Hari ini tepat hari minggu dimana dipesantren sangat sibuk untuk mempersiapkan berbagai rangkaian acara untuk memeriahkan acara rutin setiap tahun yaitu memperingati hari ulang tahun pesantren kami.
Banyak santriwan dan santriwati berhilir mudik kesana kemari untuk mempersiapkan materi yang nantinya akan mereka bawakan,berbeda dengan ayasa yang sibuk berkutat di dapur dengan ummi untuk mempersiapkan catering untuk kyai,undangan serta para donatur.
"Ayasa bagaimana sudah selesai nak?Ummi menghampiri ayasa dengan senyuman yang tak pernah luntur dari wajahnya.
"Iya hampir selesai ummi,setelah ini ayasa izin ke kamar untuk melanjutkan menghafal materi yang akan ayasa sampaikan nanti malam ya ummi"ayasa membalas senyuman ummi dengan sangat manis."Eh iya nanti mau ikut ummi nak?
"Kemana ummi?"ucapnya sambil mematikan kompor yang tadi masih menyala.
"Nanti kita kebandara nyusul anak ummi yang baru pulang dari kairo"mata ummi yang terlihat berbinar membuatku tersenyum senang."Boleh ummi,jam berapa?"
"Sekarang kamu siap siap setelah ini kita berangkat mumpung masih jam segini,soalnya nanti anak ummi yang satunya juga kesini"
"Oh gitu ya ummi siap deh".Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam dari pesantren ke bandara membuat badan sedikit capek mungkin terlalu lama didalam mobil,akhirnya mereka sudah berada di bandara suekarno-hatta,ayasa dan abi duduk diruang tunggu,sedangkan ummi pergi ke minimarket untuk membeli minuman.
Samar samar ummi meneriaki abi karena anaknya sudah sampai,dan ia menyuruh untuk menunggunya di depan minimarket saja.
Tak lama akhirnya muncul seorang perempuan menggunakan cadar tersenyum sambil berlari kearah ummi dan abi,terlihat mata sipitnya yang berusaha menahan buliran bening itu agar tidak keluar,tapi gagal.
Seorang perempuan itu berhamburan memeluk abi dan ummi,membuat mereka tersenyum bahagia.
"Ummi,abi,Fatimah kangen hiks"
Nama yang cantik,fatimah namanya,abi dan ummi berusaha menenagkan putrinya yang sedang memeluknya.
"Anak abi udah besar ternyata,udah ngak usah nangis,abi dan ummi juga rindu kamu,ngak malu dilihat sama ayasa nak?"fatimah melepaskan pelukannya dan melihat kearah ayasa yang masih tersenyum haru."Mm nama kamu siapa?fatimah bertanya pada ayasa dengan senyum yang terlihat dari matanya.
"Ayasa putri ayuningtyas,panggil aja ayasa kak"ayasa tersenyum lebar,begitu juga dengan fatimah,ia sangat nyaman dengan gadis itu.Sebelum pulang mereka mampir makan terlebih dahulu di restoran favorite fatimah,dia banyak bercerita tentang kehidupannya di kairo dan suasana disana.
Sesampai di pesantren,ayasa izin kembali ke kamarnya untuk melakukan persiapan materi dan juga sebentar lagi hari mulai berganti petang.
Acara pun dimulai,diawali dengan qiroah,sambutan sambutan,penampilan setiap kelas,dan juga lainnya.
Seperti sekarang waktunya menginjak acara penyampaian materi atau pidato pada anak pesantren terpilih,salah satunya ayasa.
Ayasa naik keatas panggung dengan mengedarkan seluruh pandangannya ke sekitar aula,kemudian ia menampilkan senyum lebarnya.
Dengan jantung yang bertebaran karena gugup,ayasa mencoba menetralkan nafasnya kemudian menatap ummi yang tersenyum kearahnya seakan akan berkata untuk memberi semangat. yang telah Rasulullah SAW lakukan.Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersikap tawadhu (rendah diri) di hadapan istri-istrinya, sampai-sampai Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam membantu istri-istrinya dalam menjalankan pekerjaan rumah tangga. Padahal sehari-harinya nabi memiliki kesibukan dan mobilitas yang sangat itnggi menunaikan kewajiban menyampaikan risalah Allah Azza wa Jalla dan kesibukan mengatur kaum muslimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caraku Mencintaimu Disetiap Doa Ku
Teen FictionAyasa adalah anak pesantren yang sangat taat pada agamanya,dia tidak pernah menyukai atau melihat pandangan seorang lelaki sekalipun. Apalagi jatuh cinta? Dia hanya berusaha mencintai seseorang secara diam dalam doanya,karena ia yakin jika ia ditakd...