40

2.5K 291 28
                                    

Ting Tak

Hanya terdengar suara dari logam dan keramik yang bertemu di meja makan keluarga Lee malam ini. Tumben2nya sang kepala keluarga tak memiliki jadwal. Sedangkan sang anak bungsu yang memang selalu meluangkan waktu setiap minggunya. Walaupun tanpa sang anak sulung yang sudah berkeluarga.

Sampai mereka menyelesaikan aktivitas makan malam mereka. Jihoon bersiap akan membereskan alat makan mereka, tapi tertahan saat sang ayah memberinya isyarat untuk tetap duduk. Membiarkan para maid yang membereskannya.

"Appa ingin berbicara kepadamu, Jihoon." Jihoon mengangguk patuh.

'Pasti masalah jodoh' tebaknya dalam hati.

"Jihoon, usiamu sudah cukup matang. Apa kau sudah memiliki calon?"

'Padahal usiaku masih terbilang muda. Ah gara2 Yoongi hyung ini nih.' batin sedih Jihoon.

"Um.. belum appa. Lagipula aku baru beberapa minggu pulang dari luar negeri. Mana mungkin aku memiliki calon secepat itu?" Jelas Jihoon sopan.

"Benar juga. Baiklah, appa tunggu sampai kau siap."

.

"Wahh!! Siapa yang memberiku makan siang sebanyak ini?!!"

Siang ini Jihoon dikejutkan dengan sebuah tempat makan sekali pakai. Dan yang lebih mengejutkan lagi, isi tempat makan itu sangat banyak. Bermacam masakan yang dibentuk sedemikian rupa sehingga terlihat sangat lucu di mata owl Jihoon.

"Mingyu hyung, apa kau melihat seseorang yang memberiku makanan ini?" Mingyu menggeleng.

"Tidak, sejak tadi aku di luar, kok. Wah, kau banyak fans juga, yah. Berarti tak ikut ke kantin, nih?" Sedih Mingyu.

"Iyalah, Hyung. Tapi pesankan aku cola okay!"
"Huh.. baiklah." Pasrah Mingyu.

'Aku memiliki fans ternyata. Tapi memang orang sembarangan boleh masuk ke sini tanpa ijin? Kalau ini Yoongi hyung yang memberi, tak mungkin dibentuk selucu ini. Mungkin saja sih, tapi menanganinya  sempat??'

Dengan perlahan Jihoon menyumpit satu kimbab. Mengendus kimbab tersebut apakah ada bau khas racun. Kemudian ia menggigit sedikit. Memastikan tak ada reaksi dari racun. Setelah dirasa aman, ia pun melahapnya pelan.

"WOAHH enakk!!" Dengan lahap Jihoon menghabiskan makan siang gratis tersebut.

Tanpa ia sadari ada seseorang yang sedari tadi memperhatikannya. Tersenyum hangat melihat senyuman manis Jihoon. Sampai merasa Jihoon mulai sadar, iapun pergi dari sana sebelum mata owl itu menemukannya.

.

"Iya, Hyung. Aku harus gimana? Dan lagi, kemarin ada yang memberiku box makan siang!" Adu Jihoon kepada kakaknya.

Ia bergerak tak beraturan di ranjangnya. Kadang memeluk guling atau bantal. Melemparkannya kemana2. Dan memakinya untuk bermain.

Setiap weekend Jihoon memang tak memiliki jadwal, jadi dia bebas setiap weekend. Yah, walaupun tetap tak memiliki pekerjaan di rumah. Malah terlihat seperti pengangguran.

"Wah, kau punya fans?" Kaget Yoongi. Ia sendiri sedang melipat baju keluarganya. Jimin menemaninya di sampingnya. Yeonjin sedang tertidur di kamarnya.

"Tak mungkin. Aku belum lama di sana sampai ada yang mau memberiku box makan siang. Dalamnya pun ga main2!" Jelas Jihoon tak setuju. Bahkan sampai terduduk.

"Siapa tau, huhh. Ngomong2 menurutku dan Jimin, kau tunggu saja Kwon Soonyoung itu. Siapa tau dia menyatakan cintanya lagi sebelum appa membatasinya." Saran Yoongi malah membuat Jihoon ambruk tiduran lagi.

"Huft.. tapi kalau belum, Hyung? Kalau akhirnya aku tak bisa bersama Soonyoung hyung?" Cemas Jihoon memainkan kukunya.

"Jika kalian memang berjodoh, pasti ada jalannya, Jihoon. Tenang saja."

.

"Jadi, kau mau?" Wonwoo masih tersenyum antusias. Mengangguk semangat tanpa ragu.

"Oke, besok malam aku jemput." Mantap Mingyu.

"Uhum, gomawo mau mengantarku." Mingyu mengangguk pelan dan tersenyum ramah.

"Tidak masalah. Masuklah, sudah malam." Wonwoo mengangguk kembali dan berjalan menuju pintu rumahnya.

Ia membuka pintu rumahnya dan masuk sebelum menutupnya kembali. Mingyu masih menatap pintu besar itu. Senyumnya belum hilang sejak tadi. Setelah puas menatap pintu rumah Wonwoo, ia pun kembali melajukan motornya menjauhi kawasan rumah Wonwoo.

Tetapi, sebenarnya Wonwoo belum pergi dari pintu rumahnya itu. Ia bersandar pada pintu yang tertutup tersebut sambil memegang jantungnya. Menatap ke langit2 rumahnya. Tersenyum aneh karna ada sesuatu yang menggelitik perutnya. Sampai ia tersadar dan mengubah ekspresinya seperti biasanya.

"Huft.. dia benar2 membuatku gila."

.

"Lagi?!" Kejut Jihoon. Namun, matanya tak sengaja melihat sesobek kertas putih yang kontras dengan tempat makanannya. Lalu ia mengambilnya penasaran.

"Eoh, sekarang ada suratnya?"

____
|

Hei, kau menyukai makanannya, kan?
Makanlah dengan teratur. Kulihat akhir2 ini kau memiliki jadwal operasi yang padat.
Jangan lupa luangkan untuk tidur.

Oh iya, terimakasih sudah menghabiskan makanan dariku.

_____|

Jihoon membacanya dengan sangat hati2.

"Siapa kau sebenarnya? Dan bagaimana bisa kau mengetahui jadwalku?"



Tbc

✓Gay is Not My Style! (Ksy+Ljh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang