11

1K 145 1
                                    

Part 11,, yyuuuuhhhuuuuuu....

Sebelum baca bagi bintang dulu ya...

#####

Kise POV

"Latihan untuk hari ini diliburkan. Kamu boleh pergi pemotretan atau apalah itu."

Jam masih menunjukkan pukul 6 dini hari. Aku terbangun. Mengusap wajahku pelan. Membuka kembali chat semalam.

"Aomine-cchi besok ketempat Akashi denganku ya."

" Tidak usah. Aku berangkat dengan Satsuki. Terlalu merepotkan jika kau harus menjemputku dulu."

"Aku tak masalah menjemputmu osu."

"Kubilang tak usah. Aku dengan Satsuki saja. Kau ajaklah yang lain, kise teme."

Kembali ku buka chat yang semalam. Menyebalkan. Aku menyukai sosok Aomine dari dulu. Sosok yang amat sangat menarik. Sehebat apapun aku dalam meniru, aku tak pernah bisa meniru Aomine. Saat melawan Jabberwokk aku hanya mampu menirunya dalam beberapa menit, dan itu sudah menguras seluruh tenagaku.

Entah sejak kapan perasaan kagum ini berubah menjadi rasa suka. Selama ini aku pikir aku hanya mengaggumi sosok pemalas itu. Tapi semakin lama, aku tak ingin dia memperhatikan sosok yang lain. Aku ingin dia memperhatikanku, menyukaiku.

Aku kembali menatap layar HP. Merasa sangat malas hari ini, mengingat Aomine semakin acuh padaku karena kejadian tempo hari. Aku,, tak bisa lagi memendam perasaan ini lebih lama. Aku menyukai Aomine, dan berharap bisa bersama. Seperti Akashi, atau Murasakibara.

"Senpai. Apakah kau sibuk hari ini? Jika tidak maukah ikut denganku? Merayakan kepulangan Kuroko dari rumah sakit.?"

Aku mengirim pesan itu ke Kasamatsu-Senpai. Sungguh, aku tak ingin pergi sendirian. Aku benci melihat ekspresi sedih Aomine melihat kedekatan Kuroko dan Akashi.

"Boleh, tapi jemput aku."

Aku tersenyum. Setidaknya ada yang bisa aku ajak bicara dijalan.

#####

Author POV

"Ting..tong..ting..tong...." pemuda jangkung bersurai keemasan itu berdiri didepan sebuah rumah sederhana.

"Ayah. Aku pergi dulu. Mungkin pulang malam nanti, tinggal hangatkan makan malam di dalam kulkas saja." Terdengar suara teriakkan dari dalam rumah itu.

"Ayo.." ucap pemuda bersurai hitam cepak itu. Tinggi badannya sebahu pemuda bersurai keemasan tadi.

"Bagaimana kabar Ayahmu Senpai."

"Keadaannya sudah lebih baik sekarang. Mungkin butuh waktu sedikit lebih lama untuk menyembuhkan traumanya."

"Bagaimana denganmu?"

"Aku baik-baik saja Kise. Mungkin setelah kelulusan nanti, aku akan langsung cari kerja. Kuliah dipending dulu untuk tahun depan. Setidaknya aku harus punya uang untuk makan, selama Ayah memulihkan kondisi mentalnya."

"Kau menakjubkan Kasamatsu-senpai. Aku bisa saja menyukaimu." Ucap pemuda kuning itu dengan santainya. Sementara pipi pemuda disampingnya bersemu merah.

Mereka terus berjalan pelan menuju halte bis terdekat. Masih dengan obrolan ringan diantara mereka.

#####

Kasamatsu POV

"Senpai. Apakah kau sibuk hari ini? Jika tidak maukah ikut denganku? Merayakan kepulangan Kuroko dari rumah sakit.?"

Aku memegangi dadaku yang berdetak lebih kencang. Membaca pesan seperti itu dari orang yang kukagumi, hari ini akan terasa seperti kencan.

Aku mengagumi adik kelasku satu ini. Keahliannya dalam bermain basket bukan main-main. Dia bisa menguasai semuanya, kise adalah pemain all rounder terbaik. Aku hanya kesal ketika seluruh gadis disekolah memperebutkannya, entah kenapa ada perasaan tak tenang. Yang berakhir dengan aku menendangnya, hanya supaya dia sedikit lebih memperhatikanku daripada gadis-gadis itu.

Menunggunya, aku sudah siap sejak satu jam yang lalu. Hatiku semakin tak karuan menunggunya. Dan ketika mendengar suara bel ditekan aku yakin itu Kise. Aku berpamitan pada Ayah sebentar, sesegera mungkin menemuinya. Dan lihat, dia selalu terlihat tampan.

Aku memang membenci perempuan. Dan apakah sekarang aku menyukai lelaki? Entahlah...

Kami terlibat percakapan kecil. Entah kenapa selalu terasa menyenangkan sekaligus menyebalkan ketika berbicara dengannya. Tapi rasa nyaman ketika bersamanya lebih mendominasi. Mungkin benar aku menyukainya.

"Kau menakjubkan Kasamatsu-senpai. Aku bisa saja menyukaimu." Perkataan Kise membuatku tersipu. Sangking malunya aku sampai menendangnya. Aku tak menjawab apapun, dan lihat, dia hanya tertawa.

Kami menaiki bus ke rumah Akashi yang baru. Aku tak tahu ada apa sampai seorang Akashi harus mengontrak, dan kenapa Kuroko sampai masuk rumah sakit. Karena menghargai Akashi dan Kuroko sebagai rival yang tangguh, tak salah jika berkunjung.

Kami diam sepanjang perjalanan di dalam bis, suasana ini membuatku mengantuk. Aku memejamkan mata sejenak, kise pasti akan membangunkanku ketika sudah sampai.

Ketika aku mulai memejamkan mataku, dan hampir saja memasuki alam mimpiku. Tangan panjang dan ramping itu menarik pelan kepalaku, dan menyandarkannya dibahunya. Kemudian tangan itu melingkar dipinggangku. Aku tak tahu apa yang Kise pikirkan. Jika ada orang yang memperhatikan mereka pasti mengira kita pasangan. Aku tak mampu berkutik, aku tak bergerak, tubuhku melemas seketika. Tangannya mengelus pinggangku pelan,  dan dagunya menempel di pucuk kepalaku.

Ya Tuhan,,,, Semoga aku masih bisa mengendalikan diriku. Semoga aku kuat menahan godaan ini sampai ditempat pemberhentian kita.

######

Author POV

Kise asik memeluk senpainya. Mengelus pelan dipinggang senpainya yang tengah lelap tertidur. Pandangannya menerawang luas, sesaat dia memandang wajah tidur Kasamatsu. Kemudian tersenyum kecil, dia meletakkan kepalanya bersandar pada kepala senpainya, karena perbedaan tinggi badan mereka, Kise tampak nyaman bersandar pada Kasamatsu.

Perjalanan terasa cepat. Ketika hampir sampai ditempat pemberhentian. Kise menarik tangannya dari pinggang Kasa, mencium pucuk kepala pemuda berambut hitam cepak itu. Kemudian membangunkannya pelan.

Setelah turun dari bis. Kise mampir ke swalayan sebentar, membeli beberapa potong daging dan sosis, juga beberapa sayuran serta bumbu untuk pesta bbq nanti. Mereka melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sambil bercanda.

Entah perasaan siapa dulu yang akan berkembang disini. Tapi mereka pun tak bisa menyalahkan hati yang ingin menetap dan bertahan.

######

Kise X Kasa.... 😂😂😂

Semoga diterima,,

Diitunggu vote dan coment'a..
Satu vote dari kalian membuat author semakin semangat melanjutkan cerita ini...

See you next chapter...

BLUE SUNSETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang