Ha El sudah dibaringkan lagi dalam gulungan selimut. Dia dibiarkan sendirian di dalam kamar. Jun Seong melarang Ha Ni untuk dekat-dekat dengannya sementara ini. Karenanya, Ha Ni ada di bangku halaman belakang sekarang. Dia masih syok atas kejadian tadi.
Jun Seong datang dengan segelas air. “Kau sudah merasa baikan?” tanyanya, sambil menyerahkan gelas itu pada Ha Ni.
“Tidak,” kata Ha Ni sambil menerima gelas itu tapi tidak meminumnya.
Jun Seong duduk di kirinya. “Karena itu, menjauhlah darinya. Dia berbahaya. Kenapa sih kau ingin terus berada di dekatnya?”
“Kenapa kau membantingnya?”
“Apa?” Tiba-tiba Jun Seong merasa tidak dihargai.
Ha Ni terdiam sebentar dan, “Kau membuatnya pingsan. Kau tidak tahu malu ya? Menyakiti perempuan seperti itu. Dasar.”
Wah, kali ini Jun Seong BENAR-BENAR tersinggung. “Hey, kau hampir dibunuh olehnya, tapi kau masih memihaknya? Orang bodoh macam apa kau ini?”
“Siapa yang membunuh siapa?! Tidak ada!” Ha Ni angkat bahu.
“Ha El membunuh. Tadi dia hampir membunuhmu, dan kemarin dia membunuh salah satu dari preman itu. Kau juga lihat, kan?” Jun Seong seolah menantang.
Ha Ni tak mau meminum minuman yang dibawakan Jun Seong. Dia menjejalkannya ke telapak tangan Jun Seong. “Aku tegaskan. Ha El TIDAK PERNAH membunuh siapa pun, atau menebas, atau menusuk. Dia TIDAK PERNAH melakukan kejahatan apa pun. Dia adalah korban.” Ha Ni akan melihat keadaan Ha El.
“Aku mengerti,” Jun Seong membuat Ha Ni berhenti bergerak, “tapi kau tidak bisa begini. Menutupi kejahatan adalah kejahatan. Apalagi ini bukan kejahatan biasa. Ini pembunuhan. Kau sedang menyembunyikan seorang PEMBUNUH sekarang ini.” Jun Seong ‘memberi tahu’ Ha Ni.
Ha Ni marah. “Ya, anggap saja begitu. Lalu apa yang sedang kau lakukan sekarang? Kau juga menutupinya. Dengan menyaksikan kejadian itu dan tidak mengatakan apa-apa, kau sama saja dengan menutupinya. Bukan begitu?”
“Aku sedang MEMBANTUMU keluar dari kejahatan itu. Kau harus melaporkan dia. Ayo kita laporkan dia sebelum semua orang tahu kau dan aku adalah saksi dari kejahatannya itu dan menyembunyikannya di sini.”
PLAK, Ha Ni menampar Jun Seong. “Jadi kau ingin menyelamatkan diri? Pergilah. Aku tidak akan menyebut namamu jika tertangkap nanti. Sana pergi. Atau kau juga boleh melaporkan kami sendiri. Laporkan sana.” Ha Ni tidak takut.
“Ha Ni-ya, seorang pembunuh ada di dalam sana. Apa yang kau pikirkan?”
PLAK, Ha Ni menamparnya lagi. “Kakakku BUKAN pembunuh. BUKAN!!!” Ha Ni menjerit tepat di depan wajah Jun Seong. INGIN sekali rasanya dia merobek-robek orang ini dan melemparnya jauh-jauh ke laut sana.
“Terserah. Aku TIDAK AKAN membantumu kalau dia membunuhmu nanti.”
“Aku TIDAK BUTUH bantuan darimu!” Ha Ni berteriak pada punggung Jun Seong yang terus menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU KNOW WHO
FantasyYou Know Who. Tidak ada kaitannya dengan Voldemort dalam Harry Potter, tapi yah ... sedikitnya memang terciprati dari sana. Ide novel ini tercetus saat membaca novel Harry Potter dan nonton ulang drama korea The Great Queen Seondeok. Lalu tiba-tiba...