Chapter 16

7.9K 635 7
                                    

Sakura menatap Sai dengan kesal sementara yang ditatap lebih memilih acuh. Bagaimana Sakura tidak kesal pada Sai? Sai benar-benar menyebalkan. Ia membuntuti Sakura kemana saja kecuali ketoilet pastinya. Sai jadi semakin overprotektif setelah tahu Sakura yang sempat tengelam pada saat syuting dipantai.

"Sakura ayo Take" Ucap Naruto yang tiba-tiba datang kedalam ruangan yang ditempati Sakura dan para pemain lainnya. Sakura menganggukan kepalanya lalu mengikuti Naruto. Hitung-hitung agar bisa lolos dari Sai.

Kali ini mereka tengah syuting di rumah sakit. Adegannya tak berbahaya hanya sebuah adegan sedih dimana Menma yang diperankan oleh Naruto meninggal akibat baku tembak dan terjun kelaut. Adegan itu merupakan adegan yang hampir menuju akhir. Akhir ceritanya adalah Sayuki yang perankan oleh Sakura dan Nawaki yang diperankan oleh Sasuke menghadiri pemakaman Naruto dengan tangisan. Mungkin siapa saja yang akan menyaksikan film ini akan dibuat menangis sesegukan melihat akting ketiganya yang mana ketiganya memang sangat mendalami karakter.

Sakura kini tengah mengelap air matanya dengan tisu. Ia baru saja menjalankan akting menangis ketika melihat Naruto yang berperan sebagai Menma terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit.

Sakura berjalan pelan hingga ia melihat Itachi memasuki sebuah kamar rawat disana. Sakura mengendap-endap dengan penasaran lalu mengintip lewat cela pintu yang tak tertutup rapat.

"Izumi, apa kabarmu permataku? Apa kau tak lelah tertidur terus hm? Ini sudah 3 tahun dan kau belum juga bangun. Apa kau tak kasihan padaku?" Ucap Itachi lirih sambil meletakan sebuket bunga dinakas.

"Maafkan aku yang jarang mengunjungimu, cepatlah sadar aku merindukanmu" Ucap Itachi lalu mengenggam tangan Izumi mengecupnya penuh kasih.

"Aku mencintaimu selalu Izumi, permataku" Ucap Itachi penuh damba menatap sosok Izumi yang terbaring lemah.

Sakura memundurkan langkahnya dan buru-buru menjauhi kamar tersebut. Sakura hanya diam, ia tak tahu harus bereskpresi apa. Jika ia memiliki rasa dengan Itachi lantas mengapa ia tak menangis? Harus ia akui jika hatinya berdenyut sakit tapi tak sesakit ketika melihat Gaara bersama Matsuri atau ketika Sasuke bersama Karin dulu. Apakah itu cukup menjelaskan bahwa ia tak memiliki rasa apa pun? Lantas cintanya kini berada dimana.

Sakura berjalan sambil melamun hingga tak sadar bahwa ia menabrak Sasuke yang langsung memegang pundak Sakura membuat Sakura tersadar dari lamunannya lalu mendongkan kepalanya. Wajah Sasuke dan Sakura terlalu dekat hingga Sakura bisa melihat dengan jelas pahatan dan garis tegas wajah tampan milik Sasuke membuat wajahnya seketika memanas bahkan jantungnya berpacu dengan cepat. Onyx dan Emerland bertemu saling menjerat dalam pesona masing-masing.

Sakura adalah orang pertama yang tersadar dari pesona Sasuke pun buru-buru mengalihkan pandanganya membuat Sasuke mendesah kecewa karena tak bisa menatap emerland teduh milik Sakura lagi.

"S-sasuke" Panggil Sakura dengan gugup membuat Sasuke menjadi gemas untuk mencubit pipi Sakura.

Ketika tangan Sasuke hendak terangkat menuju wajah Sakura sebuah suara cempreng yang sangat Sasuke kenali membuat Sasuke mengurungkan niatnya lalu menatap kesumber suara yang tak lain adalah Naruto.

"Hoshh.. T-teme hahhh... Hosshh.. Teme hah.. Karin mengacau hahhh... Didepan" Ucap Naruto yang ngos-ngosan akibat berlari membuat Sakura merasa kasihan dan mengelus punggung Naruto perlahan.

"Ck apa mau gadis itu" Ucap Sasuke yang engan untuk menyebut nama Karin.

"Sebaiknya kau temui dia Teme" Ucap Naruto yang sudah berhasil menetralkan nafasnya membuat Sakura kesal dan menghentikan aksi mengelus punggung Naruto. Demi apa pun Sakura tak rela jika Sasuke menemui Karin.

"Suruh saja dia pulang, katakan aku sibuk" Jawab Sasuke membuat Sakura tersenyum senang mendengar jawaban Sasuke.

"Ck kalau bisa sudah ku lakukan dari tadi tapi dia ngotot sekali ingin bertemu denganmu Teme" Jawab Naruto yang kini merasa jengkel dengan jawaban Sasuke.

"Suruh saja satpam menyeretnya keluar" Ucap Sasuke membuat Sakura semakin senan entah karena apa ia merasa senang.

"Hei!! Yang benar saja. Dia juga seorang aktris Teme jika orang tau dia diusir dengan cara tidak elit bagaimana?" Tanya Naruto yang tak terima mau bagaimana pun Karin juga sepupunya.

"Kalau begitu gunakan otakmu untuk berpikir Dobe" Ucap Sasuke membuat perempatan siku muncul dikening Naruto.

"Apa susahnya menemuinya sebentar Teme? Kau tak akan mati hanya melihat wajahnya kan" Ucap Naruto yang kini kesal akan kekeras kepalaan Sasuke.

"Hn" Sahut Sasuke acuh pergi begitu saja meninggalkan Sakura dan Naruto yang kini mengeram frustasi.

"Sakura kau harus membantuku" Rengek Naruto membuat Sakura mengaruk-garuk pipinya sambil tersenyum canggung.

"Aa tak yakin bisa membantumu Naruto" Ucap Sakura membuat Naruto mendesah pasrah.

Tiba-tiba sebuah ide gila hingap dipikiran Naruto hingga ia menjetikan jarinya dan tersenyum sumringah membuat Sakura merasa akan terjadi sesuata yang buruk apalagi melihat tatapan Naruto kepadanya.

"Sakura kemarikan teligamu" Ucap Naruto membuat Sakura ragu-ragu menghampiri Naruto hingga Naruto membisikan sesuatu yang berhasil membuat Sakura melotot dan bersemu merah.

"I-itu ti-tidak aku tidak bisa melakukan i-itu" Ucap Sakura gelagapan membuat Naruto mendengus kesal.

"Ayolah Sakura, kau pandai berakting. Hanya akting" Bujuk Naruto dengan mata memelasnya namun Sakura tetap bungkam.

"Memangnya kau mau melihat Karin terus menempel dengan Sasuke atau bagaimana jika mereka balikan" Ucap Naruto berhasil membuat Sakura memucat.

'TIDAKKKKKKK' Batin Sakura histeris tak sanggup membayangkan jika Sasuke dan Karin balikan. Sakura tak mau itu terjadi, Sakura tak rela.

"Bagaimana Sakura? Kau maukan membantuku?" Ucap Naruto kembali bertanya membuat Sakura bimbang.

"Aku mau tapi itu memalukan Naruto" Ucap Sakura dengan wajahnya yang memerah. Membayangkan rencana gila Naruto saja Sakura sudah malu apalagi jika ia benar-benar melakukan itu.

"Jika kau tak mau aku akan meminta bantuan dengan wanita lain saja, meminta bantuan dengan bibi Mei Terumi kurasa lebih baik" Ucap Naruto membuat Sakura melotot.

"Whatt!! Kau gila?! Yang benar saja tidak-tidak. Membayangkannya saja aku sudah jijik duluan" Ucap Sakura sambil membayangkan rencana Naruto jika yang melakukannya Mei seorang wanita dengan dada berukuran jumbo yang Akane sebut sebagai Wanita Sapi Perah.

"Nah maka dari itu ayo bantu aku Sakura" Ucap Naruto lagi membuat Sakura mendesah pasrah.

"Itu terlalu berlebihan Naruto, bagaimana jika ......." Ucap Sakura lalu berbisik ditelinga Naruto hingga Naruto mengangguk antusias.

"Baiklah, aku akan pergi menemui Sasuke dan memberi tahu rencananya" Ucap Naruto dengan penuh semangat membuat Sakura geleng-geleng kepala.

"Baiklah aku akan menyusul Teme, sampai jumpa Sakura" Ucap Naruto dengan penuh semangat sambil berlari lurus kedepan membuat Sakura mengerutkan alisnya.

"Naruto, Sasuke mengambil jalan yang berlawanan dengan jalanmu itu" Ucap Sakura membuat Naruto membalikan badanya dengan cengegesan nampaknya ia terlalu bersemangat. Naruto pun berlari melewati Sakura menyusul Sasuke sementara Sakura hanya bisa geleng-geleng kepala lagi.

Bersambung....

Charmer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang