(COMPLETE) WATCH ME 2 : HOLD MY HAND

Chapter 13 - Under the Way

"Sepertinya kau butuh istirahat. Aku melihatmu kurang sehat"

Preview Chapter 11 (Bukan Preview Chapter 12 dikarenakan Chapter 12 adalah KrisTao dan Flashback ChanHun ena-ena -Maljum Special Edition yang gagal-)

"Dia bisu. Dia tidak akan bisa mengenalkan dirinya padamu. Jadi lebih baik kau bertanya pada kami jika ingin mengenal siapa dia" - Chanyeol

"Maafkan Chanyeol hyung. Dia tidak bermaksud mengatakan hal itu" - Sehun

-.-WM2 : HMH ©weyoungch 2018-.-

Sehun membuka pintu kamar yang di tempati Ten perlahan. Kepalanya menengok untuk sedikit melihat apa yang sedang dilakukan oleh laki-laki berwajah manis itu setelah suaminya dengan tidak berperasaan mengatakan hal menyakitkan seperti tadi. Senyuman manis khas Sehun terlihat di wajahnya begitu matanya menangkap tubuh Ten yang saat ini menunduk dalam dengan tubuh yang terduduk di sisi tempat tidur. Tapi senyumannya itu tidak berlangsung lama setelah menangkap tubuh Ten yang terlihat bergetar. Ten menangis.

Bibir mungil milik Sehun segera dia gigit ketika tubuhnya berjalan mendekat ke arah Ten. Helaan nafas juga keluar dari bibirnya sedikit kasihan dan juga merasa bersalah saat mengingat siapa yang membuat Ten menangis seperti saat ini. Seharusnya Chanyeol tadi bisa menjaga kata-kata yang akan terucap dari bibirnya, bukan seenak jidatnya mengatakan hal seperti itu.

"Maafkan suamiku" ucap Sehun kemudian duduk di samping Ten.

Ten yang terkejut karena tiba-tiba mendengar suara di sampingnya berdiri dan memelototkan matanya menatap Sehun. Dadanya berdebar keras. Matanya masih melebar menatap ke arah Sehun yang justru tersenyum manis ke arahnya. Sehun menunjukkan wajah malaikat yang selalu menyertainya. Tatapan matanya yang memancarkan sebuah cahaya kebahagiaan itu memasuki indera penglihatan Ten.

Perlahan, tubuh Ten terduduk lagi. Terduduk di samping Sehun yang terus mengikuti pergerakan tubuhnya. Bukan dengan tatapan tajam dan penuh nafsu yang seperti dia terima selama ini melainkan tatapan lembut dan penuh kasih sayang.

"Maafkan aku juga telah mengagetkanmu. Kukira kau tadi tahu aku masuk ke kamarmu" ucap Sehun kemudian mendekatkan dirinya di samping Ten. Sudut bibirnya tidak sekalipun melengkung ke bawah, tapi tetap melengkung ke atas membentuk sebuah senyuman.

"Kau membuatku penasaran selama ini" Ten memberikan sebuah isyarat pada Sehun. Dia sengaja tidak menulis apa yang ingin dia ungkapkan karena ingin membuat Sehun tidak nyaman berada di sini dengan tingkah lakunya yang seperti ini. Biasanya orang yang tidak bisa mengerti isyarat yang dia berikan akan kesal dan memilih pergi sehingga Ten sengaja melakukan ini karena dia ingin mengusir Sehun secara halus. Agar Sehun tidak datang ke sini lagi dan-

"Membuatmu penasaran? Apa banyak yang membicarakanku di sini?" tanya Sehun melebarkan matanya tidak percaya. Sontak mata Ten melebar sempurna. Bagaimana Sehun mengerti apa yang dia isyaratkan tadi?

"Kau mengerti apa yang kumaksudkan?" tanya Ten tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Sehun terdiam.

Tentu saja dia tahu. Selama di New York dia ikut ambil bagian di dalam kegiatan sosial bersama penyandang cacat. Bisa dikatakan Sehun sangat mengerti jika berkomunikasi dengan mereka. Terutama tuna wicara seperti Ten.

"Aku mengerti apa yang kau isyaratkan padaku. Tenanglah. Kau bisa bebas berkomunikasi denganku tanpa menulis, hm? Aku akan membantumu dalam segala hal di sini. Aku akan membuatmu nyaman tinggal di panti asuhan bersama anak-anak yang lainnya" Sehun menepuk pundak Ten pelan, menghibur laki-laki berkewarganegaraan Thailand itu agar tidak bersedih lagi.

"Apa mereka menceritakan bagaimana aku bisa di sini kepadamu?"

"Tidak. Mereka belum menceritakannya. Saat melihatmu murung tadi, aku memilih menemuimu terlebih dulu" Sehun menarik nafasnya panjang. Ada untungnya juga selama dia di New York mengikuti kegiatan sosial itu. "Jika kau mau, kau bisa menceritakan semuanya"