20 - 2 : TITIK BUTA

6 2 0
                                    

Ha El baru saja keluar dari area kampus. Dia ber-dadah-dadah dengan teman-temannya. Pakaiannya agak kotor karena praktik kerja tadi. Saat praktik kerja, Ha El selalu menonaktifkan handphone-nya dan belum dia aktifkan lagi sampai sekarang. Karena itulah Ha Ni belum bisa menghubunginya.

Saat Jun Seong dan Ha Ni tiba di area kampus Ha El dengan taksi, matahari sudah terbenam. Ha Ni langsung keluar dari taksi dan bergegas memasuki area kampus untuk mencari suadaranya itu. Jun Seong otomatis mengikutinya.

Setelah membeli camilan, Ha El berjalan melintasi suatu taman. Sementara itu, Ha Ni berkeliling dan bertanya pada banyak orang tentang Ha El. Kebanyakan mengaku tidak mengenalnya, dan akhirnya dia bertemu dengan orang yang mengenal Ha El. Katanya, Ha El sudah pulang sejak tadi. Ha Ni mencoba meneleponnya lagi, tapi masih belum bisa tersambung juga. Ha El di mana? Ha Ni benar-benar cemas.

Ha El sedang menuju titik buta. Di sana tak ada lampu jalan maupun kamera pengawas. Area itu harus dilaluinya sebelum tiba di rumah. Dia sudah biasa, dan  sama sekali tidak takut akan area itu.

Ada seseorang yang mengikuti. Ha El tahu, tapi tak ambil pusing tentang itu. Mungkin itu hanya hantu yang hendak minta bantuannya.

Sambil berjalan, dia merogoh saku, mengambil handphone, dan mengaktifkannya. Ada 14 panggilan tak terjawab dari Ha Ni. Ha El heran, ‘ada apa?’ pikirnya. Sebelum sempat menelepon Ha Ni, dia telah lebih dulu dibekap oleh tangan bersarung tangan kulit dari arah belakang. Ha El dibekap sampai lemas dan pingsan, dan diseret entah ke mana. Handphone Ha El terjatuh di sana.

Diriring-diriring, handphone Ha El berkelap-kelip karena panggilan dari Ha Ni setelah beberapa puluh menit tergolek sendirian di aspal ini.

“Ha Ni-ya, itu!” Jun Seong menemukan handphone Ha El itu dan memungutnya.

Ha Ni semakin gelisah.

Jun Seong berpikir. Kalau Ha El benar-benar diculik oleh mereka, maka mungkin mereka akan membawanya ke tempat itu. Dia pun memimpin Ha Ni menuju tempat yang dicurigainya itu, tempat  terakhir dia dipukuli selama berhari-hari, gedung bekas suatu pabrik yang kebakaran.

Tempat ini begitu gelap dan sepi. Jun Seong dan Ha Ni berdiri diam di depannya. Dia tak yakin akan membawa Ha Ni masuk ke dalamnya, Ha Ni juga sebenarnya agak takut untuk masuk ke dalam sana. “Kau tunggu di sini saja ya?” kata Jun Seong, dan Ha Ni setuju itu.

“Aku tidak akan lama,” dan Jun Seong bergerak memasuki gedung seram itu.

Ha Ni menunggu dengan tegang sendirian.

YOU KNOW WHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang