25

861 104 6
                                    

Author POV

"Eeegghhhhh....." tangan kecil itu memegang kepalanya pelan. Dia masih merasakan pusing, badannya masih sedikit bergetar, dadanya masih dirayapi perasaan takut. Ketika dia melihat sekeliling, ternyata dia sudah terbaring dikamarnya dengan tangan seseorang melingkar posesif dipinggangnya.

"Kau sudah bangun?" Tanya sipemilik tangan itu. Pemuda bersurai biru itu hanya mengangguk pelan dengan senyuman yang dipaksakan.

Akashi mengelus sayang rambut Kuroko, kemudian mencium pipi pemuda disampingnya itu. Dia ingin bertanya banyak hal, tapi keadaan Kuroko belum memungkinkan.

"Akashi-kun, kita tidak sekolah. Ini sudah jam setengah 7." Ucap Kuroko sambil menggeliat ingn melepaskan pelukan Akashi.

"Aku sudah Ijin. Kita berdua akan istirahat. Aku ingin menungguimu seharian ini. Boleh..?" Ucap Akashi pelan, matanya menatap manik Kuroko. Tajam dan menembus kedalam. Kuroko mengerti maksudnya, Akashi meminta penjelasan.

"Baiklah. Aku juga merasa sedikit lelah." Ucap Kuroko kembali memejamkan mata. Akashi mendengus tidak suka.

"Sayang,,,," ucap Akashi sambil membelai rambut Kuroko. Si empunya rambut masih diam dengan mata terpejam. "Sayang...." sekarang bibir Akashi bergerak mendekati bibir manis Kuroko. Dan menciumnya singkat. Yang punya bibir masih diam saja.

"Mengacuhkanku, hmmm..." kemudian tangan nakal Akashi mengelus nipple Kuroko dari luar baju tidurnya. Kuroko mulai bergerak tak nyaman. Akashi menggerakkan lidahnya menyusuri leher Kuroko, " Akkhhhh,, Akashi-kun...." akhirnya Kuroko bersuara ketika lidah Akashi menyapu telinganya.

"Kenapa kau mengabaikanku?" Tanya Akashi menyudahi aksinya.

"Karena kita membolos hari ini. Bagaimana kalau ada ulangan? Aku tak mau mengerjakannya sendiri diruang guru." Ucap Kuroko dengan nada sebal.

"Kau tak akan sendiri. Aku akan menemanimu." Ucap Akashi sambil melingkarkan tangannya dipinggang Kuroko.

"Hhhhhhhhhh..." Kuroko menghembuskan nafas lelah. "Baiklah, jika itu keinginanmu maka tak ada satu orangpun yang bisa merubahnya."

Akashi tersenyum. Kemudian menarik wajah Kuroko supaya menghadapnya, membelai mata dan pipi pemuda bersurai biru muda itu. Menatapnya sayang, dan menghadiahi sebuah kecupan sayang didahi pemuda manis itu. Kuroko menatap Akashi malu, wajahnya memerah hingga ke telinga.

"Karena aku tahu. Keadaanmu tidak baik-baik saja." Ucap Akashi pelan, tangannya masih menelungkup pipi Kuroko.

Wajah Kuroko berubah sedih seketika. Badannya kembali bergetar mengingat kejadian kemarin. Ada cairan bening yang menggenang dimatanya.

"Maaf,,,," ucapnya sambil terisak. Kuroko tak bisa menahan tangisannya. "Rumahnya berantakan..... hiks.... aku.... aku...." Akashi menarik Kuroko kedalam pelukannya, mencoba menenangkan kekasihnya itu.

Akashi mencintai Kuroko bukan hanya dengan hatinya, tapi seluruh jiwa dan raganya. Akashi bisa merasakan sakit hanya karena melihat Kuroko menangis.

Mereka masih berpelukan dalam posisi tiduran tangan Akashi masih melingkar di pinggang Kuroko, tangan satunya mengelus rambut Kuroko sayang. Mereka diam, merasakan perasaan sakit didada masing-masing.

"Aku tak tahu." Ucap Kuroko setelah melepaskan pelukan Akashi. "3 hari ini ada orang yang selalu mengirimi paket." Kuroko mulai bercerita. Akashi hanya diam mendengar, sesekali mengelus rambut Kuroko sayang.
"Mereka...hiks...mereka... melempar barang, mengacak-acak rumah... aku.... aku takut..."
Kuroko memeluk Akashi erat setelah selesai menceritakan semuanya. Akashi menenangkan Kuroko dengan membelai pelan kepalanya dan mencium singkat rambutnya.

BLUE SUNSETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang