12 - 1 : CAHAYA KEGELAPAN

11 1 0
                                    

Nenek dan Ha El yang masih berusia tujuh tahun duduk bertumpuk di beranda belakang rumah. Bintang-bintang nampak begitu terang di atas sana. Nenek sedang mencoba menidurkan Ha El dengan menimang-nimangnya, tapi bintang-bintang bicara padanya. Ha El pun bertanya, "Halmeoni, apakah setelah aku meninggal nanti aku akan bisa seterang bintang-bintang yang berderet itu?"

"Bintang itu berkedip pada Nenek sambil memberi tahu namanya.
Canis,” ucap Nenek, tiba-tiba.

"Hm?" Ha El menengadah pada Nenek.

"Namanya Canis," kata Nenek.

"Bintang-bintang punya nama?!" Ha El tak pernah tahu itu sebelumnya.

"Tentu saja. Kenapa tidak?"

"Siapa saja mereka?" Ha El ingin tahu.

Nenek memikirkan nama-nama bintang, "Ada Sirius, Altair, Rigel, Mira ....”

"Bagaimana mereka mendapatkan nama-nama itu?" Ha El jadi antusias hingga melompat keluar dari pangkuan Nenek. Dia berdiri sambil menunjuk langit berbintang dan berkata, "Nanti di sebelah sana akan ada bintang paling terang baru bernama Ha El," dan dia tersenyum bangga membayangkannya.

Nenek mengiyakan saja dan membuka kembali pangkuannya. Dia bertanya, "Ha El-ah, kenapa kau berpikir setelah meninggal manusia akan jadi bintang?"

Ha El membidik neneknya baru kemudian menembak, "Halmae tidak tahu?" lalu dia menceritakan pemikirannya bahwa, "Tidak semua orang yang meninggal akan menjadi bintang. Hanya orang-orang baik dan bersinar saja yang akan menjadi bintang."

"Lalu orang-orang yang jahat dan tidak bersinar, jadi apa?" Nenek bukan bertanya.

Ha El memutar bola mata melihat sekitar, "Hmm, menjadi malam yang gelap."

"Benarkah?"

"Iya. Orang-orang yang tak bersinar, berarti mereka adalah gelap. Gelap itu artinya tak ada sinar. Aku benar, kan?"

"Ya. Tidak salah."

Berdetik kemudian, Ha El berbelok pikiran, "Itu artinya ... ada lebih banyak orang jahat daripada orang baik di dunia ini. Wah, aku harus cepat tumbuh besar supaya cahayaku lebih bersinar!! MUSNAHKAN KEGELAPAN!!!" tiba-tiba anak ini bergaya ala pahlawan di film-film kartun. Ya, saat itu Ha El masih anak-anak.

Nenek harus meluruskan. "Ha El-ah, jika cahaya ada tanpa kegelapan, siapa pun tidak akan bisa melihat."

"Hm?" Ha El tak paham.

"Silau. Matamu akan kepanasan."

Ha El pikir, itu benar juga.

"Cahaya dan kegelapan tidak bisa dipisahkan. Mereka seperti kembar yang sulit untuk dibedakan."

"Sulit dibedakan?" Ha El makin tak paham.

"Supaya kau tidak merasa kedinginan dan ketakutan, kau butuh cahaya. Supaya kau tidak merasa kepanasan dan matamu dibutakan, kau butuh kegelapan. Mana yang benar-benar kau butuhkan, sulit untuk dibedakan."

Ha El diam karena tak paham.

"Mau dengar cerita tentang sepasang kembar yang sulit dibedakan?" Nenek merasa sudah saatnya cucunya ini mendengar cerita itu.

"Hm!" Ha El selalu semangat mendengarkan.

YOU KNOW WHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang