6

1.6K 197 15
                                    

Kuroko sudah sadarrrr....
Sudah sadar kalau dia sayang Akashi...
Hahahahahahah...

Lets check this out...

###

Author POV

Jam menunjukkan pukul 8.00 pm. Mata biru muda itu bergerak pelan, mengerjap dan terbuka perlahan. Matanya terbuka dan memandang sekitar, dan dia tersenyum. Senyuman kecil, tersirat sedikit kekecewaan di senyuman itu. Tangan kecilnya bergerak pelan, mengelus surai merah yang sangat dicintainya itu.

"Akashi-kun..."

####

Kuroko POV

"Akashi-kun...." aku melepaskan genggaman tangan Akashi, dan mulai mengelus pelan rambutnya. Aku tak tahu sudah tanggal berapa ini, berapa hari aku tertidur disini, aku merasakan beberapa bagian tubuhku sakit dan sulit digerakkan.

Aku memandang pemuda bersurai merah ini, dia terlelap tidur disamping ranjang inapku. Tanganku digenggamnya tadi, entah sejak kapan. Aku sering mendengar suaranya memintaku untuk bangun, dan ketika aku bangun sekarang dia tengah lelap tertidur.

Aku mengelus pelan rambutnya. Kejadian beberapa hari lalu masih teringat jelas dikepalaku. Bagaimana orang itu mendorongku, memojokkanku, menendang, menjambak, dan memukuliku. Kalau saja Akashi tidak cepat datang, mungkin aku tak lagi disini.

Pemilik kepala yang kuelus itu bergerak pelan, aku tersenyum. Dia mengerjapkan matanya sebentar dan menatapku. Dia diam, hanya menatapku tanpa bergerak atau berkata apapun.

"Akashi-kun, kau sudah bangun?" Ucapku pelan.
Aku tak mendengar jawaban apapun, tangan Akashi bergerak memelukku. Erat, pelukkan yang sangat erat. Aku merasakan hangat ditubuhku, kemudian dia mengelus rambutku pelan. Bagaimana ini, aku semakin menyukai pemuda bersurai merah ini.

"Bagaimana keadaanmu? Apa masih sakit? Kau mau makan? Atau mungkin minum? Aku akan mengambilkannya untukmu." Ucap Akashi beruntun, ketika dia hendak beranjak dari sampingku, aku menggengam tangannya.

"Tidak. Aku hanya ingin kamu disini Akashi-kun. Menemaniku." Ucapku pelan, Akashi kambali duduk di sampingku.

"Aku merindukanmu, Tetsu. Aku khawatir karena seminggu ini kau koma. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan selain mendoakanmu setiap harinya. Hari itu semua karena salahku, aku yang membuatmu dihajar orang itu, aku yang...." aku menelangkup wajah itu, mengusap pelan airmata yang turun dari mata dengan warna berbeda itu. Aku mengusap pipinya pelan. Akashi sedikit terisak, mungkin dia menganggap semua salahnya padahal aku juga salah disini.

"Aku mencintaimu, Akashi-kun." Hanya itu yang bisa aku ucapkan untuk menenangkanya. Akashi menatapku, dia beranjak dari duduknya dan memelukku lagi. Aku menyukai pelukannya, terasa hangat. Aku mengelus pundak Akashi pelan, dan dia bergerak kedepanku. Wajahnya tepat berada di depan wajahku, kurasakan hembusan hangat nafasnya. Akashi mendekatkan bibirnya ke keningku, kemudian kedua pipiku, hidungku, dan bibirku. Hanya kecupan ringan, tapi sangat menyenangkan.

"Akashi-kun, disini aku yang sakit. Tapi kenapa badanmu yang jadi kurus?" Tanyaku setelah Akashi kembali duduk disebelahku. Dan tengah mengupas buah apel.

"Karena kau tidak makan beberapa hari Tetsu, aku jadi malas makan." Jawabnya santai. Aku memukul kepalanya ringan.

"Aku tidak makan karena aku tidak bisa, aku tidur Akashi-kun. Tapi lihat, selang infus ini memberiku makan. Apa kau mau di infus juga?" Tanyaku, Akashi hanya tertawa. Tawa kecil yang menyenangkan.

"Aku akan makan jika kau menemaniku. Jika nanti kau keluar dari rumah sakit ini kita akan makan bersama Tetsu, setiap hari." Ucapnya bersemangat sambil menyuapiku apel. Aku tersenyum kecil dan mengunyah apel itu, rasanya manis.

"Bagaimana dengan orang tuamu?" Tanyaku pelan, aku sangat ketakutan.

"Jangan pikirkan mereka Tetsu. Jika mereka ingin aku pergi dari hidup mereka, aku akan pergi. Aku memilihmu tentu saja," ucapnya ringan, seperti tak ada beban. "Aku menemukan tempat tinggal baru, di apartemen tempat Kagami dulu tinggal. Aku bisa menyewa tempat itu dengan murah." Senyuman masih saja mengembang di bibirnya.

"Dan kau akan tinggal disana Akashi-kun?" Tanyaku lagi.

"Iya, denganmu pastinya. Aku sudah meminta ijin pada orang tuamu, dan mereka mengijinkan. Dan aku akan pindah ke Seirin, aku ingin menjagamu 24 jam. Bolehkah?" Tanyanya, matanya berbinar sekarang. Akashi terlihat bersemangat. Aku mengangguk pelan, dan lagi, dia menciumku. Kali ini tak hanya kecupan ringan, tapi sebuah pagutan hangat.

"Berjanjilah padaku, Tetsu. Kamu akan selalu bersamaku. Apapun yang terjadi." Ucapnya setelah pagutan bibir kita terlepas. Aku mengangguk pelan.

"Kalau kau pindah ke Seirin, kau akan menjadi cahayaku Akashi-kun. Menggantikan Kagami." Ucapku dengan senyuman.

"Aku akan menjadi cahaya dan kekasihmu yang baik. Sangat baik, Kuroko Tetsuya."

Malam itu terlewat begitu saja dengan canda dan tawa. Entah kenapa ingatan tentang kejadian lalu, tentang amarah ayah Akashi, tentang pembunuh bayaran yang disewanya, tentang kejadian suram itu, semua seolah lenyap. Aku menikmati malam ini, berbincang dengan orang yang kusukai. Aku tak akan menyerah lagi, aku tak ingin kehilangan Akashi lagi. Aku membutuhkannya, aku akan menjaganya semampuku. Aku akan bersamanya selama nyawa ini masih bersama ragaku.

######

Entah kenapa suka pairing AkaKuro..
Heheheheheheh...
Mungkin akan ada AoKise..??
Atau KiseKasa?

MidoTaka pastinya..
MuraHimu..?? Harus lah yaaa...

Lihat saja kelanjutannya...
See you next chapter....

BLUE SUNSETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang