5. Pertemuan Ketiga?

135 68 20
                                    

Before That
By
A.N/AN

~Sudah tiga kali, nih. Berarti jodoh benaran, dong?~

||Pertemuan Ketiga?||

🍃🌺🍃

AZKA menguap lebar. Dia sedang di UKS sekarang. Dengan alasan sakit kepala, Azka izin tidak masuk kelas hari ini. Sedari tadi, dia hanya tidur-tiduran di UKS.

Baru saja Azka ingin berbalik dan melanjutkan tidurnya, tetapi pintu telah dibanting dengan keras. Menampilkan sosok Abigail dengan wajah malasnya.

“Lo dipanggil ke ruang kepala sekolah.”

Azka kembali menguap. “Nanti gue ke sana.”

“Sekarang!” Abigail menekankan kalimatnya agar Azka segera ke ruang kepala sekolah.

“Iya, gue ke sana. Puas lo?” Azka mencibir sambil turun dari ranjang UKS.

Abigail mengumpat kecil sambil berlalu meninggalkan Azka. Melihat Abigail yang pergi, Azka tersenyum senang dan kembali membaringkan tubuhnya di ranjang.

“Peduli setan gue sama kalian.”

Beberapa menit berlalu, Azka sudah hampir menuju ke alam mimpi sampai suara orang mengetuk pintu kembali menginterupsinya.

“Jangan ganggu gue!” Azka masih memejamkan matanya saat mengatakan itu.

“Kamu dipanggil ke ruang kepala sekolah.”

Azka sontak membuka matanya lebar-lebar. Sepertinya dia kenal suara ini. Dengan cepat, Azka segera bangkit dari tidurnya.

Lalu, netranya menemukan sesosok cewek yang menjadi alasannya kenapa ada di sini.

“Kok, kok, lo di sini?!”

Sedangkan Celia hanya tersenyum geli melihat reaksi Azka yang berlebihan.

“Iya, kenapa emangnya? Gak boleh?”

Azka menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Tanpa sengaja, tangannya malah memegang luka akibat lemparan batu tadi pagi sehingga membuatnya meringis menahan sakit.

Celia maju beberapa langkah dan memandang khawatir ke arah Azka.

“Kamu baik-baik aja?”

Azka hanya mengangguk pelan dan melihat telapak tangannya yang dihiasi sedikit noda darah. Pendarahannya belum berhenti ternyata.

Tanpa persetujuan empunya, Celia memegang kepala Azka dan melihat bahwa cairan merah pekat itu masih merembes keluar. Dengan telanten, Celia mengambil kain kasa untuk membungkus luka Azka.

Azka hanya terdiam. Sedekat ini, Azka bisa merasakan aroma lavendel yang begitu menenangkan.

“Sudah!”

Azka menyentuh kepalanya yang sudah diperban. Rapi.

Celia tampak berdeham pelan. “Kita belum kenalan. Aku Celiana. Panggil aja Celia. Kamu Azka, 'kan?”

𝙱𝚎𝚏𝚘𝚛𝚎 𝚃𝚑𝚊𝚝 (𝙿𝚛𝚎𝚚𝚞𝚎𝚕 𝚘𝚏 𝙱𝙱𝙾𝙶𝚂?) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang