23

846 100 4
                                    

Author POV

Keadaan dibandara pagi itu cukup senggang. Ada beberapa yang hilir mudik tapi tak begitu ramai. Keadaan damai ini seakan menjemput seseorang pemuda berrambut cepak dengan perpaduan warna merah dan hitam itu. Senyuman terukir jelas dibibir pemuda berperawakan tinggi besar itu. Dia berjalan pelan sambil menarik koper dan bersenandung.

Sementara diarah pintu keluar. Seorang dengan surai hitam dan seorang titan yang asyik mengunyah makanan ringan, menunggunya. Menunggu kedatangan pemuda ceria yang hampir satu tahun berlatih di Amerika.

"Yo, Tatsuya..." ucap pemuda itu sambil memeluk pemuda bersurai hitam lumayan panjang yang menutupi sebelah matanya.

"Bagaimana kabarmu ?" Tanya Himuro.

"Baik. "Ucap pemuda itu dengan cengiran khasnya. "Dan kau masih saja memelihara makhluk besar ini?" Ucapnya lagi sambil tertawa.

"Jaga bicaramu Taiga. Sekarang kami tinggal bersama." Ucap Himuro. Makhluk titan disebelahnya cuek saja, dan masih mengunyah makanannya.

"Hahahahahahahahah.... yakin kau betah dengan orang ini? Dia hanya akan menghabiskan makananmu." Si harimau nyengir lagi.

"Hahahahaha, apapun itu selama Mura bahagia." Ucap Himuro sambil mengelus kepala Mura yang sejak tadi sudah bersandar dibahunya.

"Kita hanya akan mengobrol disini atau pulang. Muro-chin aku lapar." Ucap si titan.

"Baiklah,, ayo Taiga." Ucap Himuro. Dan mereka berjalan kearah mobil Himuro yang diparkir didepan bandara.

Ya. Dia adalah seorang Kagami Taiga. Selama setahun ini dia belajar basket di Amerika. Awalnya dia berfikir akan menjadi bintang besar disana. Tapi seiring berjalannya waktu, Kagami sadar tentang apa yang dia tinggalkan di Jepang, dan dia ingin meraihnya kembali.

Apa yang dia miliki di Jepang, tak bisa dia cari dilain tempat, Amerika sekalipun. Dan dengan berat hati dia kembali ke Jepang, berharap bisa membuat satu sisi dalam hatinya menjadi tenang.

#########

"Ting....tong...."

"Ting....tong....."

"Ting.....tong...."

"Kuroko teme.. cepat buka pintunya atau kudobrak." Ucap pemuda itu mengancam. Sambil terus membunyikan bel.

"Sebentar." Tak lama kemudian terdengar sahutan pelan dari dalam rumah.

Seketika pintu terbuka. Makhluk manis berbau vanilla itu spontan memeluk makhluk berkulit tan didepannya. Mereka melepas rindu yang selama ini mereka rasakan.

"Kagami-kun. Kenapa tak bilang kalau pulang hari ini? Seharusnya aku ikut menjemputmu." Ucap Kuroko, wajahnya datar tapi tampak ada kebahagiaan dari suaranya.

"Hahahahaha,, bagaimana aku bisa membuat kejutan kalau aku bilang padamu kapan aku pulang..." ucap Kagami dengan cengiran khasnya. "Dan kau malah membuatku terkejut Kuroko. Sejak kapan kau tinggal diapartemenku? Sebegitu kangenkah kau denganku?" Kata Kagami sambil mengerling.

Dan beberapa detik kemudian. Sebuah gunting sukses meluncur dari dalam rumah dan menggores sedikit pipi Kagami. Kagami hanya diam, dia masih belum sadar atas apa yang akan menimpa dirinya.

"Diam Taiga. Kuroko tak merindukanmu. Dia milikku. Aku saja tak akan membiarkan dia merindukanku, apalagi merindukanmu." Ucap Akashi sambil memainkan gunting ditangannya. Dia keluar dengan apron masih menempel ditubuhnya. Oh,, mereka sedang memasak rupanya.

"A...a...Akashi? Bagaimana....? Kau.....? Dirumahku.....? Kuroko....?" Kagami tergagap. Antara bingung dengan keadaan yang dihadapinya saat ini juga takut dengam guting yang berada ditangan Akashi. Gunting itu benda kecil nan imut, tapi jika tangan Akashi yang memegangnya bisa jadi sebuah senjata yang mematikan.

BLUE SUNSETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang