Itachi kembali kerumah pada pukul 2 dini hari. Kini keluarga Uchiha tengah sarapan bersama. Dimeja makan sudah banyak tersaji masakan yang bertemakan tomat. Mikoto mengambilkan nasi untuk Sasuke dengan antusias. Sasuke tak berkomentar ia makan dengan tenang. Itachi tersenyum tulus ketika menyadari bahwa perkataannya semalam berhasil membuat orang tuanya sadar.
"Emm... Sasuke jadi apa rencanamu hari ini? Apa kau ada syuting? Atau kau akan pergi bersama Sakura? Kau harus sering-sering mengajak Sakura kemarin dan Ken pastinya. Rumah jadi jauh lebih ramai ketika mereka ada" Celoteh Mikoto hingga Sasuke berhenti makan dan beranjak dari meja makan.
"Eh Sasuke mau kemana nak?" Tanya Mikoto yang heran karena Sasuke sudah hendak pergi.
"Pergi" Ucap Sasuke singkat membuat Itachi geram dan mencengkram pergelangan tangan Sasuke dan menatapnya dengan tajam.
Itachi tak pernah bisa mengerti dengan jalan pikiran Sasuke, bukankah Sasuke harusnya senang ketika melihat ibunya menjadi jauh lebih perhatian padanya. Memasakan makanan kesukaannya lalu mengapa ia malah terlihat tak suka.
Sasuke menarik tangannya dengan kasar dari cengkraman Itachi lalu menatap Itachi dengan tatapan yang sangat menusuk membuat Itachi tersentak kaget.
"Aku tak suka dikasihani" Ucap Sasuke langsung pergi begitu saja.
Sasuke memang tak suka dikasihani. Sasuke tahu ibunya hanya merasa bersalah dan kasihan padanya karena memperlakukanya tak adil selama ini dan Sasuke tak suka itu. Sasuke suka jika apa yang dilakukan ibunya itu tulus dari hatinya, bukan karena terpaksa tapi karena ia memang mau.
Sasuke benci keadaan ini, semua ini ulah Itachi. Itachi terlalu keras kepala. Mengapa Itachi tak mengerti akan semua yang ia katakan? Sasuke tak pernah mempermasalahkan orang tuanya yang tak memperlakukannya dengan baik, Sasuke tak pernah mempemasalahkan jika perusahaan diberikan pada Itachi. Tidak sama sekali.
Sasuke mengacak surainya lalu melajukan mobilnya menuju kerumah Sakura. Sakura satu-satunya yang bisa memberikan ketenangan untuk Sasuke.
Sasuke pun sarapan bersama Sakura dan Ken. Sasuke terus tertawa mendengarkan cerita Ken tentang teman-temanya ditaman kanak-kanak. Sakura dan Ken selalu bisa membuat hari-harinya jauh lebih berwarna. Sakura mengelus pundak Sasuke membuat Sasuke menoleh kearahnya. Sakura tersenyum lembut membuat hati Sasuke terasa tenang. Sasuke mencium pipi Sakura singkat membuat pipi Sakura merona membuat Sasuke terkekeh pelan dan mengacak pelan surai Sakura.
Sasuke dan Sakura mengantar Ken sekolah lalu Sasuke melajukan mobilnya kembali. Saat Sakura bertanya kemana, Sasuke hanya bilang nanti juga akan tahu sendiri. Sakura tak berkomentara toh pada akhirnya dia memang akan tahu kemana.
"Emm... Sasuke, sepertinya aku butuh asisten baru" Ucap Sakura membuat Sasuke meliriknya.
"Memangnya ada apa dengan Akane?" Tanya Sasuke membuat Sakura menghembuskan nafasnya.
"Nanti, Akane akan fokus pada buku-bukunya. Dia ingin menjadi penulis" Ucap Sakura membuat Sasuke menangguk.
"Kau membiarkannya?" Tanya Sasuke membuat Sakura menangguk mantap.
"Tentu saja, sudah saatnya ia mencapai impiannya. Ia terlalu lama bersamaku" Ucap Sakura membuat Sasuke tersenyum tipis.
"Kau membiarkan banyak orang pergi" Ucap Sasuke membuat Sakura mengaruk pipinya.
"Ya karena aku tahu kau akan selalu bersamaku sekalipun kau akan pergi aku tak akan membirakanmu pergi" Ucap Sakura membuat Sasuke terkekeh pelan.
"Kau jadi semakin manis Sakura, itu membuatku ingin melahapmu" Ucap Sasuke sambil menyeringai sexy membuat Sakura merona dan memukul pundak Sasuke membuat Sasuke langsung mengaduh kesakitan.
"Dasar mesum!!" Ucap Sakura sambil merona hebat hingga kupingnya ikut memerah.
"Kau semakin terlihat manis seperti itu sayang" Goda Sasuke membuat Sakura menutup wajahnya dengan tanganya.
"SASUKE!!" Teriak Sakura kesal karena Sasuke sangat suka mengodanya sementara Sasuke tertawa lepas.
"Ohh ayolah sayang, jangan marah begitu" Ucap Sasuke sambil melirik Sakura.
"Kau menyebalkan" Ucap Sakura memeluk lengan kiri Sasuke dan bersandar pada bahunya.
"Jangan dekat-dekat kau sangat ingin ku lahap? Bagaimana jika kita kehotel sekarang" Ucap Sasuke membuat Sakura mencubit lengan Sasuke.
"Aww.. Sakura, itu sakit" Ucap Sasuke yang memang merasa sakit akibat cubitan Sakura.
"Aku tak mau melakukannya sebelum kita benar-benar resmi menikah" Ucap Sakura membuat Sasuke terkekeh pelan.
"Dan aku juga tak mau melakukannya sebelum kita menikah karena aku tau itu akan melukai harga dirimu" Ucap Sasuke mengecup pucuk kepala Sakura sejenak lalu kembali fokus kejalan.
"Terima kasih" Ucap Sakura tulus karena Sasuke selalu mengerti.
"Sudah tugasku menjaga dan menghormatimu, tak perlu berterima kasih" Ucap Sasuke membuat perasaan Sakura menghangat.
"Aku mencintaimu Sasuke" Ucap Sakura tulus sambil mencium pipi kiri Sasuke.
"Aku jauh lebih mencintaimu Sakura" Ucap Sasuke tulus membuat Sakura merona.
Setelah melewati perjalanan dengan adengan romantis mereka, akhirnya mereka berdua sampai disebuah gedung pencakar langit. Mereka pun memasuki gedung tersebut, beberapa karyawan kantor menyapa keduanya. Sebelum masuk, Sakura melihat nama gedung tersebut ' Taka Crop' nama yang tertera disana.
Sasuke membawa Sakura kelantai paling atas lalu membawa Sakura sebuah ruangan yang didepan pintu terukir nama 'Uchiha Sasuke'. Sakura dan Sasuke pun duduk disofa ruangan itu. Sakura mengedarkan pandangannya sekepenjuru ruangan yang terlihat mewah, rapih dan bersih.
"Mau bertanya sesuatu calon nyonya Uchiha?" Tanya Sasuke membuat Sakura menatapnya lalu mengangguk antusias.
"Jadi ini perusahaanmu? Taka Crop.? Kau CEO-nya?" Tanya Sakura dibalas anggukan oleh Sasuke.
"Bagaimana bisa? Maksudku kau? Tunggu, jangan-jangan lembarang kertas yang pegang dipesawat waktu itu adalah dokumen perusahaan? Dan apa perusahaan yang kak Itachi bicarakan waktu itu adalah perusahaan ini? Perusahaan milikmu? Tapi bagaimana bisa kau mendirikan perusahaan dalam waktu 3 tahun dan sudah semaju ini Sasuke?" Tanya Sakura bertubi-tubi dengan raut penasaran dan bingung sekaligus membuat Sasuke terkekeh pelan.
"Kau banyak bertanya Sakura. Dan biar ku jawab dan jawabanku adalah ya. Soal bagaimana bisa, tentu saja bisa. Aku Uchiha Sasuke dan aku bisa" Ucap Sasuke membuat Sakura memukul lengan Sasuke.
"Kau terlalu percaya diri" Ucap Sakura membuat Sasuke tertawa.
"Memang itu kenyataannya" Ucap Sasuke membuat Sakura memutar bola matanya.
TOK TOK TOK
"Masuk" Ucap Sasuke dengan lantangnya hingga masuklah Juugo, Suigetsu dan Kakasih. Asisten Sasuke.
"Yo Sasuke, senang mendapatkan kunjungan dari bos besar wah!! Ternyata disini ada calon nyonya Uchiha. Hai Sakura, aku Suigetsu, Sahabat Sasuke, Asistennya dan Seme-nya Sasuke" Ucap Suigetsu dengan penuh semangat membuat Sasuke menatapnya tajam.
PLETAKKK
Kakasih menjitak kepala Suigetsu membuat Suigestu mengaduh kesakitan lalu menatap tajam kearah Kakasih yang malah acuh.
"Hai calon nyonya Uchiha, aku Hatake Kakasih. Ku rasa kau tahu banyaka tentangku" Ucap Kakasih sambil tersenyum dibalik maskernya membuat Sakura mengangguk.
"Senang bertemu anda calon nyonya Uchiha, Saya Juugo. Sahabat dan Asisten Sasuke" Ucap Juugo membungkukan kepalanya sebentar.
"Halah tak usah sok formal kau Juugo!" Ucap Suigetsu membuat Juugo mendelik tak suka.
"Diam kau ikan pari-pari" Ucap Juugo menunjuk Suigetsu membuat Sasuke memijat pangkal hidung sementara Sakura terkekeh pelan.
"Sakura mereka sahabatku, yang membantuku mendirikan perusahaan ini" Ucap Sasuke mengabaikan suara perdebatan Suigetsu dan Juugo.
"Aa mereka terlihat sangat mengasyikan" Ucap Sakura yang nampak seru melihat Suigetsu dan Juugo berdebat.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Charmer
FanfictionSebuah kerjasama akting yang epic antara Sasuke dan Sakura nyatanya membawa mereka pada perasaan yang tak menentu dan saling mengikat. Bukan untuk saling melepaskan namun untuk terus bersama selamanya.