14

765 27 1
                                    

'SPESIALIS KANKER'

Terpangpang jelas nama ruangan yang ada di depanku ini. Aku menatap anggara bingung tapi balasan dia hanya tatapan kosong kearahku. Enggak mungkin dia sakit kanker kan? Yatuhannnn.

"Masuk." Anggara melingkarkan tangannya di pundakku dan sedikit menarikku untuk masuk keruangan yang serba putih itu.

"Selamat pagi Anggara. Gimana kabar kamu? Ada perkembangan?"

"Pagi dok. Saya baik baik aja." Dokter laki laki yang perkiraan berumur 43 itu menggelengkan kepalanya dan menyuruh Anggara serta bunda erin duduk.

"Lo duduk biar gue yang berdiri." aku menggeleng dan mendorong tubuh anggara supaya duduk di tempat duduk yang sudah di sediakan. Aku tersenyum ramah kepada anggara dan melingkarkan tanganku di pundak anggara yang berada lebih pendek dari ku untuk saat itu.

"Saya baru liat kamu. Temennya Anggara yah?" aku mengangguk semangat sambil tersenyum

"Iya dok." dokter itu tersenyum dan mulai membuka map yang ada di mejanya.

"gini anggara kanker hematologi yang sekarang sedang kamu idap ini adalah kanker darah leukimia. Leukimia dalah kanker sel darah putih, yang menghentikan sel darah putih dalam melawan infeksi. Ini adalah jenis yang paling umum dari kanker darah. Ketika seseorang memiliki leukemia, sumsum tulangnya tidak mampu memproduksi sel-sel darah merah yang cukup dan trombosit untuk memasok kebutuhan tubuh." Anggara membuang napas berat sehingga refleks aku mengusap pelan bahu kananya.

"Melihat hasil pemeriksaan kamu yang kemarin. Kamu mengidap kanker darah leukimia akut yang masih bisa diobati. Mungkin untuk sekarang kamu bisa mulai pengobatan dengan kemoterapi. Mungkin sudah dengar yah? Karena pengobatan dengan cara ini umum digunakan." Anggara mengangguk dan melihat ke arahku sebentar dan tersenyum tipis. Aku membalas senyuman Anggara dengan senyum semangat 45 biar Anggara semangat pastinya.

"Kemoterapi adalah penggunaan obat antikanker yang dirancang untuk mengganggu dan menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker dalam tubuh. Kemoterapi untuk kanker darah kadang-kadang terdiri dari pemberian beberapa obat bersama dalam satu set pengobatan ainnya. Selain itu, kemoterapi juga dapat diberikan sebelum transplantasi sel punca." Dokter melanjutkan kalimatnya.

"Saya pasti sembuh kan dok?" Anggara bertanya dengan nada yang serius dan dingin tentunya. Emang udah kebiasaan kali yah dia dingin gitu.

"Pasti dong." aku memotong pembicaraan Anggara dan dokter yang membuat dokter lelaki itu tersenyum.

"Kalau kamu semangat ngelawan kanker itu pasti bakal sembuh. Liat temen kamu saja sudah semangat gitu jawab pasti sembuhnya." Anggara tersenyum dan mengangguk. Dia melepaskan rangkulan tanganku dan malah memegangnya. Ya pastinya aku membiarkan dia memegang tanganku. Bukan aku ingin selingkuh dari pacar baruku. Tapi ini situasinya beda. Anggara sedang butuh semangat, aku yakin dia bakal sembuh. anggap saja aku disini sebagai kakaknya anggara.

Setelah selesai berbicara dengan dokter Anggara, bunda Erin dan aku tentunya keluar dari rumah dan mulai pergi berjalan ke parkiran. Anggara masih memegang tanganku seolah dia sangat rapuh dan butuh seseorang yang bisa ia pegang.

"mau makan dulu?" Bunda Erin menatapku dan Anggara bergantian. Karena sekarang jam sudah menunjukkan pukul set 12 siang waktunya makan heheh.

"Iya." Anggara menjawab pertanyaan bundanya. Aku ikut mengangguk untuk membalas pertanyaan Bunda Erin.

"Yaudah yu." Bunda Erin berjalan didepanku menuju mobil yang sudah ada di depan.

"Hp aku kamu simpen dimana?" entah kenapa aku mengubah panggilan ku kepada anggara menjadi aku kamu. Otomatis Anggara melihatku dan tertawa tipis.

BAD BOY VS KETUA MPK (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang