Chapter 14

8.2K 668 12
                                    

Semua orang kini berkumpul diruang makan untuk sarapan. Sakura duduk ditengah-tengah Naruto dan Sasuke. Sang sutradara yakni Orochimaru duduk di meja paling ujung,tengah-tengah sekali sendirian. Meja tersebut memang panjang mengingat banyaknya kru yang ada.

"Baiklah selamat pagi semuanya. Karena kemarin syuting tertuda maka hari ini kita harus kerja ekstra agar film ini cepat selesai dan aku juga minta maaf padamu Sakura, seharusnya aku mengecek kapal terlebih dahulu dan memastikan kapal itu aman" Ucap Orochimaru yang kini menatap Sakura yang pandangan merasa bersalah.

"Sudahlah jangan menatapku seperti itu paman, aku baik-baik saja" Ucap Sakura sambil tersenyum. Hubungan Sakura dengan Orochimaru memang sangatlah baik. Orochimaru sangat menyukai Sakura karena gadis itu menurutnya baik,sopan dan rendah hati.

"Terima kasih, kau memang anak yang baik" Ucap Orochimaru tersenyum tulus dibalas anggukan oleh Sakura.

"Aku juga berterima kasih dengan tindakan beranimu Sasuke" Ucap Orochimaru yang kini menatap kearah Sasuke.

"Hn" Sahut Sasuke membuat perempatan siku muncul dikening Orochimaru. Ia kesal, padahal ia baru saja melihat sisi hangat Sasuke dan kini pria itu sudah kembali kekarakter aslinya.

"Selamat makan" Ucap Orochimaru dengan setengah hati karena dongkol dengan Sasuke.

Setelah sarapan bersama akhirnya mereka melaksanakan proses syuting kembali dengan serius hingga hari mulai beranjak sore. Orochimaru nampak senang karena syuting berjalan lancar dan besok mereka akan pindah tempat syuting lagi dan mereka besok akan pindah syuting kerumah sakit. Sakura kini duduk bersama Sasuke dan Naruto diruang santai untuk mengistirahatkan badan mereka yang rasanya akan remuk karena syuting tanpa henti.

"SAKURAAA" Teriak Sai yang heboh sendiri menghampiri sepupunya itu.

Sai pun melihat tubuh Sakura dengan seksama sambil hendak memegang pundak Sakura tapi bukan pundak yang Sai pegang melainkan dada Sakura membuat Sakura berteriak memukul tangan Sai dan tanpa sadar menendang kejantanan Sai dengan dengkulnya membuat Sai meringis kesakitan hingga jatuh terduduk.

"Dasar mesum!!" Ucap Sakura dengan wajah merah dan mata melototnya hingga ia terlihat garang. Naruto menelan ludahnya ketika melihat wajah garang Sakura sementara Sasuke menyeringai senang.

"Arggg Sakura kau kejam sekali!! Bagaimana jika telur ku pecah? Kau mau tanggung jawab? Ino tak akan mau menjadi pengantiku jika tau telur ku pecah" Cerocos Sai yang tak terima dengan kelakuan Sakura.

"Terserah! Aku tak peduli!! Salah mu mengapa kau malah memegang dadaku" Bentak Sakura.

"Aku tak sengaja bodoh" Ucap Sai yang benar-benar sudah kesal dengan bentakan Sakura. Meski begitu ia tak mau membentak Sakura mengingat gadis itu memiliki trauma dengan bentakan.

"Kau yang bodoh!!" Ucap Sakura yang tak terima dikatai bodoh oleh Sai.

"Ck aku menyesal mengkhawatirkanmu" Ucap Sai menatap Sakura dengan tajam.

"Aku bahkan tak butuh kekhawatiranmu" Ucap Sakura ikutan menatap Sai dengan tajam.

Hening...

Puk

Tangan Sai mendarat diatas kepala merah muda Sakura lalu mengelus kepala Sakura dengan lembut bahkan tatapan Sai kini melembut begitu pula Sakura.

"Maafkan aku, apakah masih ada yang sakit adik?" Tanya Sai dengan sangat lembut dan perhatian.

"Aa aku tak terluka. Sasuke menolongku kemarin" Jawab Sakura membuat Sai menoleh kearah Sasuke dan mengumankan kata terima kasih dan dibalas anggukan oleh Sasuke.

"Aku sangat mengkhawatirkanmu. Akane baru memberi tahuku tadi. Aku sangat menyesal meninggalkanmu. Seharusnya aku tetap tinggal dan menemanimu" Ucap Sai dengan penyesalannya.

"Hei aku baik-baik saja sekarang. Sudahlah" Ucap Sakura menangkupkan pipi Sai.

"Hei tunggu tunggu! Sebenarnya hubungan kalian ini apa? Adik?" Tanya Naruto yang kebingungan menghentikan drama keromantisan antara adik dan kakak itu.

"Kami sepupu, Sai lebih tua dariku satu tahun" Jelas Sakura menghilangkan kesalahpahaman karena Naruto yang masih berpikir jikalau Sai dan Sakura adalah sepasang kekasih sementara Naruto hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Ohh ya ngomong-ngomong dada mu jauh lebih besar dibandingkan 2 tahun yang lalu Sakura" Ucapan mesum tanpa dosa itu keluar dengan mudahnya dari mulut Sai hingga...

Pletakkk

Sebuah jitakan mendarat dikepala Sai membuat Sai yang dijitakan merintih kesakitan membuat Naruto menatap Sakura dengan ngeri dan berpikir dua kali untuk menganggu Sakura lagi sementara Sasuke tersenyum senang melihat keganasan Sakura entah apa yang ia pikirkan.

"Kau semakin sadis saja" Komentar Sai sambil memegang kepalanya yang terasa sakit akibat jitakan Sakura.

"Terserah,ayo pulang. Sasuke, Naruto. Kami duluan ya" Ucap Sakura yang kini berpamitan dengan Naruto dan Sasuke.

"Yo sampai jumpa besok Sakura" Sahut Naruto dengan penuh semangat serta cengirannya.

"Hn" Sahut Sasuke sambil tersenyum tipis membuat Sakura ikutan tersenyum.

Sakura pun pulang bersama Sai dan Akane tentunya. Sai pun mengantar Akane kerumah gadis itu terlebih dahulu baru pulang kerumah Sakura. Setibanya Sai dan Sakura disana, Sai dan Sakura bisa melihat sebuah mobil yang terparkir disana membuat keduanya saling berpandangan penuh tanya.

Ketika masuk kedalam untuk mengetahui siapa yang datang bertamu senyum Sakura hilang sementara Sai, ia nampak marah terbukti dari rahangnya yang mengeras.

Bugh bughh bugh bughh

Sai memukuli Gaara sosok orang yang berkunjung kerumah Sakura membuat Sakura berteriak dan berusaha menarik lengan Sai.

"Sai sudah cukup hentikan" Ucap Sakura namun Sai tak mengidahkannya.

"Sai ku mohon berhenti" Ucap Sakura lagi sambil menarik tangan Sai.

"SAII CUKUP" Teriakan Sakura berhasil membuat Sai berhenti dan menjauhkan tubuhnya dari Gaara.

Suasana kini hening, Chiyo baru saja selesai mengobati luka Gaara karena Sakura engan untuk menyentuh wajah Gaara barang sedikit pun.

"Apa mau mu kesini?" Sai bicara dengan suara beratnya. Ia masih emosi dan belum akan puas jika belum membuat Gaara babak belur dan berakhir dirumah sakit.

"Sakura menikahlah denganku" Ucap Gaara menatap Sakura dengan yakin sementara yang ditatap malah menatap dengan tidak suka.

Sai semakin ingin memukuli wajah Gaara jika bukan karena Sakura yang mengenggam tangannya isyarat agar Sai tak melakukan apa-apa. Sasuke tiba-tiba datang membuat Sakura bernafas lega dan memiliki sebuah ide.

"Ahh sayang" Panggil Sakura dengan antusias melirik Gaara sekilas membuat Sasuke mengerti dan menuruti alur permainan Sakura.

"Hn" Sahut Sasuke mengecup pipi Sakura membuat Sakura merona tipis sementara Sai dan Gaara melotot.

"Kenapa kau malah menyusulku kemarin Sasuke?" Tanya Sakura dengan manjanya dan sungguh itu membuat Sasuke sangat gemas.

"Kau meninggalkan tasmu sayang" Ucap Sasuke membuat Sakura beersemu merah.

Gaara muak,ia tak ingin melihat ini. Dia datang kemari untuk melamar Sakura bukan menonton drama opera sabun. Gaara pun bangkit dari duduknya dan langsung pergi dengan mobilnya tanpa suara. Seperti jelangkung, datang tak diundang pulang tak diantar.

Sakura menarik nafasnya lega setelah melihat mobil Gaara yang telah menjauh dari sekitar rumahnya sementara Sasuke kini menatapnya penuh tanya.

"Akan kuceritkan. Ayo ke kamarku" Ucap Sakura mengandeng tangan Sasuke menuntunnya kekamara sementara Sai melotot.

"Hei Sakura apa-apa kau membawa pria ke kamar Hei!" Ucap Sai yang kini berteriak tapi Sakura malah acuh dan tak mengidahkan panggilan Sai.

Bersambung....

Charmer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang