44

2.7K 269 19
                                    

Terlihat seorang pria manis bergerak gelisah dalam tidurnya. Mengerang meminta dilepaskan. Keringat sebesar biji jagung terus menetes dari pelipisnya. Membuat seorang pria yang sedari tadi tidur dalam posisi duduk di samping ranjang pria manis tersebut terusik.

Ia membuka matanya perlahan saat samar2 terdengar suara erangan yang mengusiknya. Sedikit lebih terganggu saat sebuah tangan yang ia pegang terus bergerak. Menegakkan duduknya dan berusaha mengumpulkan nyawanya. Matanya pun perlahan dapat melihat dengan sempurna keadaan seorang pria manis yang berantakan juga ranjangnya.

"Astaga! Jihoon! Ssttt... tenanglah.. ini aku Kwon Soonyoung... Kau aman bersamaku.." Soonyoung berdiri dan memeluk pelan Jihoon.
Perlahan Soonyoung menidurkan tubuhnya di samping Jihoon agar keduanya merasa lebih nyaman.

Mengelus pelan rambut halus itu dengan lembut. Menyalurkan ketenangan dari kehangatan suhu tubuhnya. Sampai Jihoon sedikit lebih tenang, Soonyoung menyentuh dahi Jihoon pelan. Mengecek suhu tubuh pria itu manual.

"Astaga panas sekali." Gumam Soonyoung terkejut. Namun, saat Soonyoung bangun dalam maksud ingin mengambil kompresan, ada tangan yang menarik sweaternya.

".....hung.. hhuhh.. Hyung.. Youngie hyung.." lirih, sangat lirih gumaman dari Jihoon. Bahkan Soonyoung harus mendekatkan telinganya.

"Ne? Aku di sini." Soonyoung menatap lembut manik sayu yang sedikit terbuka itu.

".... Jangan pergi...hhahhh .... aku ..takut.."

"Tapi kau.... baiklah." Putus Soonyoung saat Jihoon semakin mengeratkan pegangannya.

Soonyoung melepas tangan Jihoon pelan agar tak tertindih olehnya. Merengkuh pelan tubuh kurus itu kembali. Menjadikan tangannya bantal empuk bagi Jihoon.

"Tidurlah.. tak usah memikirkan hal lain. Jangan ingat kejadian tadi malam. Akan ku hapus tanda2 itu agar kau tak mengingatnya."

.

"Jihoon.." panggil Soonyoung saat masih saja mendapati ekspresi tidak nyaman Jihoon, bahkan dalam tidurnya. Mengelus rambut halus itu pelan.

Hanya hitungan detik, mata itu terbuka kembali. Mata yang kemudian sibuk mencari sesuatu. Dan setelah menemukannya, Jihoon langsung memeluknya erat. Seperti ingin meminta sebuah perlindungan.

"Eh? Kenap-oke oke. Mau minum obat?" Sesuatu yang berbentuk manusia berambut abu dan bermata sipit.

"Demam memang terasa berkali lipat lebih menyakitkan saat sedang stres. Aku buatkan makanan, ya? Setelah itu minum obat. Setidaknya panasmu turun." Jihoon pun mengangguk asal.

Dengan begitu Soonyoung melepas pelukan Jihoon perlahan. Lalu menuju dapur cepat untuk membuatkan Jihoon makanan hangat. Hanya karna tak mau Jihoonnya berlama2 menahan sakit.

Jihoon terus menatap arah punggung Soonyoung walaupun sudah hilang terhalang pintu kamarnya. Menatapnya dengan samar2. Sampai setitik air mata menetes tanpa sadar.

'Apa yang kupikirkan??'

Satu pertanyaan yang tak sengaja muncul di otaknya. Membuatnya memikirkan jawaban  yang tepat. Mebaginya menjadi beberapa pertanyaan yang lebih sederhana. Seperti, apa yang sebenarnya memenuhi pikirannya? Apa yang sebenarnya ia rasakan? Dan bagaimana cara menyelesaikannya? Sampai Soonyoung telah kembali ke kamarnya dengan semangkuk sup rumput laut.

"Jihoon.." Soonyoung membantu Jihoon untuk duduk menyandar. Kemudian menyuapinya sup hangat yang telah ia buat.

Jihoon hanya menerimanya dalan diam. Tidak tau dan tidak berniat mengatakan apapun. Walau sebenarnya ingin.

✓Gay is Not My Style! (Ksy+Ljh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang