah mulai bodoh? Sasuke tak mengerti, semua ini membuatnya emosi dan yang Sasuke butuhkan saat ini hanyalah Sakuranya. Sasuke mengambil ponselnya lalu menghubungi Sakura mengajaknya bertemu ditaman.
Kali ini Sasuke berbaring direrumputan dengan paha Sakura sebagai bantalan. Sakura mengusap wajah Sasuke dengan lembut membuat Sasuke merasa cukup tenang. Sakura selalu tau cara untuk membuatnya tenang.
"Kau terlalu keras padanya Sasuke" Ucap Sakura dengan lembut.
"Hn, Itachi yang terlalu bodoh dan tak bisa mengerti ucapanku" Ucap Sasuke tanpa berniat membuka matanya yang sendari tadi tertutup.
"Beri ia waktu untuk berpikir. Ia hanya belum bisa menerima perkataanmu" Ucap Sakura sementara Sasuke tersenyum tipis.
"Semakin hari, kau semakin bijak saja" Komentar Sasuke membuat Sakura merona tipis.
"Kau yang mengajarkanku" Ucap Sakura masih tetap mengelus wajah Sasuke.
"Teruslah belajar" Ucap Sasuke menarik tangan Sakura lalu mengecup punggung tangganya membuat wajah Sakura memanas.
"Apa kau sudah memutuskan untuk menemui orang tuamu Sakura?" Tanya Sasuke membuat Sakura memejamkan matanya sejenak.
"Aku akan menemuinya" Ucap Sakura membuat Sasuke tersenyum tipis.
"Kau mendengarkanku" Ucap Sasuke membuat Sakura terkekeh pelan.
"Aku mendengarkanmu karena aku tau kau selalu benar" Ucap Sakura menatap Sasuke dengan lembut.
"Tak selalu, ada kalanya aku salah dan tugas mu adalah mengingatkanku ketika aku salah" Ucap Sasuke membuat Sakura tersenyum.
"Ya, aku akan melakukannya" Ucap Sakura sambil mengusap punggung tangan Sasuke yang sendari tadi mengenggam tangannya.
"Sakura aku punya sebuah rahasia dan aku ingin kau mengetahuinya" Ucap Sasuke sambil membuka matanya.
"Apa itu?" Tanya Sakura menatap Sasuke penasaran.
"Kau akan tahu nanti" Ucap Sasuke bangkit dari tidurnya hingga ia berubah posisi menjadi terduduk.
Sasuke mendekatkan keningnya dengan kening Sakura hingga kepala belakang Sakura menempel pada pohon yang menjadi tempat mereka berteduh sendari tadi. Sakura bisa merasakan hembusan nafas hangat milik Sasuke. Sasuke mengecup bibirnya, menciumnya dengan lembut sambil mengelus pipi Sakura membuat Sakura terbuai dibuatnya. Sakura mendorong kepala Sasuke dengan tanganya agar lebih memperdalam ciumannya. Sakura selalu menyukai cara Sasuke menciumnya. Lembut dan penuh perasaan membuat Sakura selalu terbuai dan melayang dibuatnya. Sasuke selalu mengerti, mengerti cara memperlakukan Sakura dengan baik.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Charmer
Fiksi PenggemarSebuah kerjasama akting yang epic antara Sasuke dan Sakura nyatanya membawa mereka pada perasaan yang tak menentu dan saling mengikat. Bukan untuk saling melepaskan namun untuk terus bersama selamanya.