15

749 26 1
                                    

"Jadi gimana?"  tanya Arsean dengan muka yang serius. Oke gaes sekarang aku lagi dikelilingi. Lebih tepatnya diwawancarai oleh 4 orang. 3 pria dan 1 wanita. Siapa lagi kalau bukan Virga, Arsean, Pika dan Gilang. Aku juga bingung entah sejak kapan mereka jadi kenal dan datang bersamaan ke rumahku.

Sekarang kita sedang berkumpul di kamarku. Kamarku emang luas tapi ta seluas samudra eaaaa. Kita duduk di karpet yang disediakan oleh kamarku. Hebatkan kamar bisa nyediain karpet hahaha.

"gimana apanya?" aku menatap mereka bergantian

"Jangan so polos lo." Virga ikut buka mulut.

"So polos apaan anjirrr." Virga mendelikan matanya.

"Ko jadi pada ngegas sih. Yaudah sekarang lo harus jelasin semua. Pertama sejak kapan lo pacaran sama Tamar. Kedua kenapa lo mau pacaran sama Tamar. Ketiga kenapa enggak cerita ke kita. Keempat tadi kenapa ijin pulang. Kelim...." pika tidak sempat melanjutkan ucapannya karena mulutnya ditutup oleh tangan Gilang sambil mendengus.

"Kebanyak njir." pika cengengesan dan melepaskan tangan gilang.

"Udah cuma 4 pertanyaan ko." ucap Pika sambil tersenyum.

"Oke sekarang jelasin." ucap Virga sambil mengubah posisinya menjadi tiduran di pahaku.

"Lo tidur dipaha gue. Nanti kalau gue ngomongnya mecrot gimana?" Virga menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Mmm gimana yah heheh. Kalian ko tau gue pacaran sama Tamar?" tanyaku melihat mereka bergantian.

"pertama Tamar bilang ke aku. Kedua Tamar dateng ke kelas kamu mau ngasiin bekel nasi gitu deh kayanya buat sarapan pas istirahat." jawab Arsean tenang. Dia emang yang paling tenang disini.

"udah kelamaan lo. Jawab aja malah nanya balik hadeuhhhh." aku mendelik ke arah virga yang masih saja terus memprotesku.

"Gue baru ko pacaran sama Tamar. Kemarin malem gue sama Tamar jalan jalan ya dia nembak gue. Ya gue terimalah kan gue cinta sama dia dari kelas 10 dan baru jadian sekaranggg. Kalian pasti ngerti ya kan?" Aku mengeluarkan senyum mautku, ralat bukan senyum maut tapi senyum imut imut ku.

"Lo yakin mau pacaran sama Tamar?" Gilang bertanya seolah aku dan Tamar itu enggak cocok. Jahat banget kan dia.

"loh ko gitu sih. Emang Tamar kenapa?" aku menatap tajam Gilang yang malah dibalas delikan olehnya.

"Bukannya putri ngejar ngejar Tamar juga yah?" aku langsung menolehkan kepalaku ke arsean.

"Gue tau Putri suka sama Tamar. Tapi kan ya gimanaaaaaa?" stresss nih lama lama.

"njir biasa aja kali gila. Lo mecrot kemuka gue banyak." protes Virga sembari memindahkan kepalanya ke paha Arsean.

"Geli gue lo tidur disini. Pindah pindah."

"Yaampun gue cuma nitip kepala bukan nitip hati. Pik nitip kepala yah." pika tersenyum dan membiarkan Virga menidurkan kepalanya di paha Pika.

"oke lanjutin." ucap virga.

"udah kaya mandor lo."

"Sebenernya gue mau langsung cerita ke kalian tapiiii. Karena tadi gue ijin pulang jadi enggak sempet cerita."

"Emang tadi lo ijin pulang kemana?" tanya pika.

"Tadi pagi gue nganter Anggara ke RSU." jawabku.

"Anggara mana?" Pika mendekatkan badannya kearahku kepo.

"Eh anjir lo jangan gerak. Kepala gue pusing nih."

"Lo ribet banget sih Ga." Gilang mendelikkan matanya.

"Heheh oke oke lanjut."

"Anggara yang ade kelas itu. Yang dingin. Yang dulu aku pernah pinjemin buku. Inget ga cean?" aku menatap wajah mereka bergantian. Arsean mengangguk.

"Mau dengerin saran aku gak?" tanya Arsean sambil tersenyum.

"Jangan terlalu cinta sama seseorang yah. Aku enggak bisa larang kamu buat suka, buat cinta sama siapa pun. Tapi karena aku ini kaka kamu. Aku cuma bisa jagain kamu. Karena aku sayang kamu dan aku udah janji sama mama buat lindungin kamu." Aku terharu mendengar apa yang diucapkan Arsean. Aku langsung memeluknya dan mencium pipinya.

"aku juga sayang Cean." Arsean mengelus kepalaku bertanda dia sayang eaaaa.

"Gue juga mau ngasih saran na."

"Apa ga?"

"Lo tau kan kalau lo itu sahabat gue." ucap Virga sambil tersenyum aku membalasnya dengan anggukan semangat.

"Gue bakal lakuin apapun buat jagain lo. Inget sahabat itu yang selalu ada bukan yang ada tapi cuma butuhnya doang." aku mengangguk dan tersenyum.

"Gue sayang lo ga."

"Gue tau ko." balas Virga tanpa menghilangkan seyumnya.

"Kita disini sayang sama lo. Makanya kita enggak mau lo kenapa kenapa apalagi sampe lo sakit. Untuk sekarang jangan terlalu cinta sama Tamar karena gue sama Gilang tau kalau lo itu belum pernah jatuh cinta. Makanya kita semua disini khawatir."

"Gila gila . Gue pernah kali jatuh cinta. Tapi lonya gak tau hehe." kita berpelukan udah kaya teletubbies.

"Oke sekarang gue yang nanya. Ko kalian bisa saling kenal sih?" aku menatap kerah mereka bergantian.

"Jadi gini. Semenjak kejadian yang Tamar ke kelas bawa bekel buat lo. Kita kepo. Yaudah kita samperin Arsean buat nanya ada hubungan apa lo sama Tamar. Yaudah kita janjian pas istirahat dikantin buat ketemuin lo nanti pulang sekolah. Eh pas dikantin Virga ada sama Pa Dani nyamperin Arsean. Kita kenalan, ya gitu deh Virga nelpon lo kita yang nyuruh dan endingnya kita kenal berangkat bareng kesini." akupun berohh ria mendengar penjelasan dari pika.

"Lo ngapain ke sekolah kita?"

"Sekolah kita? Itu sekolah bapak gue."

"Eh iya gue lupa heheh." Virga mendelikan matanya kesal.

"Gue mau pindah ke sekolah itu."

"APA?!!!" Aku, Arsean, Pika dan Gilang ikut berteriak mendengar penjelasan dari Virga.

"Ish apaan sih kalian gak usah heboh juga kali. Gue tau kalau gue itu ganteng, disekolah kalian kan ga ada yang seganteng gue. Jadi gue mau pindah kesitu."

"Wah gila gila gila. Serius lo? Kaget gue." Virga hanya mengangguk mantaf menjawab pertanyaanku.

"Lu kenapa pindah? Serius jawabnya" Arsean jengah melihat perilaku Virga yang hanya mengangguk ngangguk dari tadi.

"Lagi dzikir ya lo pada?" Virga menyengir lebar.

"Itu kan sekolah bapa gue. Gue disuruh pindah kesitu. Ya gue mau mau aja orang gue kenal ke elo sama Arsean dan sekarang gue kenal ke Pika sama Gilang." semua yang ada disini pun beroh ria sambil menganggukkan kepalanya.

"sekarang kalian yah yang lagi dzikir?" Kita semua tersenyum dan menganggukkan kepala. Emang paling kompak deh.

"yehhh lu mah. gimana yahhh?"

"gimana apanya?" tanya gilang kepadaku.

"Tamar." jawabku singkat. yang lainnya menatapku bingung

"lu ngomong setengah setengah anjir." sungut virga yang langsung dibalas pukulan oleh ku.

"kok Tamar nembak gue ya? apa jangan jangan dia juga suka gua dari dulu? cuma guanya aja yang gak tau" tebakku yang dibalas gelengan oleh lainnya.

"mana saya tau. saya kan ikan." jawab virga sambil melangkah menuju minuman yang disimpan di samping kasur.

"anjir." balas kita berbarengan.

BAD BOY VS KETUA MPK (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang