N e x t S t o r y II

37 15 0
                                    

Fauza(dith)

"Berani memulai adalah awal dari kesuksesan, tetapi berani menyelesaikan apa yang telah di mulai adalah cara untuk mewujudkan kesuksesan."

***

Hujan kini telah mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya. Tanah kini telah berlumpur karena terpahan air hujan, membuat berbagai kaki yang sedang membawa tubuh seorang laki-laki ke peristirahatan terakhirnya penuh dengan lumpur.

Terlihat wajah mereka memerah saat menatap batu nisan yang bertuliskan nama orang yang sangat mereka sayangi. Karena sebuah kecelakan yang membuat mobil beliau terjun masuk menerobos pembatas jembatan.
Kondisinya yang sangat memprihatinkan karena sekitar seminggu terapung di air.

Suasana kini mendingin, diiringi suara isakan dari keluarga dan sanak saudara.

"Papa, maafin aku!" Ucap gadis itu lirih seraya menatap batu nisan sosok hangat yang selalu Ia rindukan karena waktu bersama sangat singkat.

Heri Agra Lugrah.
Nama itulah yang terpapang di batu nisa yang kini dipeluk gadis malang itu.

Gadis itu benar-benar menyesal karena tidak bisa berada di dekat beliau di saat terakhirnya.

"Ini semua gara-gara lo!" Gadis itu terpelonjak, pasalnya seseorang tiba-tiba mendorong tubuhnya hingga menabrak seseorang.

Gadis itu menatap nanar kearah orang yang mendorongnya, namun tak lama kemudian dia terkejut melihat duplikat dirinya dengan penampilan gadis preman.

"Dasar anak tidak tau diri!" Suara itu terdengar jelas di telingahnya, pasalnya seseorang yang mengatakan hal itu berdiri tepat di belakangnya. Fauzan?

***

"Cumii!"

Suara samar itu, berhasil menarik Lia dari mimpi buruk yang hampir membunuhnya. Dengan diiringi tarikan nafas berat, Lia membuka matanya. Mengumpulkan segala kesadarannya, sembari menatap sekeliling kamarnya.

Matanya kembali tertutup, namun dia tidak tidur. Ia hanya menenangkan perasaannya dan juga merasa lega, kalau hal mengerikan yang baru saja ia lihat hanyalah mimpi.

Menit telah berganti jam, bulan pun telah berganti tahun, waktu terasa begitu singkat. Tidak terasa kini Lia sebentar lagi akan menyelesaikan pendidikan S1nya di sebuah Universitas di kota London ini.

Dalam waktu sekitar tiga tahun itu, kehidupan Lia kini telah berubah. Tidak ada lagi beban masa lalu tentang Adith, meski kini dia telah kehilangan sosok Heri, sang Ayah yang hangat karena sebuah kecelakaan mengerikan beberapa tahun lalu. Dan nihilnya, Lia tidak bisa hadir di pemakaman beliau karena urusan pendidikan.

Di balik semua peristiwa-peristiwa menyedihkan itu, kini Lia sudah mewujudkan impiannya yang sempat tertudah. Di sudah menyelesaikan buku pertamanya yang berjudul "Hate". Buku yang menceritakan pengalaman pribadi penulisnya sendiri. Baik itu tentang Adith ataupun kehidupannya sebelum putus dengan Adith. Cintanya yang dulu mati, dia pindahkan dalam setiap untaian kalimat dalam setiap lembar "Hate".

Bisa dibilang, "Hate" adalah wujud keikhlasan Lia akan masa lalunya yang cukup memberi pelajaran di masa sekarang dan mendatang. Masa lalu itu pun, yang membuat Lia seperti sekarang. Bukan hanya batinnya yang kini sukses, namun dari segi materi pun Lia sudah benar-benar sukses.

Fauzadith #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang