7

3.1K 403 39
                                    

Swag Hyung

Hyung, yang nerima telponku tadi kau kan? Jika iya, apa maksudmu dengan tanggung jawab? Jihoon kenapa? Dia diculik? Sakit kah? Atau kabur dari rumah? Apa dia celaka karna aku?
Hyung!

P

P
Fast!
07.05

Mau tau? Dtglah Se Ka Rang.
07.07

_________

"Yang benar saja?!" Wajah Soonyoung yang tadinya cerah sekarang memerah marah. Entahlah ia sangat emosi sejak Yoongi yang meladeninya.

Soonyoung mengusap wajahnya kasar. Jika sekarang ke rumah Jihoon, 45 menit tak akan cukup untuk perjalanan plus meladeni Yoongi di sana. Sedangkan ia sudah membuat janji dengan kekasih barunya untuk kencan tepat pukul 8 pagi ini.
"Pulangnya saja?.......mustahil" ia bergumam, lalu mengetikkan sesuatu untuk Yoongi.
__________

Swag Hyung

Nanti jam 5 sore?
07.12

Jam krj hbs.
07.13

Hyungg,, aku sibuk sekarang. Ayolah, lagian rumahmu bukan kantor.
07.13

Heh, sjk kpn kau mnyibkkan dr sat kau sndr khwtr dg 'tmn baikmu'?
07.13

________

Deg.
"That's good, Hyung." Soonyoung tersenyum. Senyuman yang tak bisa diartikan.

.

"Uhm, sayang. Bisa kita tunda kencan hari ini? Maaf, sepertinya temanku mendapat masalah dan ia sangat membutuhkanku."
"Eoh? Jinjja? Gwaencanha, Aku mengrti. Besok kau bisa kan? Hari ini kita ganti besok saja? Lagian hari libur masi banyak bukan."
"Kau sangat baik, Na."
"Itu bukan apa2. Salam untuk temanmu itu ya, semoga masalahnya terselesaikan."
"Amin. Sudah dulu ya? Aku buru2 hehe."
"Eoh, geurae~ hati2 di jalan. Jangan ngebut."
"Hehehe, siap! Nanti aku telpon lagi. Ppai chagi, love you."
"Ne, too~"

Begitulah percakapan Soonyoung dan Yoona di telpon. Soonyoung memutuskan untuk menunda kencan pertamanya. Dan buru2 melihat kondisi Jihoon saat ini.
Demi apapun, baru kali ini ia merasa sangat khawatir. Apalagi ditambah Yoongi yang merahasiakan kondisi Jihoon dan malah menyalahkannya.

"EOMMA APPA! AKU PERGI DULU!" Ia berlari ke garasi dan mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Ngomong2 dia hanya memakai kaos putih lengan pendek dan celana hitam selututnya. Juga rambut dark brownnya yang masih acak2kan.

Sesampainya di rumah Jihoon, ia langsung memencet bell tidak sabaran. Dia masih terbawa emosi karna Yoongi tadi. Belum ada yang membukakan pintunya, ia pun menggedor2 pintu utama rumah itu seperti orang kemalingan.

"Ck, dasar orang tak tau tempat. Jim bukakan dia."
"Heh? Sejak kapan kau menyuruhku hyung??"
"Sejak tadi." Yoongi menatap tajam Jimin.
"-y-ya, aku bukakan." Jimin dengan wajah sok takutnya berjalan menuju pintu utama dan membukanya. Sebenarnya ia tak takut, hanya daripada membuat calon kekasihnya ini mengamuk.

Melihat pintu terbuka, dengan cepat Soonyoung masuk tanpa peduli orang2 yang ada di sana. Ia berlari menuju kamar Jihoon, tetapi langsung dicegat oleh Yoongi.

"Hei-hei, siapa kau berani2nya masuk tanpa ijin."
"Aku teman pemilik rumah ini!"
"Kau bukan teman ayahku."
"Ayahku teman ayahmu!"
"Sejak kapan kau kau brani denganku?!"
"Sejak kau yang membuatku linglung seperti ini!!"

Hening. Jimin yang tak ingin ikut campur pun berjalan pelan2 menuju kamar Jihoon.

"Siapapun jangan masuk kekamar Jihoon sebelum aku membolehkan lagi."

Jimin mematung. Ia berhenti bergerak ㅡtetapi masi bernapas. Dan tetap di posisi terkahirnya.
Soonyoung menghela napas sambil melepaskan cengkraman tangan Yoongi di lehernya. Emosinya mulai bisa ia kendalika.

"Hyung....... sebenarnya ada apa dengan Jihoon?"
"Dia de-"
"Dia tidak bertanya padamu, Jim."
"Hyung!" Soonyoung tak peduli. Ia hanya ingin jawaban dari pertanyaannya.
"Ck, liat saja sendiri."
"Aku boleh masuk?"
"Jangan mengusik tidurnya."

Soonyoung tersenyum dan berterimakasih kepada Yoongi. Ia berjalan santai ke kamar Jihoon. Membuka pintu kamar itu dengan pelan. Mencari orang yang ㅡsangatㅡ ia rindukan.
Ia sedikit terkejut saat melihat Jihoon terbaring dengan kompresan di dahinya. Padahal semalam saat ia menelponnya Jihoon tak seperti sedang sakit. Malah dengan tumben Jihoon tidur lebih awal.
Soonyoung mendekati temannya dan menyentuh pipinya. Panas, persepsi pertama yang ia rasakan.

"Ji, ini aku."
"..."
"Maaf, tak bisa datang beberapa hari ini. Mungkin kedepannya juga. Kau taulah."
"Cepatlah sembuh, teman. Akan aku caraikan yeoja secantik dia jika kau sudah sembuh agar kau memiliki penggantiku. Aku janj -tidak, aku tak bisa berjanji. Maaf, tunggu semua ini selesai.."

Soonyoung menarik kursi belajar Jihoon mendekat ke kasur, lalu ia duduki. Ia menggenggam tangan Jihoon yang juga terasa panas sambil memperhatikan wajah putih pucatnya yang semakin pucat karna demam.

Yoongi dan Jimin yang mengitip sedikit merasa risih. Yang mereka pikirkan sama. Siapa Soonyoung yang dengan lancangnya menggenggam tangan Jihoon? Mereka masih sama2 namja bukan. Kecuali Jihoon, mereka bisa memaklumi.
"Hy-" dengan cepat Yoongi menutup mulut Jimin dan membawanya ke ruang tengah sebelum Soonyoung memergoki mereka.

"Apa?" Setelah sampai, barulah Yoongi memulai percakapan.
"Ani, hanya apa pikiran kita sama saat melihat namja sialan tadi?"
"Entah. Hufft..." Yoongi duduk di sofa.
"Dia tak perduli saat Jihoon sehat, tapi dia khawatir saat Jihoon sakit."
"Dulu dia perduli dengan Jihoon. Lagian itu biasa menurutku. Tapi, kau mendengar monolog Soonyoung tadi?"
"Um..ya." Jimin duduk di sebelah Yoongi.

"Sepertinya ia juga memiliki rahasia besar seperti Jihoon."




Tbc

✓Gay is Not My Style! (Ksy+Ljh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang