29

780 96 4
                                    

Author POV

"Bodoh..!!!!! Kalian semua bodoh. Hanya melukai seorang lelaki pendek saja tidak bisa. Apa yang bisa kalian lakukan, ha...?" Seorang gadis bersurai hitam legam itu memukul bawahannya kasar. Dia mencambuk, memukul, meludahi, dan berkata kasar pada orang yang dianggapnya tidak becus itu.

"Apa susahnya melukainya? Kalau susah melukainya, kalian bunuh saja. Aku tak melarang kalian melakukan itu." Ucapnya lagi. Amarah gadis itu meluap. Dia memuntahkan semua kata-kata kotor itu ke mereka.

"Aku beri kalian 1 kesempatan lagi. Lukai dia, hmmmbbb jangan. Bunuh dia, jangan beri ampun. Aku ingin kabar kematiannya segera. Dan akan kupastikam kekasihku kembali padaku. S E G E R A." Ucapnya final untuk semua lelaki bawahannya.

##########

"Kuroko...." ucap Akashi disela waktu santai mereka. Mereka tengah menonton tv diruang tengah.

"Ada apa Akashi-kun?" Tanya Kuroko.

"Hmmmmbb,, aku rasa..... kita sebaiknya....." ucapan Akashi mengantung. Kuroko menaikkan sebelah alisnya. Bingung. Baru kali ini dia melihat kekasih absolutnya itu bimbang akan sesuatu.

"Katakan saja Akashi-kun." Ucap Kuroko pelan.

"Bagaimana kalau kita bertemu orang tuaku." Ucap Akashi kemudian. Sesaat wajah Kuroko muram, tampak dengan jelas raut kesedihan disana. Kuroko meremat tangannya pelan, tanda bahwa hatinya gundah.

"Aku.... hmmmmbbb.... Akashi-kun..... aku....." ucapnya terbata. Bahkan dia tak yakin ingin bicara apa. Dia ingin menyanggah omongan Akashi. Tapi dia tak mau cari masalah dengan pemuda absolut itu.

"Aku kemarin menemui Ayah dikantornya." Ucap Akashi. Tangannya bergerak mengenggam erat tangan Kuroko. Menenangkannya.
"Aku bertanya apakah dia yang mencoba melukaimu dan membuat rumah berantakan." Tangannya mengelus tangan Kuroko pelan. Kuroko masih diam mendengarkan penjelasan Akashi.

"Dan dia bilang. Dia tidak melakukannya, dan aku tak melihat kebohongan dimatanya ketika mengatakan itu. Berarti, Ada orang lain yang menginginkan kita pisah. Tapi aku tak tahu siapa." Ucap Akashi lagi. Baru kali ini ada nada putus asa yang diucapkan Akashi. Nada putus asa dan rasa kecewa karena tak bisa melindungi dan menjaga Kuroko. Orang yang amat sangat dicintainya. Orang yang harus dia lindungi. Kepala pemuda itu menunduk dalam, tangannya mengepal erat.

Kuroko tersenyum. Dia meraih dagu Akashi, membuat pemuda yang tadinya menunduk itu menatapnya. Dia menelungkupkan tangannya dipipi pemuda itu, kemudian menyunggingkan senyuman termanisnya. "Akashi Seijirou yang ku kenal adalah seorang yang pemberani." Ucap Kuroko pelan. Dia mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir pemuda berambut merah menyala itu pelan.

"Aku akan melindungimu. Aku tak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi padamu. Aku telah menjanjikan kebahagiaan padamu dan itu yang akan terjadi." Ucap Akashi, meyakinkan dirinya sendiri. Seorang Akashi Seijirou terlihat rapuh saat ini, untuk pertama kali dalam hidupnya dia meragukan dirinya sendiri. Dia terlalu menekan dirinya untuk melindungi Kuroko. Dan tanpa disadarinya, rasa takut kehilangan telah menguasai pikirannya.

"Sejak aku berkata bahwa aku mencintaimu. Sejak saat itu pula aku serahkan seluruhnya padamu. Hidupku, ragaku, kepercayaanku, bahkan jiwaku. Aku tahu, kamu akan lakukan yang terbaik untukku Akashi-kun. Kamu adalah yang terbaik dalam hidupku, sekalipun nyawa taruhannya aku akan tetap mencintaimu. Bahkan ketika kau menyuruhku pergi suatu hari nanti." Ucap Kuroko. Dia mencoba meyakinkan Akashi.

Tapi, mendengar kata 'pergi' membuat pikiran Akashi kacau. Dia tak bisa menangkap apa yang diucapkan Kuroko. Hanya kata 'pergi' yang berhasil masuk keotaknya dan membuatnya pikirannya kacau. Seketika Akashi panik, dia memukuli kepalanya sendiri.

BLUE SUNSETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang