37

2.3K 293 29
                                    

Dua pasang mata sipit itu masih saling bertatapan. Soonyoung terus menatap Jihoon dalam. Pemuda manis yang dulu sangat kekanakan, sekarang terlihat lebih dewasa. Ia membalas tatapan kerinduan Soonyoung. Ada sarat kerinduan juga di mata indah itu. Tetapi, tetap ada setitik rasa takut ia berikan kepada Soonyoung. Dengan ekspresinya yang tetap datar, sepertinya ia ingin mencoba profesional.

"Ekhem." Deheman Wonwoo membuyarkan Soonyoung.

"Ah, selamat bergabung. Sekretarisku akan menunjukkan ruangan kalian." Kalimatnya tertuju untuk mereka berdua. Namun, mata Soonyoung tertuju ke pada Jihoon. Untung ingat berkedip.

'Dia tak banyak berubah. Wajahnya terlihat makin manis.' Soonyoung tersenyum pelan.

"Kalau begitu, kami permisi." Izin Mingyu dan membungkuk hormat diikuti oleh Jihoon.

"Mari saya tunjukkan ruangan kalian." Ajak Wonwoo mempersilahkan.

.

"Hyung, aku keluar dulu, ya? Mau cari kantin." Jihoon berdiri dan meregangkan ototnya sebentar setelah membereskan barang2nya di meja kerja barunya.

"Perlu saya tunjukkan?" Tawar Wonwoo.
"Ah, tak usah. Saya juga ingin sekalian jalan2." Wonwoo hanya mengangguk paham, tak ingin ikut campur rekannya.

"Yakin, sendiri?" Jihoon hanya menatap datar Mingyu sebelum keluar ruangan. Bukannya takut, Mingyu malah tertawa keras.

Lucu sekali memang. Jihoon akan marah jikalau dia dianggap anak kecil, walau pada kenyataannya memang masih kekanakan. Mingyu sering menjahilinya sampai ia lelah sendiri memukuli Mingyu.

.

Jihoon berjalan santai mengelilingi rumah sakit itu. Ia melihat2 bangunan2 megah rumah sakit tersebut. Jihoon berani jujur, rumah sakit ini bahkan lebih keren daripada rumah sakit2 yang pernah ia kunjungi waktu praktikum dulu. Taman yang luas, ruang pasien yang nyaman. Cat putih bersih dengan sentuhan biru muda untuk menambah kesan steril. Dan tidak ada noda sedikitpun di gedung itu. Sama sekali!

Dan yang paling menarik baginya adalah nama rumah sakit ini. 'Hozi Hospital'. Bukankah itu terdengar seperti gabungan namanya dan Soonyoung di lagu mereka dulu. Iya, lagu 'Bring It' yang Jihoon dan Soonyoung buat waktu keadaan masih tenang 2 saja.

"Hoshi dan Woozi. Dia masih mengingatnya?" Tanpa sadar Jihoon mengangkat kedua sudut bibirnya. Desiran hangat di tubuhnya terasa menenangkan. Sekelas harapan muncul. Namun, Jihoon cepat menepisnya.

"Haish, aku ngapain sih. Baiknya aku tanya letak kantinnya." Dan Jihoon pun berjalan cepat menuju Customer Service untuk menanyakan letak kantin di rumah sakit tersebut. Agar ia tak terbuai memikirkan nama rumah sakit tersebut.

.

"Hei, tunggu sebentar. Bukankah kau Jeon Wonwoo? Kau teman sekelasku dulu?" Tanya Mingyu sambil menunjukkan foto Wonwoo di ponselnya.

Wonwoo yang sudah pamit dan akan pergi pun berhenti dan menoleh ke sumber suara. Ia memiringkan kepalanya bingung. Menatap selidik Mingyu setelah ia melihat wajahnya terambil sengaja di ponsel tersebut.

"Dari mana kau mendapatkan fotoku? Dan teman sekelas?"
"Kau lupa, ya? Aku yang akan melihatmu sampai tanggal 30 Februari. Masa kau tak ingat?" Riangnya, walau ada guratan ragu di wajahnya.

"Aaa, kau si cabul itu, ya. Benar2 makin cabul sampai2 mencuri fotoku." Wonwoo menyilang kan tangannya. Menatap kesal Mingyu.
"Kau mengingatku?! Yes!" Senang Mingyu. Bahkan sampai menarik turunkan tangannya sambil berkata 'Yes' berulang kali.

"Aish, kau sangat berisik. Sudah ya, aku sibuk!" Wonwoo kembali melangkahkan kakinya keluar dari ruangan tersebut. Sebenarnya ia hanya gengsi. Ah, tsunderenya kambuh.

"Tidak2! Jangan pergi dulu!" Tangan panjangnya menggapai cepat tangan kurus Wonwoo.

"Apa lagi?!!" Kesal Wonwoo. Ia jadi benar2 kesal sekarang. Hum, kesal atau gugup?

"Perkenalkan, namaku Kim Mingyu. Bisakah kita berteman?" Serius Mingyu. Seketika membuat Wonwoo terdiam. Mata rubahnya menatap lurus mata tajam Mingyu. Seperti tersengat aliran listrik. Membuat jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya.

'Benar2 tampan.' Batinnya tak sadar.

"Ah iya, aku sudah ada jadwal! Kita bertemu di Cafe xxx dekat rumah sakit ini. Kalau kau mau berteman denganku, datanglah! Sampai jumpa!~" Mingyu pergi meninggalkan Wonwoo yang masih terdiam mematung di depan pintu ruangan Mingyu dan Jihoon.

'Yah, kuharap kau datang.'

.

J i h o o n

Woahh kantinnya pun lengkap. Dari yang goreng2an sampai yang berkuah ada semua. Sehebat itukah dia. Sungguh hebat bisa memenuhi fasilitas rumah sakit besar ini. Pantas saja bisa setara dengan perusahaan appa.

"Huft.." aku bersyukur bisa menjadi pegawai di sini. Tapi menyebalkannya aku jadi berdekatan dengannya lagi. Yah walaupun tadi dia tak menatapku benci.

Aku memesan semangkuk jajangmyeon dan segelas air putih. Aku menunggu sambil melihat2 menu yang lain, siapa tau ada yang menarik. Ah, aku melihat gambar es krim. Itu terlihat sangat enak. Apalagi di hari yang cukup dingin ini. Dingin yang semakin dingin. Itu sungguh luar biasa.

"Boleh aku tambah es krim vanilla?" Tersenyum untuk menambah kesan ramah kepada pelayan kantin.
"Anda yakin?" Aku pun mengangguk semangat.

"Hahaha, anda sangat manis. Apa anda sedang praktek di sini?" Tanya sang pelayam sambil menyiapkan pesananku.

"Ani, aku dokter di sini. Yah, walaupun baru mulai hari ini." Ah, aku membuat orang lain terkejut lagi.

"Oh, maaf. Saya kira, anda terlihat masih remaja." Maaf sang pelayan ke padaku.

"Tidak apa. Usiaku memang terlalu muda untuk sudah menjadi dokter, hehe." Aku pun tersenyum hangat menanggapi sang pelayan tersebut agar tidak merasa bersalah sebelum mengambil nampan makananku. Membayar di kasir sebelum mencari meja kursi kosong.

Aku memilih meja kursi di dekat jendela. Setelah merasa nyaman, aku pun memakan makananku. Kedua mataku tak bisa henti2nya memandangi setiap inci bagian kantin ini. Sampai aku tak sengaja melihat seseorang yang sangat kukenal.

Tunggu, dia duduk bersama seorang...

Yeoja?

Dokter?




Tbc

✓Gay is Not My Style! (Ksy+Ljh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang