13

796 31 1
                                    

"Mau kemana sekarang?" tanyaku saat sudah berada di mobil Tamar. Seperti yang sudah direncanakan aku dan Tamar akan pergi jalan jalan entah kemana hehe. Aku memakai kaos hitam bertuliskan impossible berlapis jaket putih celana lepis biru dan sepatu fila putih. Sedangkan Tamar memakai baju putih dilapisi kemeja navy, celana lepis hitam dan sepatu nike berwarna navy. Sangat cocok tampan heheh.

"Lo maunya kemana?"

"Kan elo yang ngajak main." balasku sambil tertawa.

"oke deh."

"lo udah jadian sama putri?" tamar mengalihkan pandangannya kepadaku.

"enggak. Kenapa emang?"

"enggak atau belum haha?" aku memaksa untuk tertawa agar tidak terlihat canggung.

"enggak lah. Kan gue sukanya bukan ke putri."

"oh gituuu."

"yups. Lo tau siapa yang gue suka?" aku menggelengkan kepalaku bertanda aku tidak tahu.

"oh yaudah."

"ihh anjir gue kira mau ngasih tau. Dasar haha."

"hahah jangan kepo. Lo masih kecil soalnya." tamar mengacak rambutku.

"ahhhh acak acakan tau. Iyalah gue emang masih kecil."

"tapi badan gede."

"sialan hahah."

"eh dede jangan kasar nanti sama abang dicium." tamar merubah suaran menjadi lebih berat.

"aduh aduhhh Abang ko Gini gini amat haha" kita tertawa. Setelah itu tamar menyetel lagu dimobilnya. Menghitung hari2. Lagu slow yang memang enak di dengar ini melantun indah di dalam mobil brio hitam.

"Jangan kau beri harapan padaku. Seperti ingin tapi ta ingin yang aku minta tulus hatimu bukan pura pura." aku ikut menyanyi didalam mobil tamar mengikuti lagu ini.

"Jangan pergi dari cintaku. Biar saja tetap denganku biar semua tahu adanya dirimu memang punya ku. belum pernah ku jatuh cinta sekeras ini seperti padamu jangan sebut aku lelaki bila tak bisa dapatkan engkou." tamar melanjutkan lirik yang aku nyanyikan seperti sedang berbicara kepadaku.

"Jangan sebut aku lelaki." bukan cowo hahah tamar menyelesaikan lagunya dengan pas. dia melihat padaku sebelum kembali fokus ke jalanan.

"iyalah kan elo bukan cowo hahha."

"iya bukan cowo tapi laki lo haha."

"apaan sihhh."

"cie baper baper cieee."

"enggak lah apaan haha."

"yu turun." Tamar keluar dari mobil terlebih dahulu dan membukakan pintu untukku.

"selamat malam tuan putri." aku tersenyum melihat perlakuan dari tamar.

"Cocok jadi pegawai hotel lo hahah."

"kirain cocok jadi pegawai hati lo hehe."

"bucin mulu sih. Udah yu masuk." aku mendahului Tamar untuk masuk ke dalam cafe bernuansa amerika klasik yang menyediakan live musik ini terlihat ramai pengunjung.

Tamar menarik tanganku untuk duduk di salah satu kursi yang berada tepat ditengah. Aku memang pernah beberapa kali kesini bersama gilang dan pika hanya untuk sekedar makan atau mengobrol tentang berita berita yang terjadi pada saat itu.

"mau pesen apa?" tanya Tamar.

"bebas mar, gua ngikut aja hehe."

"mba." tamar memanggil salah satu pelayan cafe ini. 

BAD BOY VS KETUA MPK (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang