2

1.2K 46 2
                                    

Aku merasakan sakit dikepalaku saat bangun dari tidurku. Hari ini adalah hari senin. Hari pertama ajaran baru. Hebat di hari pertama tubuhku tidak benar benar baik. Aku memaksakan untuk bangun dan pergi untuk mandi. Seragam putih abu dengan logo SMA merah putih di lengan sebelah kiri tertutupi almamater hitam yang aku pakai.

Aku mengikat rambut dan berkaca di tembok. Ya berkaca di cermin lah. Wajahku sedikit pucat mungkin karena aku tidak makan dua hari terakhir. Gimana mau makan keluar aja susah. Kalau saja dia pergi aku bisa bebas ngelakuin apa pun, lah ini dia baru pergi tadi malem. Sial banget gila.

Setelah siap aku berjalan ke garasi seperti biasa mengeluarkan motor kesayanganku yang nyatanya bannya kempes. Pas mantaf djiwa sekali kerjaan ayahku itu sungguh sangat bagussss. Aku menelpon bengkel langgananku agar motorku bisa dia bawa. Dan dengan terpaksa aku berjalan ke depan untuk menunggu ojek lewat. Kenapa enggak pake gojek? Jawabannya adalah kemarin sore kuotaku habis. Yeeee.

Aku melihat ke jalan tidak ada ojek yang lewat tapi aku ngeliat sesosok. Heheh sesosok pria yang sedang duduk di samping motornya. Aku melihat lelaki itu mengusap sudut bibirnya. Wah kayanya abis berantem deh. Seru nih aku samperin aja deh.

"hey. Kamu kenapa?" aku mencoba bertanya kepada lelaki itu lumayan ganteng sih. Kulit berwarna sawo matang, memakai seragam tanpa logo, dengan rambut berantakan dan helm di samping tangan kanannya. Dia hanya melihatku sebentar dan mencoba menghapus darah di sudut bibirnya.

"berdarah yah? Nih saya punya tisu. Pake aja." aku menyodorkan tisu yang ku berikan.

"Rumah saya deket sini mau saya obati?" Dia mengangguk dan langsung berdiri.

"yaudah yu. Mumpung masih jam set 7. Motornya mau dibawa atau disimpan di sini aja?." dia malah diam dan menyimpan helmnya di atas motor ninja merah itu. Ini cowo enggak bisa ngomong apa? Lama lama gendok nih.

"yaudah yu." aku mencoba membantu si cowo ini untuk berjalan. Untung saja rumahku sedang sepi kalau ada dia pasti sudah ngomen lagi huh.

Aku memasuki rumah untuk membawa alkohol, obat merah, plester dan air putih.

"coba saya liat lukanya. Lukanya dikit tapi pasti sakit soalnya darahnya keluar terus. Saya pakein alkohol yah." cowo itu mengangguk dan akupun mulai mengobatinya. Udah kaya di film film nih adegannya. Cowo itu sedikit meringis saat aku tidak sengaja terlalu menekan lukanya.

Aku menempelkan plester di hidungnya yang mancung karena sobek dikit.

"udah selesai. Nih minum dulu." dia menerima air itu dan langsung meminumnya sampai habis. Nih anak kayanya kehausan banget deh pikirku. Aku masuk ke dalam rumah sambil membawa tempat obat dan gelas itu. Aku kembali ke luar dan sudah melihat dia berdiri sambil merapikan rambutnya yang berantakan.

"yaudah kalau gitu saya berangkat sekolah dulu. Masnya hati hati di jalan yah. Mari." aku berjalan meninggalkan rumah ku dan lelaki itu yang masih membenarkan pakaian dan rambutnya itu.

"makasih. Nama gue virga." aku berhenti dan membalikan badan saat lelaki itu berbicara. Lelaki yang bernama virga itu tersenyum dan menghampiriku. Jalannya sudah agak membaik dia menghampiriku dan mengulurkan tangannya.

"sama sama. Nama gue yuwana." aku menerima uluran tangannya dan tersenyum juga.

"lo sekolah dimana? Biar gue anterin soalnya lo udah bantuin gue." bener yah kalau kita berbuat baik pasti bakal ada kebaikan yang datang.

"oh gue di SMA merah putih hehe."

"yaudah ayo gue anter." dia berjalan mendahuluiku.

"eh enggak pa pa?" dia berbalik sebentar menganggukkan kepalanya dan tersenyum. Nikmat tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan hehe. Ganteng banget. Eh tapi gantengan tamar lah kemana mana.

BAD BOY VS KETUA MPK (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang