22

2.6K 335 4
                                    

“Hehe, mian hyung. Tadi adikmu aku culik bentar. Terus ku suruh mandi sekalian.” Setelah sampai di rumah Jihoon, Mingyu langsung dihadang oleh Yoongi. Karna Jihoon tau kalau Mingyu teman Yoongi, ia pun meninggalkan Mingyu menuju kamarnya. Yang terpenting, Mingyu sudah berjanji tak akan menceritakan apapun kepada Yoongi tentang tadi. Setidaknya untuk sementara.

Mingyu dengan tidak sopannya langsung duduk di sofa tamu. Baru kali ini Mingyu masuk kerumah Yoongi. Namun, ia sudah menganggap itu rumahnya sendiri.

“Galucu, Gyu. Tapi untung saja dia bersamamu.” Yoongi ikut duduk di single sofa,”btw, gimana? Apa ada yang mengganggunya?”
“Oh? Sepertinya tidak. Aku baru hari ini bertemu dengan adikmu, hyung.”
“Heol, kau sudah hampir 5 bulan di sana dan kau sudah kuberi banyak informasi mengenai Jihoon. Masa kau belum menemukan seusuatu.” Yoongi seperti tak percaya.
“Hum.. iya juga. Tapi memang tak ada gerak-gerik yang mencurigakan dari orang2 di sekitar Jihoon.” Mingyu mencobba meyakinkan.

“Mungkin belum." Mingyu mengangguk.

"Tapi, hyung. Aku sudah masuk ke geng Yoona." Mingyu jujur.
"Apa dia merencanakan sesuatu terhadap Jihoon?!" Mingyu menggeleng.
"Sejauh ini, belum."
"Hufft.. Teruslah mencari tau tentang masalah2 Jihoon. Tapi jangan sampai ia tau.” Yoongi mengingatkan Mingyu. Dan dijawab anggukan oleh Mingyu. Mereka melanjutkan percakapan dengan percakapan2 ringan. Tidak ada sangkut paut dengan misi mereka lagi. Ada juga berbagai candaan di dalamnya.

Jihoon yang tak sengaja melihat mereka pun berhenti sejenak. Ia dapat melihat tawa kakaknya yang pecah bersama dengan Mingyu. Dalam hati ia bertanya, apa kakaknya pernah seperti itu dengannya? Sepertinya tidak. Mungkin hanya senyuman dan tawa ringan yang Jihoon sering dengar.

‘Apa yang aku lewatkan? Bagaimana caranya agar aku bisa melihat tawamu juga hyung? Eomma, apa Jihoon membuat kesalahan lagi?’Jihoon malah teringat dengan ibunya. 10 tahun tanpa seorang ibu, menurut Jihoon itu cukup melelahkan.

.

Hari2 Jihoon kali ini lebih melelahkan. Berangkat sekolah dengan beberapa lapis bedak (obat) di wajahnya guna menyamarkan beberapa luka lebam di wajahnya. Kehilangan jam terakhir KBM sekolah. Mendapat beberapa pukulan dan sayatan di badan. Pulang sekolah lebih awal. Selalu merepotkan keluarga Mingyu. Dan yang paling parah, ia merindukan sosok Soonyoung.

Jihoon selalu banyak pikiran. Ia selalu memikirkan alasan untuk menghindari pertanyaan2 Youngjae dan juga Yoongi. Ia selalu memikirkan bagaimana cara menyembunyikan luka2 ditubuhhnya yang semakin lama malah semakin banyak dan sukar disembunyikan. Sampai ia lupa untuk mencuri pandang mantan sahabatnya itu.

Gamon, bukan. Jihoon memang tak adaa niatan moov on. Ia sama sekali tak membenci Soonyoung. Ia sadar, ialah yang salah karna telah sengaja memasuki kehidupan Soonyoung. Maka dari itu ia menahan diri untuk tak mengganggu Soonyoung lagi. Apalagi mengingat ancaman Yoona.

Walau ia benar2 merindukan perhatian lelaki itu. Namun, melihat Soonyoung tertawa dengan kekasihnya, Jihoon sudah bahagia. Setidaknya ia bisa melihat senyum dan tawa itu lagi walau tidak sedekat dulu. Dan tentunya hanya sebentar karna hanya alibi melewati kelas Soonyoung.

Hari ini Jihoon berniat untuk ‘menjenguk’ Soonyoung lagi. Setelah bel istirahat pertama berbunyi, Jihoon langsung menarik Youngjae. Awalnya Youngjae bingung. Namun melihat arah jalan Jihoon, ia langsung paham.

“Hahaha, kau merindukannya, ya?”
“E-engga hyungg, aku hanya ingin melihatnya sebentar.” Jihoon mencoba mengelak.
“Halahh, itu sama saja. Ayolah, Ji. Dia itu tak pantas denganmu. Kau masih saja ada rasa dengannya.”

“Hyung~ aku tak tau apa itu cinta. Namun, mungkin yang kurasakan ini sudah melebihi cinta. Dia itu duniaku. Aku akan melakukan apapun demi dia. Dan aku bertekat untuk tetap melihatnya. Lagian memang aku yang salah. Dari awal aku sudah tau kalau dia pembenci orang sepertiku.” Jihoon mengatakan dengan senyuman. Senyuman pedih yang sering Youngjae lihat. Namun, senyuman itu terlihat sangat ceria. Walau pada kenyataannya hati Jihoon sudah hancur kehilangan harapan.

Youngjae pun terdiam. Ia tak habis pikir dengan jalan pikir anak pintar di sampingnya ini.
'Sebegitunyakah kau menyukainya, Ji. Sungguh, dia akan menyesal karna menyia-nyiakan malaikat sepertimu. Lee Jihoon.'



Tbc

Besok gua apdet lagi
Tunggu ye, ada pengumuman penting besok

✓Gay is Not My Style! (Ksy+Ljh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang