2. Tertebak?

174 75 10
                                    

Before That
By
A.N/AN

~Tatapan matamu membuatku mengerti jika kamu sedang merasakan penyesalan yang begitu mendalam~

|| Tertebak?||

🍃🌺🍃

GAK mungkin gue gak datang buat ngabisi mereka semua.”

Ucapan Elios sontak membuat tim lawan memanas. Mereka menatap bengis ke arah Elios yang dengan sombongnya menyatakan bahwa dialah yang akan memenangkan pertandingan ini.

“Lo gak usah banyak bacot! Buktikan sama kita kalo lo emang bakalan menang!”

Azka yang menyadari keadaan akan semakin gawat jika tidak segera diselesaikan pun segera mengambil tindakan.

“Kita langsung mulai aja!” Azka segera menarik Elios menjauhi tim lawan. Elios tidak melawan. Tatapannya masih santai, tetapi menusuk.

Setelah bersiap di posisi masing-masing, peluit tanda pertandingan dimulai pun berbunyi. Dengan lincah, Tora menggiring bola ke arah ring lawan. Namun, bola berhasil direbut oleh pemain lawan.

Pemain cewek yang diketahui bernama Celia itu berhasil sampai di daerah lawan dan melemparkan bola ke ring dengan tepat. Tim mereka hampir saja bersorak gembira jika saja bola itu tidak dihalang oleh Elios.

Elios men-dribble bola dengan cepat. Celia hanya terdiam saat tatapan Elios berhasil menguncinya. Celia bahkan tidak sadar ketika Elios melewatinya begitu saja.

“Woi, Celia! Lo ngapain?!” teriak temannya setimnya.

Celia tersentak dan segera mengejar Elios. Azka diam-diam memperhatikan tingkah Celia. Sejurus kemudian, senyuman miris itu tercetak jelas di wajahnya.

Jangan bilang lo sama kayak yang lainnya.

Azka pun tidak mau ketinggalan dan mengejar Elios. Namun, terlambat. Elios sudah berhasil mencetak poin untuk tim mereka. Penonton SMA Garuda bersorak gembira. Pertandingan terus berlanjut dan skor benar-benar tidak seimbang. Poin SMA Rajawali terpaut jauh di bawah SMA Garuda. Waktu yang tersisa pun tidak begitu banyak. Peluit berbunyi, semua pemain beristirahat sejenak.

“Lo kenapa sih, Cel? Gak biasanya lo gak fokus pas main? Main lo kacau banget hari ini!”

Teman satu tim Celia berkomentar begitu melihat cara bermainnya yang sangat kacau dan tidak profesional seperti biasanya.

“Maafin aku. Aku hanya ... aku hanya lagi kepikiran sesuatu.”

“Intinya lo harus fokus. Setidaknya kita harus mengejar ketertinggalan kita. Untuk itulah gue ngajak adek kelas kayak lo. Biar kita menang!”

Celia mengangguk pelan dan kembali menujukan pandangannya ke arah seseorang di tim lawan. Seseorang itu membuat rasa penyesalannya membuncah.

“Maafin aku.”

Pertandingan kembali dilanjutkan. Kali ini Azka yang memimpin dengan Elios di samping kirinya. Celia menghadang di depan. Melihat wajah serius Celia membuat Azka tidak bisa untuk tidak tersenyum. Malahan tertawa kecil.

Posisi mereka sekarang saling berhadapan.

“Baru lihat gue kalo cewek juga main basket,” ucap Azka memulai pembicaraan. Celia sama sekali tidak menggubris dan berusaha merebut bola di tangan Azka.

𝙱𝚎𝚏𝚘𝚛𝚎 𝚃𝚑𝚊𝚝 (𝙿𝚛𝚎𝚚𝚞𝚎𝚕 𝚘𝚏 𝙱𝙱𝙾𝙶𝚂?) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang