4

1K 39 0
                                    

Aku pulang dengan selamat sampai rumah. Iyalah selamat soalnya di anter pulang sama gia. Ketua yang baik emang hahah. kenapa bisa dianter gia? Soalnya kan aku enggak bawa motor dan kebetulan searah dengan gia. Untuk masalah murid baru aku belum tau dia siapa dan bagaimana mukanya. Kepo sih tapi enggak deng. Cukup kepo ke tamar aja hehe.

Saat sampai di kamar aku langsung menyimpan tas beserta almamaterku dan langsung pergi menuju kamar mandi. Mau ngapain? Seperti biasa mau mandi soalnya badan udah pada lengket kaya lem.

Aku menggunakan kaos berwarna putih yang bergambar panda serta celana pendek selutut dan mulai menyalakan handphone yang tersimpan di atas kasur.

Ternyata ada notif chat dari abang tukang bengkel tentang motorku yang akan diantarkan sebentar lagi. Laper juga, kayanya harus masak deh.

Aku berjalan menuju dapur dan mulai memasak makanan. Ada beberapa bahan yang ada di kulkas. Aku mengeluarkan ayam dan beberapa tahu serta kangkung. Aku sudah terbiasa hidup sendiri di rumah. Masak, makan, tidur, nyuci, mandi sendiri. Kadang aku juga suka menitip makanan ke tetangga atau beli gofood biar cepet.

Setengah jam lebih aku selesai masak. Pada saat itu juga terdengar suara bel. Mungkin tukang bengkel. Aku langsung keluar dan mendapati seorang pria dengan napas yang berat berdiri membelakangiku.

"siapa?" lelaki itu berbalik dan langsung menarikku masuk, dan langsung mengunci pintu.

"virga?" virga masih memegang tanganku. Dia melihat ku dengan wajah di bagian jidat yang sedikit membiru. Baju kotor, rambut berantakan, keringat dimana mana, mukanya luka dan napas yang terlihat seperti habis lari 100 keliling, alay deng.

Aku menyuruhnya duduk dan aku pergi ke dapur untuk membawa minum dan tisu. Aku memberikan air kepadanya dan langsung dia minum. Aku duduk dan mulai mengelap keringatnya dengan tisu.

Dia melihatku dengan tatapan bersalah, aku balas dengan senyum ikhlasku dan masih mengelapi keringatnya.

"maaf." aku memberikan tatapan bingung kepada virga.

"maaf udah ngerepotin, ngedadak kesini, langsung masuk gitu aja maaf yah dan gangguin lo 2 kali di hari ini." jawabnya bersalah. Napasnya sudah kembali teratur.

"enggak pa pa tenang aja. Lukanya mau gue obatin?" virga menggeleng dan langsung menundukan kepalanya.

Walaupun dia menggeleng tetep aja aku mengambil kotak obat untuk mengobatinya. Aku mengangkat kepalanya dan melihat luka yang ada di wajahnya. Lukanya makin banyak tadi pagi hanya ada 2 di bibir dan hidung, sekarang lukanya ada di jidat, rahang, dan di pelipis. Nih anak berantem lagi kayanya.

Aku mengganti plester yang ada di hidungnya dengan yang baru. Dia terus menatapku dan enggak sengaja mata kita bertemu. Kaya adegan drama aja. Aku tersenyum dan melanjutkan kegiatanku mengobati virga.

"oke selesai." aku berdiri dan virga malah menahan tanganku.

"tadi pagi muka lo pucet. Sekarang udah baikan?" virga masih memegang tanganku. Kalau di pegang sama tamar mungkin udah deg degan jantung ini wkwk tapi karena yang megangnya virga jadi biasa aja.

"oh hehe enggak pa pa. Gue udah baikan tenang aja." virga melepaskan tangannya.

"maaf yah na. Gue ganggu lo lagi." aku tersenyum dan menggelengkan kepala. Udah ke yang dzikiran aja gue.

"ada masalah? Lo udah makan? Makan bareng yu gue baru aja masak." aku tau dia pasti sedang memiliki masalah, aku hanya mengalihkan pembicaraan. Laper juga sih.

"ayo lahhh jangan malu malu." aku langsung menariknya membawa duduk di kursi meja makan.

"maaf ngerepotin lo na." aku tersenyum sambil membawakan piring, nasi dan lauk pauknya untuk virga. setelah itu aku menyiapkan makan untuk ku sendiri. Ke suami istri aku nih hahah.

BAD BOY VS KETUA MPK (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang