4. Pertemuan Kedua

148 68 24
                                    

Before That
By
A.N/AN

~Katanya, kalau ketemu lebih dari tiga kali, tandanya kita jodoh, ya?~

|| Pertemuan Kedua||

🍃🌺🍃

AZKA melajukan motornya membelah jalanan Kota Jakarta. Cuaca dingin dikarenakan masih terlalu pagi untuk pergi ke sekolah tidak dipedulikannya.

Beginilah Azka. Dia selalu datang paling awal ke sekolah. Bahkan, saat gerbang baru saja dibuka oleh pak satpam yang terlihat masih mengenakan sarung dengan mata yang setengah terpejam pun Azka sudah sampai di sekolah.

Pak Supri—nama satpam SMA Garuda—melambaikan tangannya menyambut kedatangan Azka.

“Seperti biasa, ya Dek! Datang pagi terus kamu.”

Azka hanya bisa menyengir dari atas motornya saat mendengar ucapan Pak Supri yang terlampau sering itu.

“Duluan, Pak!”

Azka melajukan motornya ke parkiran. Sudah diduga, tidak ada motor yang terlihat di parkiran selain motor ninja Azka. Melepas helm, Azka berkaca guna merapikan tataan rambutnya.

Merasa cukup, Azka turun dari motor dan hendak segera ke kelas melakukan ritual paginya, tertidur. Azka memang aneh. Dia lebih memilih tidur di sekolah daripada tidur di rumahnya sendiri.

Tidak estetis katanya.

Kebetulan, sebelum menaiki tangga lantai dua menuju kelas sepuluh, Azka melewati lapangan basket yang kemarin dipakai untuk bertanding dengan SMA Rajawali.

Samar-samar, Azka melihat sesuatu yang bergerak di antara semak-semak di sana. Dia bergidik, takut jika itu adalah penunggu sekolah ini.

Namun, setelah diteliti lagi, ternyata bukan hantu. Melainkan ... seorang cewek?

Azka melebarkan kedua bola matanya saat melihat wajah cewek itu. Cewek yang bertanding basket dengannya kemarin!

“WOI!”

Azka berteriak kencang saking bahagianya.

“Jodoh ini mah,” gumam Azka sambil bertepuk tangan ria.

Sedangkan di sebelah sana, cewek yang nampaknya sedang mencari sesuatu itu terkejut bukan main saat mendapati Azka sedang tersenyum lebar ke arahnya.

“Mampus! Kenapa dia lagi?!”

Celia hendak berlari dan pergi dari SMA Garuda. Demi apa, terciduk sedang di sekolah orang itu tidak enak. Apalagi jika kita dari sekolah lain. Bisa-bisa disangka yang tidak-tidak.

“CELIA! JANGAN LARI!”

Azka masih saja berteriak heboh dan segera mengejar Celia. Dengan gesit dan langkah yang lebar, Azka berhasil menyusul tepat di belakang Celia.

“PAK SUPRI! TUTUP PINTU GERBANG, PAK!”

Pak Supri tampak memberi hormat dan segera menutup pintu gerbang membuat hati Celia mencelus.

“Pak! Bukain gerbangnya! Saya mau sekolah ini!” Celia berusaha membujuk Pak Supri untuk membuka gerbang. Namun, Pak Supri hanya duduk diam di posnya. Ingin kembali tidur sepertinya.

Hap! Ketangkep juga lo!”

Azka muncul dari belakang Celia dan tertawa kecil. Pak Supri memang yang terbaik!

𝙱𝚎𝚏𝚘𝚛𝚎 𝚃𝚑𝚊𝚝 (𝙿𝚛𝚎𝚚𝚞𝚎𝚕 𝚘𝚏 𝙱𝙱𝙾𝙶𝚂?) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang