11

770 33 0
                                    

"YUWANA." Aku menengok ke belakang saat suara familiar memanggilku. Aku tersenyum saat seorang lelaki jangkung dengan seragam yang rapi berlari kearahku.

"iya cean kenapa?" Arsean tersenyum lalu merangkulku.

"kamu mau kemana? Kantin?"

"Bukan, aku mau ke kelas 10 Mipa 1."

"mau ngapain?" aku mengangkat novel yang ada ditanganku untuk menjawab pertanyaan dari lelaki tampan didepanku ini.

"ohhh mau dikesiapain?"

"Ke Anggara." Arsean mendadak memberhentikan jalannya. Akupun ikut berhenti dan memperhatikan Arsean. Saat aku mau mengikuti arah pandangan Arsean, dia terlanjur menarikku untuk berbalik.

"kenapa sih?" tanyaku melihat Arsean yang sedang terus menarikku.

"Enggak pa pa. Jangan lewat situ. Lewat sini bisa kan?"

"kalau lewat sini muter mending lewat yang tadi aja."

"GAK!" aku menatapnya aneh. Baru kali ini aku melihat Arsean sekesal ini. Eh atau marah? Dia terus menarikku dengan tangan kanan sementara tangan kirinya ia kepal kuat kuat.

"oh yaudah." aku langsung menggandeng tangan Arsean sedikit meredakan marahnya.

Sekarang masih jam 06.40 tapi sudah banyak siswa yang berada di kelasnya. Aku dan Arsean berjalan menuju kelas 10 ipa 1, ya kelas Anggara. Aku melihat Citra yang sedang mengobrol di depan pintu.

"Cit bisa panggilin Anggara?" Citra langsung mengalihkan pandangannya padaku dan langsung membuang napas beratnya.

"Anggara enggak sekolah ka." jawabnya lesu.

"Dia enggak sekolah? Kenapa?" tanyaku.

"Enggak pa pa."

"Tapi semalem dia chat kaka bakal sekolah." jawabku.

"Ko kaka kepo sih. Yang pasti dia enggak ada di sini. Emang ada perlu apa?" nyolot banget nih anak. Jangan jangan dia bener cemburu lagi.

"oh ini kaka ma..."

"yuwana." sebelum aku menyelesaikan ucapanku, Anggara memotongnya terlebih dahulu.

"oh hay Gara. Katanya lo enggak sekolah."

"gue sekolah." Anggara tersenyum diakhir kalimat yang dia ucapkan.

"Anggara kamu kenapa sekolah? Kan harusnya sekarang kamu it..." Citra tidak menyelesaikan kalimatnya karena melihat wajah datar Anggara.

"Terserah gue dong." ucap Anggara dingin. Aku melihat ke arah Arsean yang sedang menatap ke arah Anggara. Aku memegang tangannya sehingga dia langsung melihatku dan mengangkat sebelah alisnya. Aku menggeleng untuk menjawab itu.

"Novel?" Anggara menatapku sambil mengangkat kedua tangannya.

"Novel? Oh iya hehe ini novelnya. Lo enggak pa pa? Muka lo pucet." ucapku.

"Oke makasih yah. Nanti gue balikin ke kelas lo yah." jawab Anggara.

"Oke deh. Yaudah gue duluan dulu yah. Dahhh." ucapku sambil melambaikan tangan. Anggara membalasku dengan melambaikan tangan juga.

"Oh jadi dia yang namanya Anggara?" tanya Arsean.

"yups dia orangnya. Kenapa emang?" Arsean menggelengkan kepalanya. Aku dan Arsean kembali ke kelas masing masing untuk mengikuti pelajaran.

"Lo dari mana yu?" Sebelum aku duduk di bangku Pika sudah menghampiriku dengan pertanyaannya.

"Abis apel sama dekel." jawabku tenang. Sambil duduk di bangku yang tepatnya berada di samping Pika.

"dih. Gue nanya serius kali." aku mengalihkan pandanganku kepada Pika.

"Emang muka gue ngeliatin gue becanda yah?"

"gue enggak percaya. Sama Tamar aja enggak jadi jadi, ini mau sama dekel. mana bisaaa lo kan gak laku." aku menarik pelan rambut Pika kesal.

"Gue abis ngasiin novel ke dekel pe'a dasar." pika pun beroh ria.

"Lo udah ngerjain tugas?" aku menatap Pika bingung.

"Baru juga gue masuk udah ada tugas?"

"emangnya gue enggak sama kaya lo? Kan gue juga baru masuk kali." Pika mendelikkan matanya.

"Oh iya ya. Tugas apa emang?"

"Matematika."

"Lo udah?" pika menggeleng untuk menjawab pertanyanku.

"Oh oke deh biarin aja. Ada temen ini."

Bel sudah berbunyi menandakan kelas dimulai pelajaran. Bersamaan bel berhenti masuk pa rosandi. Aku memang tau dengan pa rosandi. Seperti guru matematika kebanyakan dia killer. Tapi menurutku tidak ada guru killer kalau kita tidak dekat dengan guru itu sendiri. Tapi ko merinding yah?

"Selamat pagi semuanya?." suasana mendadak hening saat pa rosandi datang dengan tas di punggungnya.

"pagi pa."

"oke tugas yang mana saja?" semua diam tidak ada yang menyahut.

"bapa ngasiin tugas enggak?"

"enggak pa." hampir semua siswa menjawab seperti itu. Aku yakin bukan aku dan pika saja yang belum mengerjakan tugas.

"tapi kenapa anak kelas ipa 2 udah mengumpulkan tugas. Kalian berbohong?" pa rosandi memicingkan matanya.

"enggak pa." semua menjawab berbarengan. Benar benar kompak.

"oh yasudah buka buku paket hal 17 disitu ada 10 soal kerjakan sekarang." aku langsung membuka buku paket. Saat melihat soalnya ternyata memang 10 soal dan anaknya dari a sampe e jadi semuanya ada 50 soal kayanya harus di hehein nih guru.

Anak anak kelas ku pada protes karena soal yang banyak. Tapi ta apalah tidak mungkin akan selesai hari ini paling nanti di kerjakan di rumah.

Aku mengerjakan soal yang memang sedang membahas mengenai matrik. Gampang sih tapi ya gitu. Bikin otak kita jadi anu hehe. Aku sangat menunggu hari ini cepat berakhir.

Tidak terasa 2 jam pelajaran sudah selesai dan sekarang dilanjutkan dengan pelajaran olahraga. Aku dan yang lainnya langsung ke wc untuk berganti baju. Setelah selesai kita semua ke lapang.

"selamat pagi semuanya?" sapa pa eka guru olahraga yang berbadan aga besar itu.

"pagi pa."

"oke sekarang kita olahraga basket sebelum memulai olahraga bapa ingin kalian melakukan pemanasan 10 menit saja dan lari lapangan ini 5 keliling untuk putri dan 7 keliling untuk putra." ucap pa eka dengan tenang. Aku cengo mendengarnya. 5 keliling, ya gila aja 1 kelilingnya udah cape banget hadeuh dasar bapa ini. Bukan hanya aku yang protes tapi seluruh teman temanku juga protes.

"oke oke untuk lari putri 3 keliling dan untuk putra 5 keliling. Cepat baris baris." akhirnya aku dan teman sekelasku berdiri dan berbaris untuk lari dan melakukan pemanasan.

Ternyata lari 3 keliling itu cape juga yah hehe. Aku meluruskan kakiku saat selesai lari.

"Cepat yang sudah kesini baris. Sekarang kita olahraga basket under ring kalian tau under ring?"

"tau pa." sebagian dari kelas ipa 3 ini menjawab. Ya aku memang tau under ring itu kita melempat bola basket atau memasukan bola basket di dalam ring tapi dengan jarak yang dekat atau berada di bawah ring. Aku paling tidak bisa dengan yang namanya olahraga karena cape. Lebih baik aku mengerjakan matematika saja dari pada olahraga.

BAD BOY VS KETUA MPK (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang