17

696 26 2
                                    

pagi yang cerahku kembali lagi. setelah bersiap siap aku turun kebawah untuk sarapan. gak gak gak. sepertinya aku akan langsung berangkat sekolah saja. di meja makan sudah ada ayah dengan beberapa makanan didepannya.

aku berjalan terun dari tangga perlahan dan berjalan melewati meja makan langsung menuju motor kesayanganku.

"sarapan dulu." aku berhenti mendadak mendengar suara berat itu terdengar lembut memasuki telinga.

"tidak usah. saya bisa sarapan di sekolah. permisi." pamitku.

"yuwana!" aku berhenti mematung mendengar ayahku sedikit berteriak.

"duduk. ayah mau bicara." aku menarik napas kasar lalu berbalik dan duduk di meja makan tepat di depan ayah.

"ada apa?" tanyaku berusaha tenang.

"ayah akan nikah. ayah tau kamu tidak akan peduli tapi tetap kamu itu anak ayah." aku diam mematung terkejut atas apa yang ayah bicarakan. setelah berpisah dengan mama ayah hanya bermain main dengan wanita. tak pernah serius untuk menikah lagi. tapi sekarang? wah wah ini keajaiban.

"bagus kalau begitu. dari pada ayah terus mabuk dan membawa banyak wanita kesini." jawab ku singkat.

"yuwana jangan kurang ajar kamu!! dia bakal jadi ibu kamu juga. ayah harap kamu bisa nerima dia."

"siapa?"

"calon ibu mu? anita. dia punya 1 anak wanita seumuran dengan mu, dia juga satu sekolah denganmu."

"hemm bagus lah. yasudah saya akan berangkat sekolah. assalamualaikum." aku bangkit dari dudukku sama halnya dengan ayah.

"bawa makanannya jangan sampai kamu tidak makan. hari minggu kita akan makan bersama." ucap ayah sbelum pergi keluar menuju mobilnya. aku menarik napas lelah lalu membawa beberapa makanan untuk dibawa kesekolah.

Aku berjalan sambil bernyanyi pelan dan saat ku berbelok ke arah tangga tidak sengaja melihat Anggara yang sedang membenarkan sepatunya di depan kursi taman.

Aku tidak jadi naik ke tangga dan malah menghampiri Anggara yang terlihat baru berdiri.

"Hay Anggara." Anggara tersenyum saat wajahnya sudah melihat kearahku.

"Hay kak." jawabnya singkat tidak hilang senyum tipis dari bibirnya.

"Ngapain di sini sendiri?" Anggara terlihat menengok kanan dan kiri melihat sekitarnya.

"banyak orang ko." aku mendelik mendengar jawaban dari Anggara.

"Yaudah gue balik ke kelas ya." ucapku sambil membalikan badan.

"tunggu. Nih." Anggara membuka tas yang sudah ada di depanku dan mengeluarkan 2 batang coklat putih untuk diberikan kepadaku.

"Buat gue?" Anggara mengangguk singkat.

"Waaa makasih ya heheh. Yaudah balik ke kelas gih gue juga mau kekelas. Belajar yang rajin ya." aku tersenyum dan membawa coklat yang anggara berikan. Anggara jalan mendahuluiku dan berbelok ke arah kelasnya sementara aku naik ke tangga karena kelasku ada di atas.

"Assalamualaikum teman teman." Yuwana memasuki kelas yang terlihat sudah ramai.

"Waalaikumsalam yuwa." jawab beberapa temanku dan beberapa dari mereka hanya tersenyum dan melambaikan tangan.

"Hay Pika, Gilang si Virga belum kesini?" ucapku sambil menyimpan tas ke tempat duduk.

"Belum telat deh kayanya. bawa apa na?" jawab Pika sambil menyimpan smartphonenya ke dalam saku rok.

"Sibuk masak kali si virga hehe. eh iya apaan tuh." lanjut Gilang.

"Hahah iya kali. Udah bel tapi Virga belum dateng. Enggak sekolah kali ya. ini? ayah gua beli ini disuruh bawa ke sekolah. yaudah gua bawa aja." 

"ayah lo? ko bisa?"

"ya bisa lah. mau nikah lagi dia. jadi nyogok pake ini." jawabku singkat lalu duduk di bangkuku. Pika dan Gilang mengangkat bahunya dan mulai mengeluarkan buku dari tas dan menyiapkan diri untuk mulai belajar. Ahmad yang berperan sebagai ketua kelas pun memimpin doa sebelum guru masuk.

"Selamat pagi anak anak." suara besar dan berat yang berasal dari pa sandi guru kimia sambil menyimpan tasnya di atas meja.

"sekarang kita ulangan ya?"

"Hah? Enggak pa." para murid mulai bising dengan beberapa ocehan dan komentar dari kalimat horor yang pa sandi bicarakan.

"Loh sekarang gak ulangan? Pika ulangan gak?"

"Enggak pa." jawab pika sambil tersenyum.

"Kan sekarang bakal ngebahas bab baru pak. Tentang asam basa." lanjut pika.

"Dasar anak pa sandi." cibirku pelan kepada Pika yang dibalas cengiran olehnya.

Tok

Tok

Tok

Aku menengok ke sebelah kanan lebih tepatnya melihat kearah kaca karena tadi ada yang mengetuknya dan pelakunya adalah virga. Pintar sekali dia.

"Apa?" bisikku pelan.

"buka kacanya." aku melihat ke arah pak Sandi yang sedang menerangkan asam basa sambil membuka jendela.

"Nitip tas bentar." Virga memberikan tasnya kepadaku yang langsung aku bawa dan pindahkan ke bangkunya. Pika dan Gilang menatapku heran.

"Punya Virga." ucapku.

"Orangnya mana?" sebelum aku menjawab terdengar suara Virga yang memberi salam.

"Assalamualaikum pak." ucap Virga sambil memegang perut dengan ekspresi seperti kesakitan dan berjalan masuk ke dalam kelas.

"Abis dari mana aja kamu? Telat setengah jam!!" Bentak pak sandi.

"Tadi saya ke WC pak sakit perut." jawab Virga pelan.

"Ohh iya iya yaudah ke UKS aja." Virga menggeleng sambil tersenyum.

"Enggak pa pa pak saya ikut belajar aja. Makasih ya pak." pak Sandi mengangguk. Virga pun berbalik lalu mengedipkan sebelah matanya kearahku. Dasar gila. Pasti dia tadi ngebohong.

"Lu drama banget anjir." ucapku setelah Virga duduk dibangkunya.

"udah diem. Untung gak dihukum hahha."

"Dari mana lo?" tanya Pika kepada Virga.

"Udah udah belajar yang rajin yah. Jangan kepo kepo hehe." pika mendelikan matanya dan kembali fokus ke arah buku yang ada di depannya.

"Apa lo liat liat. Gue tau gue ganteng. Udah fokus sana." aku mengangkat kedua bahuku dan langsung memperhatikan Pak Sandi yang sedang menerangkan.

BAD BOY VS KETUA MPK (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang