6. Jodoh!

133 66 16
                                    

Before That
By
A.N/AN

~Ketemu sama lo itu udah kayak makan wajib. Sehari tiga kali~

||Jodoh!||

🍃🌺🍃

AZKA mengerem mendadak. Matanya berbinar kala melihat sesosok cewek yang belakangan ini sering ditemuinya secara tidak sengaja. Siapa lagi jika bukan Celia.

Azka ingin memanggil Celia yang sedang berdiri di depan gerbang SMA Rajawali. Namun, niatnya urung saat melihat Petra menghampiri Celia dan mereka bercakap-cakap dengan akrab.

Percayalah, Azka panas melihatnya.

“Azka!”

Baru saja Azka ingin menggas motornya, suara Celia mengiterupsinya. Dengan malas, Azka menoleh. Celia sedikit berlari kecil menghampirinya, diikuti oleh Petra yang berjalan dengan malas-malasan.

Azka melepas helmnya dan berusaha terlihat cuek di depan Celia.

“Apa?”

“Jangan ketus gitu, dong! Ada yang mau ngomong sama kamu, nih!”

Celia tampak mendorong-dorong Petra untuk maju ke depan. Azka menaikkan sebelah alisnya. Petra mau mengajak ia ribut lagi?

“Gue gak punya waktu buat adu bacot sama lo.”

Azka hendak memakai helmnya kembali. Namun, niatan itu kembali dihalangi oleh Celia.

“Jangan! Kak Petra! Cepet, bilang!”

Petra hanya mendengkus kesal dan mengulurkan tangannya.

“G–gue minta maaf!”

Kernyitan di dahi Azka tak kunjung hilang saat mendengar ucapan Petra. Sejurus kemudian, Azka terkekeh.

“Kalo gak ikhlas, jangan dipaksain. Gue gak butuh permintaan maaf dari lo.”

Melihat Azka yang sudah ingin memakai helmnya lagi, Celia merengut kesal ke arah Petra dan membuang wajahnya. Petra menghela napas. Serba sulit jika kemauan adiknya ini tidak dituruti.

“Iya, udah! Iya, gue minta maaf. Beneran minta maaf.”

Azka menyeringai tipis dan kembali meletakkan helmnya di kaca spion. Dengan wajah sok berpikir, Azka berucap, “Boleh aja, sih, gue maafin, tapi lo harus putus sama Celia.”

Celia tersentak dan Petra terbatuk-batuk keras. Azka benar-benar berpikir bahwa mereka berpacaran?! Celia dan Petra saling tatap dan sejurus kemudian, mereka tertawa bersamaan.

Azka tambah panas melihatnya.

“Gak gitu, Az. Aku sama Kak Pe—”

“Gak maulah gue putus sama Celia! Lo dibiarin ngelunjak, ya!” Ucapan Petra sangat kontras dengan wajahnya yang menahan tawa.

Azka memutar bola matanya jengah. Kenapa mereka tiba-tiba tertawa? Aneh.

“Ih, Kak Petra, mah! Masa adik sendiri dibilang pacar!”

Azka terbelalak dan memandang keduanya bergantian.

“Gimana-gimana?” Azka heboh sendiri. Jadi dugaannya terkait hubungan mereka itu, salah?

“Iya, aku dan Kak Petra ini bersaudara.”

Entah kenapa, Azka bernapas lega. Petra yang melihatnya hanya mencibir. Mengetahui isi pikiran Azka yang sepertinya naksir dengan adiknya.

𝙱𝚎𝚏𝚘𝚛𝚎 𝚃𝚑𝚊𝚝 (𝙿𝚛𝚎𝚚𝚞𝚎𝚕 𝚘𝚏 𝙱𝙱𝙾𝙶𝚂?) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang