40. Epilog

1.4K 114 21
                                    

Akashi POV

Aku terbangun dalam keadaan sangat bugar. Jika ingat kejadian semalam rasanya tak ingin berganti hari. Masih teringat Kuroko yang mendesah dan menggeliat dibawahku.

Hmmmm... malam pertama yang amat sangat romantis.

Tapi dimana kekasihku yang manis itu. Dia sudah menghilang dari sampingku sepagi ini. Hmmm, mungkin dia tengah menyiapkan sarapan. Mungkin dia akan memberikanku kejutan seperti semalam.

Aku bangun dari ranjang. Dan menemukan sebuah catatan di atas nakas. Kubuka dan ku baca.

" dear my lovely

Maafkan aku Akashi-kun. Tapi hubungan kita berakhir sampai disini. Pulanglah kerumahmu. Kembalilah pada orang tuamu. Aku ikhlas.

Semalam aku telah berikan semua milikku padamu. Bawa dan ingatlah. Aku pernah menjadi satu dari cerita dihidupmu.

Pergilah, tapi jangan lupakan aku. Karena aku tak bisa berjanji bisa melupakanmu.

Kau tahu aku masih sangat mencintaimu. Tapi aku tak bisa merusakmu lebih dari ini.

Kau tahu aku sangat menyayangimu. Tapi orang yang melahirkanmu punya hak lebih daripada aku yang hanya mencintaimu.

Berbahagialah. Dengan siapapun nanti pasanganmu. Aku akan menonton berita pernikahanmu di TV. Aku akan ikut berbahagia untukmu.

Jangan lupakan aku. Aku mencintaimu, selamanya akan begitu."

#############

Midorima POV

"Kau akan Ayah kirim sekolah di luar negeri. Dan lupakanlah lelaki itu. Kau itu calon dokter Midorima. Calon penerus Ayah yang akan melanjutkan usaha keluarga Shintarou. Jangan membuat malu. Cukup kali ini saja. Lakukanlah sesuatu yang berguna dengan otak jeniusmu itu." Ucapan Ayah tadi sore masih terngiang jelas dikepalaku.

Dan sekarang aku tengah menggenggam tiket ke Australia. Melanjutkan sekolah disana, jurusan kedokteran tentunya.

"Huft" kenapa tarikan nafasku terasa semakin berat ketika mengingat Takao. Mengingat air matanya yang mengalir deras, mengingat isaknya yang tak berhenti, mengingat kata-kata cacian dari Ayah untuknya. Hatiku terasa sakit. Amat sangat sakit.

Tapi aku bisa apa. Aku tak punya cukup keberanian untuk melawan Ayah dan membelanya.

Bahkan masih terlihat jelas dimataku. Tubuh kecil yang lemah itu berjalan menjauh dari rumahku. Bahunya yang masih naik-turun menandakan air matanya belum berhenti mengalir. Dan aku?

Hanya seorang pengecut yang memandanginya dari kejauhan. Pengecut yang hanya bisa mendengarkan amarah Ayah tanpa mampu membantahnya. Pengecut yang telah kehilangan kekasihnya karena terlalu takut melawan takdir.

Pengecut yang telah melepaskan seorang yang dicintainya. Dan lebih parahnya lagi. Aku memberikan seluruh hatiku untuknya. Untuk dibawanya.

Dan sekarang, aku adalah pengecut yang tak lagi punya hati.

############

Kise POV

"Kasa. Tolong percaya padaku. Aku tak punya hubungan apapun dengan perempuan itu. Dia hanya rekan kerjaku." Ucapku berusaha meyakinkan kekasihku.

"Rekan kerja pemotretan. Atau rekan kerja diatas ranjang." Ucapnya acuh. "Aku mungkin tidak pintar. Tapi aku cukup tahu jika dua orang masuk kamar hotel bersamaan dan hanya berdua saja. Kira-kira apa yang mereka lakukan. Aku cukup pintar untuk mengerti situasinya."

"Aku bisa jelaskan semuanya... tolong dengarkan aku."

"Cukup. Aku butuh waktu untuk sendiri. Jangan cari aku dalam 1 minggu ini. Silahkan nikmati waktumu dengam gadis-gadis itu. Dan jika aku masih ingin kembali nanti......" ucapannya menggantung.

"Lupakan saja jika kita pernah berhubungan....." ucapnya sambil berjalan menjauh.

Duniaku hancur saat itu juga.

##########

Aomine POV

Aku berjalan menyusuri jalan ini. Dengan Sora disampingku. Hampir sebulan dia mengikutiku kemanapun aku pergi. Tapi hati ini tetap tak mau memandangnya.

Dia cantik, pintar, manis, dan tentu saja bola didadanya tampak sangat menarik. Tapi entah kenapa pikiranku tak mau pergi dari seseorang berbadan kekar dan beralis cabang.

"Huhhh..." aku menghembuskan nafas kasar lagi. Entah sudah berapa kali. Disampingku ada seorang gadis cantik. Tapi pikiranku hanya tertuju pada pemuda bodoh itu.

Dimana dia sekarang. Aku... merindukannya, mungkin.

Aaaarrrrgggghhhhhhh....
Kenapa bayangannya masih tak mau pergi dari pikiranku. Apa mungkin aku benar mancintainya......

Tapi apa yang bisa kulakukan sekarang. Aku bahkan tak tahu dimana dia sekarang.

"Bakagami...." tanpa sadar ku ucapkan juga nama itu. Hingga aku merasa Sora menoleh padaku.

##############

Murasakibara POV

"Muro-chin...... Muro-chin..... Muro-chin..... Muro-chin..... Muro-chin......"

Dan hanya kata itu yang diucapkan Murasakibara sepanjang waktu.

##############

Yoo, Minna.....

Minal Aidin wal faizin..
Mohon maaf kalau selama ini banyak salah sama kalian.. 🤝🤝🤝
Tapi aku mencintai kalian sepenuh hatiku, pembacaku yang setia... heu.. heu...

Terimakasih untuk semua kritik dan saran..
Untuk semua vote dan komentar yang kalian tinggalkan,, semuanya membuatku semakin semangat untuk menulis...
Hehehehehehehe...

Dan......

Jeng...

Jeng....

Jeng.....

Jeng.....

Jeng......

Blue Sunset season 1, selesai disini...
Hahahahahahahhaah...

Setelah ini Author akan mempersiapkan cerita selanjutnya tentang KiSeDai...

AkaKuro...

MuraHimu...

AoKaga....

KiseKasa....

dan

MidoTaka....

Baca juga work aku yang baru...

Sampai jumpa di BLUE SUNSET Season 2...

See ya, Minna...

😘😘😘😘😘

love you as always.....

BLUE SUNSETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang