35

1.5K 73 12
                                    

Pukul satu lebih dua puluh menit dini hari, Nantes baru kembali memasuki kamarnya yang masih menyala. Biasanya, sebelum pergi Nantes akan selalu mematikan kamarnya. Tetapi Nantes ingat, tadi kan dia pergi dalam keadaan masih ada Skara di kamarnya.

Mengingat cewek itu, Nantes jadi teringat pada PR-nya. Apakah Skara mengerjakan sesuai dengan permintaannya? Nantes melihat di atas meja belajarnya ada sebuah buku yang tadi dia berikan pada Skara. Cukup dengan melihat tulisan cantik di dalam bukunya, Nantes tau kalau Skara benar-benar melakukan apa yang dia minta.

Nantes pun tersenyum puas.

*

Skara kesiangan pagi ini. Saking terburu-burunya dia sampai melewatkan sarapannya. Bagi siswa teladan yang tidak pernah melanggar peraturan sekolah sepertinya, tentu bangun telat lima menit saja hebohnya sudah seperti telat datang bulan. Sebelum benar-benar pergi, Skara yang sempat melongok ruang makan tadi tidak melihat Nantes berada di sana. Skara jadi heran, apakah semalam Nantes tidak pulang? Itu artinya, Nantes kembali menghabiskan malamnya di rumah Alora?

Skara tersenyum sinis jika mengingat hal itu. Coba kita samakan pikiran, kira-kira apa yang akan dilakukan cewek dan cowok yang statusnya pacar apabila menghabiskan malam bersama? Tidak mungkin tidak melakukan itu kan? Apalagi Nantes, cowok brengsek yang bahkan sudah dalam taraf bejat! Untung saja semalam Skara sudah memberikan kejutan untuk kakaknya itu. Tidak seberapa sih, tapi paling tidak itu bisa membuat Nantes kesal.

Kejutan itu baru Nantes dapati ketika PR Kimia yang dia kumpulkan dengan bangga rupanya mendapat nilai nol! Nantes kaget bukan main. Padahal tulisan tangan Skara sudah begini rapi dan cantik, tapi bagaimana bisa nilainya seburuk ini? Bahkan Reki dan Daren saja masing-masing mendapatkan nilai 30 dan 15. Setelah dijelaskan oleh Bu Dian selaku guru Kimia yang juga memberikannya imbuhan omelan, barulah Nantes sadar jika PR Kimia yang semalam dikerjakan Skara rupanya oleh Skara diisi dengan jawaban seperti menjawab soal PKN. Untuk orang pintar seperti Skara, Nantes yakin betul Skara tidak mungkin salah atau tidak sengaja melakukannya. Skara pasti sengaja melakukannya. Berhasil Nantes dibuat kesal oleh Skara.

"Ya?!" seru Nantes dengan sewot ketika mengangkat panggilan telepon. Kekesalannya pada Skara, menjalar ke orang lain rupanya.

"Nantes?" suara Alora di seberang sana terdengar terkejut.

Nantes menghembuskan nafasnya kasar. Dia tidak melihat nama dan foto profil yang meneleponnya tadi, sehingga dia tidak ngeh kalo yang meneleponnya ternyata adalah Alora. "Ada apa?" tanyanya kali ini dengan nada bicara yang sudah normal.

"Aku ada di depan sekolah kamu."

Nantes melebarkan kedua matanya. Dia yang sudah berada di balik setir, tanpa pikir panjang langsung menancap gas, melajukan mobilnya untuk keluar ke area luar sekolah. Untung sekolah sudah sepi sekarang, jadi tidak akan ada yang melihatnya menemui Alora di depan sekolah.

"Masuk!" perintah Nantes cepat setelah berhenti di depan Alora yang berdiri tepat di samping gerbang sekolah. Dengan senang hati, gadis itu masuk ke mobil Nantes. "Ngapain lo kesini?" tanya Nantes heran.

"Aku kangen kamu. Pengen ketemu kamu. Semalam aku tungguin kamu di rumah, aku pikir kamu bakal dateng. Tapi ternyata nggak." Jawab gadis itu sambil tersenyum.

Semalam memang Nantes tidak pergi menemui Alora melainkan mabar bersama Reki dan Daren. Jadi dugaan Skara jelas salah kaprah.

"Sekolah kamu bagus ya? Ini pertama kalinya loh aku liat sekolah kamu." Komentar Alora selanjutnya sambil melongok dari balik kaca mobil. "Apa di sekolah ini kamu nemuin temen kayak Laskar?"

Nantes mendengus. Makasih. Punya teman kampret seperti Reki dan Daren saja sudah repot, apalagi kalau ada Laskar.

"Aku jadi kepikiran buat kembali ke sekolah."

Your WorstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang