Turn on music: BTS - I'm Fine
"Merasa dia adalah milik kita adalah kesalahan dalam cinta."
***
"Ah sial!"
Di sepanjang perjalanan, Fauzan menggerutuh dan sesekali mengumpat kesal. Dia benar-benar kesal. Entah kenapa, dia sangat tersinggung dengan ucapan Lia tadi.
Nafas Fauzan begemuruh tidak karuan. Sesekali dia memijit pelipisnya yang terasa pusing. Dia benar-benar gelisah dengan perasaannya sendiri. Satu sisi dia tidak tega jika melihat Lia seperti tadi, terlebih saat Lia mendongakkan wajahnya menatap Fauzan dengan matanya yang basah, merah, dan bengkak. Sungguh Fauzan tidak suka melihat itu.
Di sisi lain, ada perasaan kecewa dan sakit di dadanya dengan ucapan Lia yang benar-benar meremehkannya.
Kini tanpa Fauzan sadari, dia membawa motornya melaju tetapi buka jalan kerumahnya."Ah gue jadi ga konsen."
Fauzan menepihkan motornya sejenak dan menelfon Beni untuk sekedar menginap dan menenangkan pikirannya di rumah Beni.
Namun, sayangnya ponsel Beni mati! ah ini adalah hari tersial bagi Fauzan. Dia kembali melajukan motornya dengan cepat dan penuh pelampiasan.
Pip...pip...pip
Tak kunjung ada respon dari sang pemilik rumah. Padahal sudah tiga puluh menit Fauzan membuat keributan di depan rumah Beni saat langit sudah mulai gelap.
"Maaf Beni ga ada di rumah." Tegur seseorang dari belakang Fauzan. Telingah Fauzan seakan kenal dengan suara lembut itu.
Fauzan menoleh, ah. Entah apakah Fauzan beruntung atau malah sial karena pemilik suara itu adalah Athalia jeniska.
"Fauzan?"
"Jiska!"
***
Suasana malam yang dingin dan sunyi, membuat Lia terlarut dalam lamunannya. Sejak Fauzan meninggalkan kamarnya, dia belum meninggalkan tempatnya sama sekali. Ia menyesali dan menruntuhi dirinya yang keterlaluan kepada Fauzan hanya karena melampiaskan kemarahan yang diakibatkan Adith. Padahal cowok itu sudah sabar menunggu, menemani dan menghiburnya. Dan Adith ? heh lupakan, kini pasti dia menikmati liburannya yang kini lepas dari Lia.
Perlahan-lahan air mata membasahi pipi gadis itu. Kini dia sudah sampai di titik lelahnya. Dia sudah sangat muak dengan hidupnya sekarang. Kemarin dia masih kuat karena kehadiran Fauzan yang secara tidak langsung membuatnya tidak terlalu tertekan. Tapi sekarang? akibat keegoisannya, satu-satunya kekuatan terakhir yang dia ia miliki kini pergi dengan keadaan kacau.
Maafin gue zan, gue egois? Iya gue tau. Tapi jangan ninggalin gue di keadaan sekarang. Gue butuh lo sekarang, gue butuh kakak yang selama ini lindungin gue.
-Batin LiaKini Lia semakin terisak. Tangannya yang menutup wajahnya, kini telah basah karena air mata. Dia menangisi kepergian dan pengkhianatan Adith, ia menangisi kepergian Fauzan, dan hidupnya yang serasa telah hancur total.
"Gue bego! apa lagi yang ada sekarang. Kosong! benar kata ozan, gue itu bego. Gue masih punya keluarga, impian, dan masa depan yang harus gue perjuangin..." Lia mengusap kasar air mata di sudut matanya. Kini beban yang dia tanggung semakin berat karena menyadari betapa salahnya langkah yang dia ambil terhadap sikap Adith padanya,"...tapi gue ga bisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fauzadith #Wattys2019
RomanceWaktu yang aku habiskan untuk kisah panjang ini, tidak bisa dikatakan sebentar. Tuhan membuat aku terlalu lama, dipermainkan takdir. Semua berawal disaat kisah kita berakhir. Copyright©2018 by Ufhy62