8

878 39 0
                                    

Aku mengeratkan jaket yang membalut badanku, tak lupa memakai syal pemberian dari virga sebelum aku berangkat camping, dan berjalan ke luar melihat tenda tenda yang sudah sepi. Anak anak memang sudah tidur karena waktu menunjukan pukul 02:09. Siswa siswi ajaran baru terlelap jam 10 malam. Karena acara kali ini camping disekolah susana pun terang tidak segelap tahun kemarin yang memang benar benar ke gunung.

Aku berjalan ke arah podium untuk melihat semua dari atas. Aku mengeluarkan handphone dan langsung memasang headset untuk mendengar lagu. Sebenarnya aku sudah tidur tapi gara gara tadi aku bermimpi buruk jadinya gini deh hehe.

Aku melihat ada seorang lelaki yang sedang duduk di podium dengan kalung di tangannya. Aku menghampirinya dan melihat dia seperti sedang melamun.

"hey." lelaki itu menoleh kepadaku. Ternyata dia anggara. Aku mematikan lagu yang sedang aku dengar dan langsung melepas headset yang aku pakai.

"loh ko lo belum tidur? Kenapa ada di luar?" dia mengalihkan pandangannya ke kalung yang terus ia pegang erat.

"kebangun. Lo sendiri kenapa kak?"

"ohhh sama sih. Tadi gue mimpi jadi males tidur lagi hehe." Jawabku dan langsung duduk disampingnya tanpa meminta ijin dulu.

"mimpi buruk?" tanyanya sambil menolehkan kepalanya. Aku jawab dengan anggukan kepala.

"iya heheh. Itu ditangan lo ada kalung. Punya siapa?" anggara mengangkat kalungnya dan memandanginya terus.

"gue beli kalung ini. Nih buat lo aja." anggara tanpa aba aba langsung memasangkan kalungnya di leher ku ini.

"loh ko? Kan ini punya lo."

"enggak pa pa buat lo aja. Masa iya gue pake begituan." Ucapnya sambil tersenyum.

"tumben ngomongnya panjang banget." sindirku yang langsung dibalas delikan olehnya.

"eheh btw makasih banyak yah kalungnya bagus ada gambar kucingnya." anggara menatapku sebentar dan langsung tersenyum.

"nah gitu dong lo tuh harus senyum. Apalagi ke gue kaka kelas terlucu imut gini."

"geli gue dengernya." aku pun tertawa mendengar respon frontal dari anggara. Dia dingin tapi sopan, dia cuek tapi baik.

"nyebutnya kaka dong kan gue kaka kelas lo."

"ogah."

"loh ko gitu? Enggak sopan lo."

"kesannya tua." aku mencubit perutnya sehingga membuat dia meringis. Tanpa segan segan dia langsung mengalungkan tangannya di pundakku dan langsung menjitak kepalaku.

"wah wah wah. Enggak sopan nih ade kelas gini."

"enggak pa pa."

"yaudah terserah deh. " anggara membalas ucapanku dengan senyuman.

"kalau di liat liat lo jarang senyum yah. Cuek. Dingin." ucapku tanpa berani melihat matanya.

" gue cuma dingin ke orang lain. Kalau ke elo? Beda lagi." balasnya. Aku menolehkan kepalaku ke samping dan memberanikan diri menatapnya.

"kenapa ke gue beda?"

"karena lo spesial."

"aduhhhh hahah jangan ngebaperin gue dong." aku berbicara dengan nada di buat sesedih mungkin.

"gue enggak ngebaperin. Emang kenyataannya gitu. lo mirip banget sama kakak gue." aku langsung menarik tangan kanannya dan langsung memeluk tangannya itu. Dia mengusap kepalaku dan menariknya agar bersandar di bahunya.

BAD BOY VS KETUA MPK (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang