Jihoon

279 30 7
                                    

"happy birthday uri hoon-ie, happy birthday to you... Yeahhhhh!!"

Duar.. Duar..

Preettt..(?)

"kau kira tahun baru apa?" sindir Tiffany. Taehyung cuek, tetap meniupkan trompet. Trompet loh yaa trompet. Yang biasa buat karnaval.

Tiffany mencium pipi Jihoon gemas.

"yey, semoga uri hoon-ie makin tampan. Terus sayang mommy nde.."

Taehyung menggeser duduk Tiffany. mengambil alih atensi putra nya.

"semoga pas besar mirip daddy, oke?"

"tak mau, nanti dia jadi lelaki kardus sepertii mu, itu takkan pernah terjadi"

Jihoon?

Hanya bisa memekik senang. Tangannya terulur mencomot kue raksasa, di makan penuh gelora(?)

Tiffany ikut mencomot cake tersebut.

"ini enak, kau sendiri yang membuatnya?"

Taehyung melayangkan pertanyaan setelah ikutan mencomot kue ultah Jihoon.

"pastinya. Hebat kan aku?"

Taehyung berdecak "dih, amit amit"

Bilang nya sih, 'amit amit' tapi senyumnya malah melebar. Senyum berterima kasih.

Tiffany paham, wanita kan memang peka.

"sama-sama"

Taehyung terus memakan kue ultah sedangkan Tiffany sibuk membantu Jihoon makan.

"apa kado yang kau beri untuk Jihoon?"

Tiffany menoleh "hadiahnya? Aku"

Taehyung terkekeh, mengangguk memahami "oke oke, kau adalah kado terindah"

Tiffany tersenyum manis, kembali memperhatikan Jihoon.

"Ani... Maksudku, Jihoon tidak butuh apa apa lagi. Kau tau kan, kebutuhannya semua sudah terpenuhi. Daripada menyia nyiakan uang, kenapa aku tidak berkorban waktu untuk putra ku barang sehari saja?"

Taehyung memperhatikan Tiffany dari samping, cantik.

Memperhatikan bagaimana saat gadis itu tersenyum manis sambil mengusap sudut bibir Jihoon.

Memperhatikan Tiffany yang sedang membersihkan percikan (?) kue yang berserakan di karpet serta lantai.

Taehyung tersenyum.

Tiffany itu cantik dia tidak munafik.

Tiffany cantik. Istrinya cantik. Dan itu mutlak!

"Tiff"

Yang di panggil berdehem, menyahut.

"tidak adakah keinginan mu untuk mencintai seorang pria? Kita memang menikah, namun tak ada rasa cinta di antara kita, kau dan aku kan hanya sebatas.. kau tau lah.. Perasaan seperti.. Emm sibling? Perasaan yang sering kau tegaskan padaku itu.

Eum, maksudku. Tak ingin kah kau juga jatuh cinta? "

Tiffany menghela napas panjang" lalu, bagaimana dengan dirimu? "

Taehyung gelagapan. Kenapa jadi dirinya yang menjawab, sih?

" aku ya? Eumm,, tak tau. Aku tadi yang bertanya duluan, sekarang jawablah"

Tiffany tersenyum miring. Menatap Taehyung lamat lamat.

"maksudku bukan begitu, bagaimana denganmu jika aku mencintai pemuda lain? Aku juga memikirkan karier mu. Hidup mu"

Taehyung menggeleng "begini anggap saja aku bukan idol. Kita selayaknya orang biasa yang terpaksa menikah . Apa kau akan mencintai lelaki lain jika aku mengizinkan mu?"

Tiffany terkekeh "aku tidak se jalang itu, biarpun tak ada rasa seperti yang kau maksud. Aku tak akan pernah mengotori  pernikahanku dengan sebuah pengkhianatan."

Jawaban Tiffany sukses memukul telak Taehyung. Bukan, bukan karena dirinya selingkuh, tapi karena apa yang dulu dia lakukan terhadap perempuan itu.

Taehyung meraih punggung tangan Tiffany. mengusap nya pelan, kemudian berujar dengan nada kelewat lembut.

" maaf, maafkan sikap egois ku yang memaksa mu hingga begini. Maaf juga dengan sikap tak sopan ku saat pertama kali kita bertemu. Jika saja aku tak memaksa, mungkin kau masih bisa meraih semua harapan yang kau impi impikan. Bekerja di dua tempat yang sangat kau sukai itu, jatuh cinta, menikah dengan lelaki pilihan mu, mempunyai anak, dan bahagia. Maafkan aku karena bertindak semena mena"

Tiffany cukup tersihir untuk beberapa detik, namun lengkungan di bibirnya membentuk seringaian jahil.

"kau tau, tapi tak pernah minta maaf dari dulu. Kita tinggal bersama sudah satu tahun, lhoo."

Taehyung balas senyum. Melirik ke kanan, heran, lirik kiri.. gelisah.

"Tiffany.. Dimana Jihoon?"

Tiffany sontak mengedarkan pandangan nya

"dimana dia?"

Keduanya berdiri panik.

"kompor mati kan?"

Tanya Taehyung. Tiffany mengangguk

"kamar mandi, tertutup?"

Tiffany giliran bertanya, di balas anggukan.

"dia tidak dimakan yeontan kan?"

Taehyung mencubit pipi Tiffany gemas.

"tidak mu- Jihoon!!"

Tiffany terlonjak, ikutan menoleh ke arah yang sedang di tuju Taehyung. Jihoon, dengan cengiran tak berdosa nya.

Tiffany dan Taehyung saling tatap.

"Tae.. Jihoon.. "

Taehyung mengangguk. Matanya me mancarkan sirat kegembiraan yang tiada tara.

Tiffany langsung menubruk Taehyung. Memeluknya erat.

"Jihoon bisa berjalan.. Jihoon sudah lancar berjalan!! Tae.. "

Taehyung membalas peluk erat "hoho, anak siapa dulu. Taehyung gitu"

Tiffany mengangguk, melepas pelukannya. Berjongkok memeluk Jihoon sayang.

"sayang nya mommy...mommy Sayang sekali"

Taehyung ikutan Berjongkok "mau pergi? Merayakan ultah yang sesungguhnya?"

Tiffany mengangguk. "boleh"

"kalau begitu, ayo. Kita bersenang senang sampai mampus"

MY LOVELY IDOL (Fin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang