5

3.5K 393 60
                                    

"Ini pesanan anda." Kalimat sang pelayan saat menghidangkan pesanan Jihoon yang sukses membuyarkan lamunan Jihoon.
"Ah, i-iya. Terimakasih" Jihoon tersenyum ramah. Tapi ia kembali memandangi objeknya tadi. Terlihat sangat menarik, kan.

"Dia bahagia, aku bahagia." Jihoon tersenyum kecut. Cepat2 ia memalingkan wajahnya saat dirasa matanya merabun karna tertutupi oleh genangan air mata. Lalu ia mengusap kasar mata indahnya.

"Hei, calon adik iparku~" suara seseorang, sepertinya sedang berbicara dengan Jihoon. Dengan ragu Jihoon menoleh. Ternyata benar, orang itu memanggilnya. Dilihat dari mata orang itu, Jihoon sepertinya mengenalinya.

"Jimin hyung?" Dengan suara lirihnya.
"Yes! Ternyata kau mengenaliku."

Yah, siapa yang tak kenal dengan Park Jimin si dancer sekaligus high tone singer terpopuler itu? Bahkan orang2 desa pun tau akan seorang Park Jimin ini. Pria yang berasal dari Busan ini memang sedang naik daun.

"Kenapa di sini? Yeoja2 itu akan memakanmu jika kau ketahuan!" Nasihat Jihoon.
"Lalu aku tak boleh keluar? Aku juga ingin mengunjungi calon adik iparku kan~" Jimin duduk di depan Jihoon.
"Tapi bahaya hyung. Jika kau ingin mengunjungi hyungku, dia ada di rumah. Menyelesaikan lagumu."
"Aku bilang aku mau menemuimu."

Jihoon mengalah. Ia menghela napas. Tanpa sadar kesedihannya tadi menghilang. Namun ia senang juga saat kesedihannya pergi, karna bebannya serasa hilang ㅡwalau hanya sementara.

Hening pun menyelimuti Jihoon dan Jimin. Namun Jihoon memecahnya.

"Hyung tak pesan sesuatu?"
"Bisa bantu aku? Aku ingin sama saja denganmu."
"Huhhh, merepotkan." Jihoon kembali memesankan pesanan yang sama. Lalu ia mulai memakan Naengmyeongnya tadi. Takut tak dingin lagi.

"Ji, bukankah yang di dekat jendela itu, si sipit yang selalu hyungmu ceritakan?"
"Uhuk uhuk" Jihoon terbatuk2 saat tenggorokannya tersedak mie. Dengan cepat Jimin memberinya minum. Dan Jihoon meminumnya.

"Fiyuhh... tadi hyung bilang apa?"
"Itulohh, dia kan yang dijuluki si sipit oleh hyungmu?" Jimin menunjukkan seseorang. Jihoon menoleh kearah tunjukkan kecil Jimin. Itu....
Jihoon kembali fokus ke makanannya. Ia hanya mengedikkan bahunya sekali untuk menjawab Jimin.

.

"Jam 3 nih, ayo berangkat!"
"Eoh kajja oppa."
Soonyoung berdiri dan berbalik, namun matanya tak sengaja melihat siluet yang kalau boleh jujur ia rindukan. 'Dia' sedang tertawa dengan namja lain. Tapi Soonyoung sendiri tak tau siapa namja itu. Memakai kacamata hitam, masker hitam, kaus oblong hitam, celana pendek putih, dan sendal jepit. Ia yakin namja itu bukan sedang menyamar, tapi sok ngartis.
Sedangkan 'dia' malah mengekspos paha putihnya. Itu membuat Soonyoung kesusahan menelan ludahnya. Siapa yang tak tergiur saat melihat 2 buah paha layaknya wanita yang putih mulus itu?. ㅡ/bahkan gua jg--"/

"Oppa, bukankah itu temanmu itu?" Yoona menepuk pundak Soonyoung pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oppa, bukankah itu temanmu itu?" Yoona menepuk pundak Soonyoung pelan.
"Hah? Ah iya. Ayo pergi, keburu ramai." Soonyoung menggenggam tangan Yoona dan ㅡsedikit terburu2ㅡ berjalan keluar cafe.

.

Jihoon menoleh saat ia merasa ditatap lapar oleh seseorang. Namun, ia malah dihidangi pemandangan yang- membuatnya semakin iri.
Jimin yang sadar akan gerak gerik Jihoon pun menoleh, melihat apa yang menarik bagi calon iparnya. Dan dari sinilah ia baru paham. Alasan Jihoon tak ingin menjawab tadi.

"Ji, hyung uda abis nih. Mau sekalian hyung antar pulang?" Lamunan Jihoon terbuayrkan. Ia menoleh menghadap Jimin.
"Halah modus. Yauda ayo!"

.

Jimin mengendarai mobilnya sendiri. Di sampingnya ada calon adik iparnya ㅡJihoon yang diam melihat luar jendela. Jimin ingin sekali mengembalikan mood Jihoon. Tapi ia bingung juga, ia tak tau apa atau siapa yang dapat mengubah mood Jihoon. Soonyoung! Ya, namja itu yang dapat membolak-balikkan mood Jihoon. Mungkin hanya namja itu dan,

"Ji, mau es krim?" Jihoon menoleh saat telinganya mendengar kata 'es krim'.
"Traktir!" Dengan semangat Jihoon berucap.
"Beres."
"Yesss! Aku uda lama ga makan es krim."
"Oh ya? Sejak kapan emang?"
"Sejakk, ah sejak Youngie- eh m-maksudku Soonyoung hyung tak ada waktu bersamaku hehe~." Sungguh terlihat seperti sedang bercanda -tetapi ada kesedih yang tertutupi oleh cengiran amatir.
Jimin melihat mata Jihoon sekilas saat lampu merah. Benar, mata orang tidak pernah bisa berubah. Seperti saat ini, mata Jihoon terlihat sedang menahan sakit hatinya yang amat -sangat- menyiksanya.

'Matalah yang selalu berkata jujur.'

.

Tepat pukul 6 malam. Lampu2 di Sungai Han mulai menyala. Pancurannya terlihat indah saat terkena cahaya berwarna. Di sinilah Soonyoung dan Yoona berada saat ini. Mereka sedang melihat keindahan Sungai Han bersama.
Soonyoung menghadap ke arah Yoona. Yoona yang merasa di hadap pun balas menghadap. ㅡDengan sedikit raguㅡ Soonyoung mengambil kedua tangan Yoona.

"Hum..Na, sebenarnya tujuan utamaku mengajakmu kesini bukan hanya untuk refresing bersama. Tapi," Soonyoung menguatkan hatinya. Ia yakin, ini adalah keputusan yang paling tepat.
"Kau mau menjadi kekasihku?"

Hening,
Yoona tak langsung menjawab. Dirinya speechless. Siapa yang tak akan membeku jika tiba2 saja kau di tembak seseorang yang kau sukai. Ya, dulu Yoona pernah menyukai Soonyoung bahkan menggilainya.

Yoona ingin sekali menjawab 'Ya', namun entah kenapa otaknya tiba2 mengingat akan namja di cafe tadi yang ia tau namja itu teman dekat Soonyoung. Dirinya bimbang akan itu.  Namun ia langsung membuang jauh2 kebimbangannya.
Soonyoung juga diam, ia menunggu Yoona menjawabnya. 1 menit berlalu, Yoona belum juga menjawab pertanyaan Soonyoung.

"Umm.. kau tak perlu menjawabnya sekarang, lain waktu juga bisa. Ay-"
"Iya, aku mau menjadi kekasihmu."




Tbc

Park Jimin (Jimin BTS)

● Solo Dancer Singer ● 20 yo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

● Solo Dancer Singer
● 20 yo

✓Gay is Not My Style! (Ksy+Ljh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang