Taehyung termangu.
Hatinya mencelos saat melihat si pujaan berjalan kesana kemari, melayani pesanan pelanggan.
Bahkan sesekali beberapa pelanggan itu mengomel tentang betapa lamban nya kerja cantiknya itu.
Taehyung ingin bergerak maju, namun di tahan oleh Jungkook.
"kau mau membikin masalah tambah runyam"
Taehyung diam, menghembuskan nafas panjang.
Cantiknya kembali di marah, dia benar-benar tidak sanggup.Tanpa terasa, matanya mulai berair.
Ia tau sekarang dia telah menjadi lelaki cengeng.
Sedikit sedikit menangis, mewek, dll.
Namun yang bikin Taehyung miris itu adalah keadaan Tiffany.
Ingin Taehyung merengkuhnya, membawanya kedalam pelukan.
Ia rindu, sangat. Tapi tidak bisa.
"ikut aku Tae" Jimin menarik tangan Taehyung, menyeret nya menuju belakang restoran kecil itu.
"hei, apa apaan kalian?! Aku mas-"
"psstt.. Diamlah" Jungkook membekap mukut Taehyung dengan tangannya. Lalu dagunya menunjuk ke belakangan Taehyung.
Taehyung menoleh, matanya membulat sempurna.
Ya, Tiffany nya berjalan ke arah mereka, namun sepertinya belum sadar sepernuhnya akan kehadiran ketiga lelaki ini.
Jimin menarik lengan Jungkook, meninggalkan keduanya.
Taehyung mengepalkan tangannya, tidak terima karena Tiffany nya di marahi oleh bibi bibi pemilik kedai ini.
Oke kedai, bukan restoran!
Ingin memarahi balik, namun ia ingat perkataan Jisoo saat itu.
"eonnie pergi karena perangai jelek oppa! Berubah lah sedikit! Harusnya kau sadar, kenapa Tiffany eonnie memutuskan untuk pergi.
-bukan karena ia tidak cinta padamu. Tapi berpikir lah, bagaimana bisa wanita lembut sepertinya ber betah betah ria hidup di kekang oleh suaminya yang otoriter dan tempramen!?"
Taehyung memilih diam, memperhatikan keduanya.
Tiffany menundukkan kepalanya, sampai akhirnya ia di tinggal sendirian di dapur.
Tiffany mengambil plastik sampah besar di dapur, berniat membuangnya.
Masa bodoh!
Taehyung melangkah kan kakinya mendekat, memperhatikan punggung ringkih itu.
Dengan suara bergetar, ia berseru. Memanggil,
"s-sayang?"
Tubuh kecil itu memegang, gerakan bebersih nya terhenti seketika. Cantiknya Memutar tumitnya, perlahan.
Kini pandangan nya bersibobrok dengan hazel menawan yang di penuhi rasa sakit hati dan kekhawatiran itu
Taehyung mengulurkan tangannya, jemarinya menelusuri pipi Tiffany sayang.
"sayang.. I-ini benar dirimu kan? A-aku tidak sedang berhalusinasi kan? Katakan padaku, ucapkan sepatah kata padaku agar aku yakin ini nyata"
Tiffany bergeming.
Mata Taehyung mengobservasi seluruh sisi di tubuh Tiffany, seolah sedang memastikan bahwa wanita nya dalam kondisi yang baik.
Apakah kesayangan nya ini baik-baik saja, apakah kesayangan nya masib utuh, adakah yang sakit? Berubahkah wanita nya ini.