8. Kenapa Peduli?

135 69 21
                                    

Before That
By
A.N/AN

~Jangan sok peduli kalau nyatanya lo yang sudah menghancurkan semuanya~

—Elios Theonal—

||Kenapa Peduli?||

AZKA sampai di pekarangan rumahnya. Dengan wajah kusam dan sedikit pucat, dia turun dari motor dan berjalan ke arah pintu depan rumahnya.

Sebelum mengetuk pintu, seseorang dari dalam sudah membukakan pintu untuk Azka.

“Kenapa kamu keluar?”

Azka mendengkus mendengar ucapan Sheila. Tanpa mengatakan sepatah kata pun, Azka memasuki rumahnya dan melewati Sheila begitu saja.

“Bi Rasih sudah Mama pecat.”

Azka berbalik tiba-tiba. Matanya menatap tajam ke arah Sheila.

“Apa maksud Mama?!”

“Bi Rasih gak becus mengurus kamu! Udah Mama pesan sama Bi Rasih kalau kamu gak boleh keluar, tetap aja diizinin!” Sheila berkata egois. Membuat Azka kesal setengah mati.

“Apa yang Mama tahu tentang aku?! Aku memaksa Bi Rasih mengizinkanku keluar! Bi Rasih mengizinkanku keluar karena dia sayang padaku! Tidak seperti Mama yang hanya bisa memutuskan sesuatu tanpa persetujuanku.

“Bi Rasih lebih tahu aku ketimbang Mama dan Papa. Dia yang ngerawat aku dari kecil sampai sekarang dan dengan mudahnya Mama pecat Bi Rasih?!”

Azka meninggikan nada ucapannya. Demi Tuhan! Sheila keterlaluan. Hanya Bi Rasih yang selalu setia memberikan kasih sayang seorang ibu padanya. Hanya Bi Rasih yang mengerti dirinya lebih dari siapa pun!

“Mama lebih tahu kamu ketimbang Bi Rasih, Azka!” Sheila membentak Azka, lagi.

“Bohong.”

Rasa bersalah hinggap di hati Sheila kala melihat setetes air mata mengalir dari pipi Azka.

“Mama bahkan gak inget hari ulang tahunku. Mama pembohong.”

Azka segera membalikkan badannya dan berjalan menuju kamarnya di lantai dua. Tidak memperdulikan teriakan Sheila yang terus memanggil namanya. Azka muak! Ia muak dengan kelakuan Sheila!

Saat sampai di kamarnya, Azka membanting pintu dengan keras. Sangat keras sehingga sebuah foto yang berada di pintu terjatuh. Fotonya sewaktu kecil.

Azka merosot dibalik pintu. Pikirannya kacau. Kenapa Sheila begitu egois? Sheila bahkan tidak pernah benar-benar mengurusnya selain mengatur dan memerintah.

Merasa kepalanya kembali pusing, Azka segera berdiri dan berjalan menuju nakas yang memiliki tiga laci. Dia membuka laci ketiga dan menemukan sebotol obat di sana.

Itu obat sakit kepala. Tidak dianjurkan mengonsumsinya terlalu banyak. Akan tetapi, Azka tidak peduli.

Azka mengeluarkan obat berbentuk tablet dari botol dengan sembarangan sehingga ada beberapa butir obat yang terjatuh di lantai.

𝙱𝚎𝚏𝚘𝚛𝚎 𝚃𝚑𝚊𝚝 (𝙿𝚛𝚎𝚚𝚞𝚎𝚕 𝚘𝚏 𝙱𝙱𝙾𝙶𝚂?) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang