38

887 93 6
                                    

"Selamat pagi, Akashi-sama." Sapa seorang pelayan.

Hari ini Akashi memutuskan untuk pulang. Dia menginjakkan kaki dirumah yang sudah hampur 6 bulan ini ditinggalkannya. Tentunya Akashi tidak pulang sendiri. Dia menggandeng erat tangan kekasihnya, Kuroko Tetsuya.

Mereka datang untuk menemui keluarga Akashi. Meminta maaf sekaligus meminta restu. Semoga apa yang mereka harapkan benar-benae terjadi.

"Akashi-sama. Tuan Masaomi dan Nyonya Shiori kenunggu di ruang keluarga." Ucap Takeru. Pelayan nomor 1 keluarga Seijirou.

Akashi hanya mengangguk, kemudian berjalan pelan menyusuri lorong dirumahnya menuju ruang keluarga. Langkah kakinya pelan, dan tangannya memegang erat tengan Kuroko.

Sedang Kuroko hanya diam. Pikirannya takut akan penolakan. Keluarga Akashi adalah keluarga paling terpendang di prefektur ini. Juga salah satu keluarga paling berpengaruh di Jepang. Hati Kuroko selalu dihantui perasaan takut ketika berada di rumah ini.

"Selamat datang Sayang. Ibu sangat merindukanmu." Ucap Shiori. Dia memeluk anak semata wayangnya itu pelan dan hangat.

Akashi diam. Dia tak membalas pelukan Shiori. Tangannya masih mengenggam tangan kekasihnya. Mereka duduk berhadapan. Masaomi dan Shiori bersebelahan. Sedang Akashi dan Kuroko didepan mereka.

"Maksud kedatangan kami kesini adalah. Ingin meminta restu dari kalian. Aku harap kalian merestui hubungan kami." Ucap Akashi tanpa basa-basi. Baginya prioritas utama adalah Kuroko.

"Ayolah. Kita bisa bicara masalah keluarga dulu. Apa kau tak merindukan kami?" Tanya Masaomi. Matanya menatap Akashi lekat.

"Apa yang saya ucapkan adalah apa yang saya butuhkan. Dan apa jawaban dari anda menentukan sikap saya selanjutnya." Jawab Akashi. Dia masih enggan berdamai dengan keluarganya. Kepala batu emang. Tuan absolut.

"Hhhhhhhhhh...." Masaomi menarik nafas panjang. "Jika itu yang kamu ingin kami akan menjawabnya." Ucapnya. Kemudian hening beberapa saat.

Kuroko hanya menunduk dari tadi. Dia bahkan tak berani menatap dua orang didepannya. Tangannya masih berada digenggaman Akashi.

"Kami merestui kalian." Ucap Shiori penuh kelembutan. Sontak Kuroko menatap matanya, menatap mata seorang perempuan yang telah melahirkan kekasihnya itu. Mata Kuroko berkaca-kaca tak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Apa kalian yakin?" Tanya Akashi. Dia masih meragukan keluarganya.

"Tentu. Ini telah lenjadi pertimbangan kami. Dan kami berdua menyetujuinya. Kau masih harus menjadi keluarga Seijirou, Akashi. Kau penerus utama Keluarga ini." Ucap Masaomi santai.

Ada seukir senyum terlukis diwajah Akashi. Tangannya semakin erat mengenggam tangan Kuroko. Dia memandang Kuroko sepintas dan tersenyum.

"Tapi. Kami mengajukan beberapa syarat." Lanjut Masaomi. Akashi menatap Ayahnya itu tajam.

"Kalian boleh berhubungan atau menikah. Terserah kalian. Tapi hubungan kalian harus dirahasiakan."ucap Masaomi. Kuroko menunduk semakin dalam. Dia tahu jika hubungannya dengan Akashi diketahui publik, tentu akan membuat geger satu negara.

"Dan yang kedua. Aku ingin keturunan darimu Akashi."ucap Masaomi pelan. Tapi menusuk jantung Kuroko dan Akashi dalam. Mereka berdua mendongak bersamaan, menatap Masaomi dengan pandangan tak percaya.

"Kau gila pak tua." Ucap Akashi mulai emosi. "Jika hanya merahasiakan hubungan kami. Aku mungkin akan sedikit mepertimbangkannya. Tapi keturunan?"

"Ya. Kau adalah penerus Seijirou grub satu-satunya. Darimana kami mendapat generasi selanjutnya jika bukan darimu?" Ucap Masaomi. Sementara istrinya Shiori hanya diam dan memperhatikan reaksi Kuroko. Sementara Kuroko menunduk dalam, matanya dipenuhi air bening yang siap tumpah kapan saja.

BLUE SUNSETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang