1. Tidak Ada Yang Berubah

247 75 29
                                    

Before That
By
A.N/AN

~Aku bilang, aku kecewa padamu. Bukan membencimu. Lalu kau bertanya apa bedanya itu? Yang berbeda hanyalah, perasaanku akan kata itu~

||Tidak Ada Yang Berubah||

🍃🌺🍃

Tampak seorang cowok yang mengenakan seragam SMA-nya dengan berantakan sedang berjalan di tengah koridor. Dia bahkan tidak peduli dengan penampilannya yang menarik banyak perhatian cewek. Bukan karena seragamnya yang berantakan, melainkan karena wajahnya yang sangat ganteng dengan mata blue sapphire menawan.

“Azka!”

Merasa namanya dipanggil, ia memberhentikan langkahnya dan berbalik sambil menatap ke arah cowok bernama Tora Nugraha, teman dekatnya.

Tora buru-buru menghampiri Azka. Napasnya tersenggal-senggal karena berlarian sepanjang koridor.

“Apaan? Pagi-pagi udah bikin keributan aja lo.”

Tora menepuk bahu Azka dengan keras. “Hari ini kita ada tanding dengan anak SMA sebelah!”

Azka mengernyitkan dahi saat mendengar penuturan Tora. “Loh? Hari ini? Gue kira kemarin.”

Tora memasang wajah datar sedatar-datarnya. Azka selalu begini jika diajak serius.

“Gue seriusan tai! Gimana dong? Anak-anak pada ribut di ruang ganti.”

Azka tampak berpikir sejenak. Begini-begini, Azka bisa diandalkan jika dalam keadaan terdesak.

“Abis pulang sekolah 'kan tandingnya? Di sekolah kita juga 'kan tandingnya?”

Tora menggeleng dan mengangguk. “Tandingnya sesudah jam istirahat pertama. Terus tandingnya emang di sekolah kita. Nanti mereka ke sini.”

“Nanti kita latihan,” final Azka dan menepuk bahu Tora beberapa kali. Kemudian Azka meninggalkan Tora begitu saja membuat temannya itu jengkel setengah mati.

“Kampret! Gue panik, dianya sok nyelo.”

Saat perjalanan ke kelas, Azka tidak sengaja melihat mading sekolah. Mading itu terlihat dikerubungi oleh banyak siswa. Penasaran ada apa di sana, Azka yang berdiri paling belakang pun sedikit berjinjit. Bisa dilihatnya pengumuman bahwa SMA mereka akan bertanding basket dengan SMA sebelah.

“Jam satu siang,” gumam Azka tampak menimang-nimang sesuatu. “Kayaknya bakalan seru kalo ada dia.” Setelahnya Azka tersenyum senang. Rencananya akan berjalan mulus. Pasti!

Setelah itu, Azka kembali menggerakkan kakinya menuju kelas X IPA-2. Sesampainya di kelas, hal pertama yang dilihatnya adalah seorang Milo Tahragata yang berlari ke arahnya, lebih tepatnya, ke arah pintu keluar dan hampir saja menabrak Azka jika dia tidak segera menyingkir.

“JANGAN LARI LO, MILO!”

Disusul oleh teriakan membahana dari Abigail Fransiska. Azka sudah tidak asing dengan pemandangan ini. Sangat tidak asing.

“Kenapa lagi kalian?” tanya Azka basa-basi sambil menghampiri bangkunya dan duduk dengan tenang di sana. Abigail mendengkus kesal dan mengangkat tangan kanannya, menunjukkan buku catatannya yang basah tersiram air.

𝙱𝚎𝚏𝚘𝚛𝚎 𝚃𝚑𝚊𝚝 (𝙿𝚛𝚎𝚚𝚞𝚎𝚕 𝚘𝚏 𝙱𝙱𝙾𝙶𝚂?) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang